Chapter 17

62 8 0
                                    

Bugh

Brakk

Di sebuah bangunan tua seorang remaja dihajar habis habisan oleh beberapa bodyguard dengan jumlah yang tak seimbang.

Lima lawan satu.

Bugh

Uhuk uhuk

"Sudah ku bilang jangan pernah ganggu rencana ku Vian." Pria paruh baya berjalan dari arah pintu dengan langkah akuhnya.

"Kau melanggar perjanjian pak tua." ucap Vian dengan emosi tertahan.

Tawa pria itu seketika meledak seakan hal yang diucapkan Vian adalah sebuah lelucon.

"Kau gagal merebut hati gadis itu Vian. Dan sekarang Anka mendapat kebahagiaannya. Artinya, aku bebas melenyapkan kebahagian Anka termasuk menyingkirkan gadis itu."

"DASAR IBLIS!!" teriak Vian lantang.

"Ya kau benar. Aku akan menjadi iblis untuk mendapatkan apa yang aku mau. Jika kau masih ingin nyawa gadis itu selamat maka singkirkan dia dari hidup Anka."

Pria itu melangkah meninggalkan Vian, namun baru beberapa langkah pria itu kembali bersuara.

"Kau dibawah kendali ku Vian. Jika kau berontak tak hanya nyawamu yang terancam tapi orang yang kau lindungi juga akan habis di tangan ku."

Satu persatu bodyguard tadi keluar mengikuti tuannya. Tersisalah Vian dengan semua amarah yang terkumpul di hatinya.

"ARGHHH BANGSAT!!"

"Gue akan jadi penghalang rencana lo pak tua sialan."

"Gue bakal lindungin lo Sel. Seengaaknya ini bisa ngurangin rasa bersalah gue."

***

Di sore hari yang mendung Anka sudah rapi lengkap dengan bucket bunga mawar ditangannya. Berjalan melewati beberapa gundukan tanah hingga sampailah ia di makam dengan nisan yang bertuliskan.

Shifa Daeva Paramita
10 Maret 2004
28 April 2020 

"Assalamualaikum, Shif." ucap Anka lalu menaruh bucket bunga yang ia bawa tadi. Ia menatap sendu nisan dihadapannya dan mulai membuka suara.

"Gak kerasa udah setahun aja lo ninggalin kita. Maaf gue gak bisa nyelamatin lo. Gue gak guna banget ya jadi sahabat." kekeh Anka di akhir kalimatnya.

"Sekarang gue udah punya pacar. Dia cantik sama kayak lo. Lo dulu pengen banget kan gue punya pacar dan keinginan lo terwujud Shif. Tapi sayangnya dia juga diincer sama iblis itu. Orang yang sama yang ngebuat lo pergi.

"Gue takut kehilangan lagi. Apa semesta gak ngijinin gue bahagia Shif? Kehilangan lo udah cukup buat gue menderita dan gue gak mau itu keulang. Lo doain ya dari atas sana semoga gue bisa jagain dia. Dan semoga gue gak jadi alesan dia pergi sama kayak lo. "

Anka mengeluarkan keluh kesahnya di depan makam sahabatnya ini. Sudah setahun ini ia rutin mengunjungi makam Shifa tiap bulannya. Tidak ada yang tau hubungan Anka dan Shifa kecuali para sahabatnya bahkan Disel sekalipun.

Langit menunjukkan tanda tanda hujan akan turun. Anka memilih beranjak sebelum dirinya terjebak disana.

"Udah mau hujan, gue balik ya Shif. Lo yang tenang disana gue sama yang lain selalu doain lo. Gue pamit Wassalamualaikum."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEVANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang