III

692 103 9
                                    

Jeno menidurkan Ji-Sung dengan pelan ke atas tidur.
Ya,setelah menangis habis-habisan tadi,tiba-tiba Ji-Sung pingsan di pelukan Ibu Jeno.

Jeno menatap wajah terlelap Istrinya itu,bisa ia lihat wajah yang memerah sembab dengan bekas air mata di pipinya.dan itu menunjukkan bahwa betapa banyaknya sakit yang di pendam oleh Gadis dari keluarga Park ini.

Jeno mengelus pelan pipi itu,dia bergumam pelan.

"Kenapa Kau menyiksa dirimu sendiri?,jangan tangisi sesuatu yang menyakiti mu sendiri,Jisung-ie."

Ibu dan Ayah Jeno masih disana,mereka menatap kedua pasangan baru itu.

Ibu Jeno memanggil putranya,"Jeno-ya,bisa kita berbicara sebentar."

Jeno menoleh kepada sang Ibu,ia mengangguk.mereka bertiga keluar dari kamar Ji-Sung,membiarkan gadis itu untuk beristirahat.
Sampai di ruang tamu,Ibu Jeno berbalik menghadap sang putra.

"Jeno,berjanjilah kepada Ibu bahwa Kau akan menjaga dan membahagiakan Ji-Sung."terang Ibu kepada Putra semata wayangnya itu.
Ibu Jeno sangat prihatin dengan Ji-Sung,gadis muda itu bahkan harus merasakan kesialan tersebut.

"Tanpa Ibu suruh pun Aku akan membahagiakan dia karena Ji-Sung adalah Istriku dan tanggung jawabku."Jelas Jeno.

"Apa Kau mencintainya,Jeno-ya?."tanya sang Ayah.

Jeno terdiam pelan,sebelum bayangan wajah seseorang yang datang hinggap membuat lengkungan senyuman manis hinggap di wajahnya.

"Ya,Aku mulai mencintai nya."

🍂🍂🍂

Ji-Sung bangun dari pingsannya,ia menyandarkan dirinya ke kepala ranjang.

Cklek.

"Oh?,Kau sudah bangun ternyata."Ji-Sung menatap dalam diam ketika Jeno datang sambil membawa nampan berisi makanan.

"Ini Aku membawakan makanan,karena waktu makan siang sudah datang,sebaiknya Kau makan."Jelas Jeno.

Ji-Sung menatap Jeno,"Kau tidak bekerja?."tanya Ji-Sung dengan suara seraknya entah mungkin karena dia tadi menangis lalu pingsan.

"Tidak jadi,Aku membatalkan nya."Ucap Jeno yang mengambil piring yang berisi nasi dan lauk pauk.

"Kenapa?,Apa karena Aku?."tanya Ji-Sung.

Jeno menggeleng sambil tersenyum,"tidak,Aku hanya pulang ketika Aku tahu istri ku jatuh pingsan."

Ji-Sung diam,ia mengambil piring yang di pegang oleh Jeno.
"Berikan,Aku akan memakannya."

"Apa Kau masih pusing?."tanya Jeno.

"Aku hanya pingsan bukan pusing."Jelas Ji-Sung sambil memakan makanannya.

Jeno mengangguk,setelah itu tidak bertanya lagi.Dia sibuk menatap Ji-Sung yang lahap makan.
Jeno tersenyum melihat pipi itu membesar ketika penuh dengan makanan yang di kunyah.

Imut nya(^‿^)...

Ji-Sung yang di tatap seperti itu dengan susah bertanya karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Kenapa menatapku seperti itu?."ucapnya dengan mulut penuh dengan makanan.
Jeno dengan mudah nya malah berkata yang membuat Ji-Sung tersedak.

Closing Of DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang