PROLOG

776 79 15
                                    

Gadis dengan gips di tangan serta perban di dahinya keluar dari mobil tersebut. Seketika gadis itu menegang melihat Anka berdiri di teras rumahnya.

"Kalau begitu saya pamit Nona."

Disel terkesiap mendengar ucapan Reno. "A-ah iya makasih." Reno membungkukan badannya lalu memasuki mobil pergi dari halaman rumah Disel.

Disel segera menghampiri Anka, entah apa yang akan di katakannya nanti karena ketauan membohonginya. "Kamu kok disini Ka?."

"Ini yang lo bilang baik baik aja?"tanya Anka dingin menatap Disel datar.

Disel menelan ludahnya kasar. "Aku gapapa Ka ini cuma masalah kecil."

"Kecil lo bilang? KALO LO KENAPA NAPA GIMANA HAH??." Disel terlonjak kaget mendengar bentakan Anka. Ini kali pertama Anka semarah ini padanya. "Kenapa lo nyembunyiin ini dari gue, lo anggep gue apa hah?."

"Temen." Disel mendongakkan kepalanya menatap lekat Anka."Lo sendiri yang bilang kita cuma temen terus kenapa masih nanya?."

Anka sontak terdiam mendengar penuturan Disel ditambah gadis itu mengubah panggilan nya.

"Stop bersikap seolah olah lo pacar gue. Stop ngasih perhatian lebih kalo lo cuma anggap hubungan kita sebates temen. GUE MUAK DIGANTUNG TERUS SAMA LO KA!!."

DEVANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang