Chapter 7

202 24 2
                                    

"Lo harus jelasin ke kita maksud omongan lo tadi!" desak Liora.

Keempat gadis itu berkumpul di depan kelas seraya meminta penjelasan dari kejadian tadi. Disel masih diam namun pandangannya tertuju pada Letta.

"Belum saatnya kalian tau. Nanti kalo udah waktunya gue kasih tau," balas Disel enteng.

"Iihh gue kan kepo Disel," rengek Liora sambil mengguncang lengan Disel."Please kasih tau gu---hmmmptt."

"Dibilangin nanti ya nanti, ngeyel banget jadi bocah," sela Melody dengan membungkam mulut cerewet Liora. Si korban pun mencoba melepaskan diri dengan mencubit tangan sahabatnya ini bertubi tubi "Sakit bege!" keluh Melody."

"Ya gue engap marpuah," protes Liora tak mau kalah.

"Udah udah berantem mulu," ujar Disel sembari memisahkan dua orang itu."Gue balik duluan. Oh ya Let hari ini tolong gantiin gue di cheers ya"

"Oke, lo hati hati. Kalo udah sampe rumah kabarin gue."

"Lo kok aneh sih Let, gak biasa nya kayak gitu?" heran Melody.

"Ya gapapa gue cuma gamau Disel celaka lagi. Luka yang ini aja belum sembuh."bohong Letta. Setelah diberitahu Daniel mengenai Disel yang diincar seseorang membuat Letta khawatir pada sahabatnya ini. Entah mengapa firasatnya tak enak pada ancaman kali ini.

"It's oke Let. Gue bakal hati hati. Yaudah gue duluan bye." Disel meninggalkan ketiga sahabatnya berjalan menuju depan gerbang sekolah.

Sesampainya di sana Disel melihat masih ada beberapa murid berdiri menunggu jemputan. Ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan mobil bodyguardnya. Saat ingin menyebrang, teriakan dari salah satu murid menghentikannya.

"DISEL AWASS!!!."

Grepp

Tiba tiba tubuhnya ditarik oleh seseorang sehingga berpindah dari tempat semula ia berdiri. Wajahnya sontak membentur dada orang tersebut.

Ctarr

Tak lama terdengar suara pecahan botol kaca yang membentur aspal. Semua orang yang menyaksikan itu seketika bernafas lega karena Disel berhasil menghindar.

"Nona tidak apa apa?."

"E-eh iya gue gapapa." Disel mendongak mendapati Reno, orang yang menariknya tadi. Dirinya mencoba fokus lalu pandangannya beralih pada kertas yang ada di antara pecahan botol. Ia mengambil kertas itu kemudian mengernyit setelah melihat isinya.

Devanca
=

"Ada apa Nona?" tanya Reno curiga akan isi kertas ditangan Disel.

Disel segera memasukan kertas tersebut ke kantong nya. "Gaada. Anterin gue ke rumah sakit!" ucap Disel mengalihkan topik.

"Baik Nona."

Mereka menaiki mobil bergegas menuju rumah sakit. Baru beberapa meter, mobil yang mereka naiki berhenti lalu masuklah satu bodyguard dengan nafas terengah-engah. "Kehilangan jejak Ren."

"Info ke yang lain mulai cek seluruh CCTV yang menyorot gedung sekolah dan mulai perketat penjagaan Nona!" perintah Reno diangguki oleh bodyguard tersebut.

Sedangkan Disel hanya diam memikirkan dalang di balik ini. Tidak mungkin rival bisnis kakeknya sampai menyeret Anka yang tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga Megantara. Dirinya juga merasa ada orang lain yang mengawasi gerak gerik nya akhir-akhir ini. Apa mungkin ini orang yang sama?. Ia harus waspada mulai sekarang, tak menutup kemungkinan orang tersebut melakukan hal nekat selain ini.

DEVANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang