Happy Wedding🫂

112 17 1
                                    

Jangan lupa vote+comment and share ke temen-temennya🥰

(typo bertebaran ya bunda)

Happy reading.

"Kamu akan menjadi yang pertama disaat kamu menemukan orang yang tepat"

~MRH~

Pernikahan yang digelar di hotel bintang lima. Perempuan dengan balutan gaun pengantin adat sunda yang sedang menatap wajahnya di cermin. Sebentar lagi, ia akan lepas dari tanggung jawab orang tuanya. Ia akan menjadi milik orang lain. Dan akan memulai hidup baru, sekali seumur hidupnya.

Sedangkan disisi lain tepatnya didepan penghulu, sang pengantin pria sedang menahan gugupnya. Ini tentang masa depannya, hidupnya, dan segala yang baru tentang dia. Ia sangat takut sekarang. Bukan takut karena banyak pasang mata yang melihatnya dengan tatapan menunggu ia ucapkan ijab qabul, tapi ia sedang takut karena jika ia salah mengucapkan ijab qabul itu. Ini yang pertama kali baginya.

"Baik, bisa kita mulai sekarang?" tanya penghulu sambil mengulurkan tangannya pada pengantin pria. Arkan. Ya dia Arkan.

Arkan menatap tangan penghulu dengan ragu lalu dengan pelan ia menjabatkan tangan tersebut lalu mengangguk dengan pelan.

"Ananda Alexander Arkan Carleond binti Alm. Dimas Carleond saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Gladis Issabella Feronika binti Bagas Argentara dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang sebesar Rp. 300 juta tunai" ucap penghulu tersebut. Maap kalau salah, belum pernah nikah soalnya.

Arkan menarik nafas, lalu membuangnya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Gladis Issabella Feronika binti Bagas Argentara dengan maskawin tersebut tunai" ucap Arkan dengan sekali nafas. Ia menghela nafas lega. Akhirnya kegugupan ia terselesaikan.

Gladis yang mendengar ijab qabul yang baru saja disebutkan oleh Arkan langsung menumpahkan air matanya. Ia tidak menyangka akan menikah secepat ini. Bahkan cita-citanya belum tercapai. Pernikahan yang dilandasi dengan perjodohan dan kesalahan.

"Sayang, kita keluar yuk! Udah ditungguin tuh!" sahut bundanya sambil mengusap pelan bahu Gladis. Bahkan ia saja sudah berlinang air mata.

"Sebelum itu, bunda mau kasih tau sama kamu. Sekarang, kamu bukan tanggung jawab ayah sama bunda lagi. Kamu harus mandiri. Kamu udah jadi istri orang, udah jadi tanggung jawab suami kamu. Jaga hatinya. Maka dia akan jaga hati kamu juga. Kamu harus nurut sama suami, jangan bantah kata suami. Karna surga kamu sekarang ada ditelapak kaki suami. Layani suami kamu dengan baik. Sayangi dan cintai suami kamu seperti kamu sayang dan cinta sama Allah, ayah dan bunda" nasihat bundanya sambil tersenyum manis menahan setiap butiran air yang ingin keluar dari matanya.

Gladis tersenyum haru menatap bundanya. Ia langsung memeluk wanita paruh baya tersebut dengan erat.

"Makasih bunda. Makasih selama ini udah sayang dan rawat Gladis sampai sebesar ini. Makasih karna bunda selalu sabar ngadapin perilaku Gladis yang kadang selalu bantah kata ayah dan bunda. Maafin Gladis belum bisa bahagiain ayah sama bunda. Gladis cuman nyusahin dan bikin keluarga kita malu karna kesalahan Gladis" ucap Gladis dengan menahan air matanya, agar make up nya tidak luntur. Ia memeluk bundanya dengan erat seakan tidak ingin melepaskan.

Bunda Rika melepaskan pelukannya pada Gladis. "Heh, kamu gak boleh ngomong gitu. Kamu adalah putri bunda yang palinggggg terbaik yang Allah titipkan untuk bunda jaga. Tapi karna kelalaian bunda, kamu jadi gini sayang. Maafin bunda, tapi kamu harus percaya, apapun yang terjadi. Sebesar apapun masalah kamu, pasti ada hikmahnya. Jadi kita harus tetap bersyukur dengan cobaan yang Allah berikan" ucap bundanya sambil tersenyum.

My Random Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang