Chapter 3

234 41 2
                                    

Keesokan harinya di depan gerbang SMA Pradita seorang gadis sedang mendumel tak jelas. Membujuk pak satpam pun sudah ia lakukan tapi nihil dirinya tak diperbolehkan masuk.

"Pak biarin saya masuk ya,cuma telat dua menit loh pak."

"Gak bisa mbak Disel nanti saya dimarahi sama Osis kalo ngijinin mbak Disel masuk."

Ya gadis itu Disel. Dirinya bangun kesiangan ditambah kemacetan yang panjang membuat dirinya terlambat. Disel berjalan menuju tembok samping sekolah yang sering digunakan murid untuk membolos. Ia nekat memanjat tembok itu demi lolos dari hukuman.

"Tinggi banget,kalo gue nyungsep gimana coba??" keluh Disel sesampainya di atas.

Saat ingin meloncat ia dikejutkan oleh suara yang familiar di telinganya. "Ngapain diatas?." Disel langsung menengok ke sumber suara, orang ini lah yang paling Disel hindari.

"Hehe lagi liat pemandangan Dan kalo dari atas kan keliatan semua."

Pake ketauan segala sih

"Turun!!. Ikut gue ke lapangan," perintah Daniel kemudian beranjak dari sana.

"Eh Dan Dan bantuin gue turun," teriak Disel sambil nyengir tanpa dosa.

Setelah adegan kepergok tadi berakhirlah Disel di lapangan hormat menghadap bendera bersama murid lainnya. Tangannya sudah pegal apalagi hari ini cuaca sedang terik membuat Disel tak henti henti nya menggerutu dalam hati.

"Hukuman selesai silahkan kalian kembali ke kelas. Jangan diulangi lagi kejadian seperti ini."

Disel memegangi lututnya lelah, dirinya juga belum sarapan tadi pagi.
"Gila, punya ketos satu sadis nya minta ampun". Begitu lah sifat Daniel jika menyangkut tentang Osis, menghukum tak pandang bulu walau teman nya sekalipun. Kemudian ia melihat dua pasang sepatu berhenti di sisi kanan dan kirinya. "Minum."

Disel mendongak mendapati dua orang cowok mengulurkan minuman ke arahnya. Karena tak mau ada keributan Disel menerima minuman dari keduanya. "Makasih."

"Gak usah pegang pegang!" sergah Anka kepada Vian yang hendak mengelus kepala Disel.

"Emang lo siapa nya ngelarang gue?" tanya Vian sambil tersenyum remeh.

Disel menghela nafasnya."Kalian bisa gak sih gak usah ribut. Damai gitu loh," ucap Disel lalu mendorong keduanya pergi. "Sana balik ke kelas!."

Setelah memisahkan dua cowok tadi Disel beranjak menuju kelas. Niat hati ingin bersantai namun kejutan tak terduga datang ,kelasnya ada ulangan dadakan.

Oke tenang gapapa tapi ya lo mikir lah ......


***

"Hai gaaiiiiiissss hari ini gue mau obral cogan ,ciwi ciwi mari merapat. Barang nya mah jelas ganteng, mulus,dijamin kuat. Yok yang minat chat aja oke. Anda senang saya apalagi," celetuk Jeva sambil mengarahkan kamera ponsel nya ke Leo.

PLAK

"Enteng banget tuh mulut main obral obral aja," sahut Leo sembari memukul Jeva dengan buku.

"BANGSAT!! bibir seksoy gue. Senjata gue ini main gampar aja." sontak seisi kelas tertawa melihat tingkah Jeva dan Leo.

"Emang lo pake buat apa tuh mulut?."

"Ya buat makan lah apalagi? Hayo lo mikir apaan Le, astagfirullah lele sudah tak suci lagi. Jangan jangan lo udah per--"

PLAK

DEVANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang