IV

613 102 19
                                    

Jisung menatap hamburan pantai di depannya,dia tersenyum sambil menutup kedua matanya dan merentangkan kedua tangan merasa angin pantai dan bunyi ombak serta burung.

Jisung bahagia, setidak nya saat ini ia merasakan ketenangan.Ya,setidaknya sebelum nanti ia harus menghadapi sesuatu yang besar nanti nya.

"Ah!,rasanya benar-benar tenang bisa kesini."

Jeno berjalan mendekat dan berdiri di samping Jisung,"begitu kah?."

Jisung mengangguk,ia membuka matanya dan menoleh kepada Jeno sambil tersenyum ia berucap.

"Terimakasih,maaf karena Aku Kau harus berkorban menikah dengan ku yang merupakan orang asing bagimu."

Sakit rasanya ketika mendengar nya,tapi Jeno hanya tersenyum tipis untuk menutupi nya.

Jisung kembali sibuk menatap hamparan lautan tersebut.begitu juga Jeno yang menatap Jisung.

"Jisung,Kau mau makan siang?."tanya Jeno tiba-tiba.

Jisung bergumam pelan menatap kepada Jeno kembali,"kemana?."

Jeno tersenyum tipis,"Ayo!."

Lalu dengan tiba-tiba tangan Jeno menggenggam tangan mungil Jisung,menariknya pelan untuk mengikuti dirinya.
Jisung sedikit bingung tapi dia tidak mau berbicara seperti membiarkan Jeno menggenggam tangannya.
Jeno berjalan di depan sambil menggenggam tangan Jisung, sementara Jisung di belakang mengikuti tiap langkah dari Pria yang sudah berkepala tiga itu.

Mereka tiba di salah satu restoran yang bergaya ala-ala pantai sekali.
Jeno dan Jisung duduk di salah satu meja yang ada disana,Jeno memanggil salah satu pelayan lalu memesan makanan mereka,mengisi perut mereka dengan berbagai macam makanan disana.

Setelah selesai mereka kembali berjalan-jalan di tepi pantai,Jisung berjalan pelan dengan Jeno yang di belakang yang sudah membawa kamera karena sebelum kesini Jeno mengambil kamera terlebih dahulu,bukan apa Jeno sedikit suka dengan photography,mungkin dia tidak sejago Jaemin.tapi,Jeno lumayan ahli dalam mengambil gambar.

Jisung sibuk berjalan hingga sebuah bola menghampiri nya,Jisung berhenti begitu juga dengan Jeno.

Jisung mengambil bola tersebut,lalu sebuah pekikan dari seorang anak kecil yang jatuh.

"BOLA KU!!."Jisung tersenyum tipis,mengambil bola tersebut sebelum berjalan ke arah anak kecil yang terjatuh dan berusaha untuk bangun itu.

"Kau tidak apa-apa?,ini bola mu."Jisung membantu anak itu berdiri dan membersihkan pakaian nya yang terkena pasir.

"Terimakasih Kakak."Ucap Anak kecil itu dengan ceria.

'tampan dan sangat manis'

Jeno ada disana,ia mengambil foto Jisung dengan anak laki-laki itu, tersenyum tipis melihat hasil jepretan nya sebelum melangkah mendekat.

"Kau sedang apa bermain sendirian disini,dimana orang tua mu?."tanya Jisung,karena dia tidak menemukan orang tua anak laki-laki itu.

"Oh,itu.Ayah dan Ibuku sedang pergi ke kedai dekat sini,mungkin akan kembali—ITU MEREKA!.AYAH!,IBU!."

Lalu bisa Jisung dan Jeno lihat pasangan muda yang mungkin umurnya tak beda jauh dengan Jisung maupun Jeno.

"Astaga Rowoon-ah,Mama mencari mu kemana-mana,padahal Mama menyuruhmu untuk tidak main dekat ombak sebelum Mama dan Papa kembali.dasar!."

"Sudah lah Sayang,mungkin Rowoon sudah tak sabar ingin main."

"Maaf Mama,tapi Owon di temeni oleh sepasang kekasih oleh kakak-kakak ini."ucap Rowoon polos kepada kedua orang tuanya.

Lalu pusat pasangan itu pun beralih kepada Jisung dan Jeno.
Jisung pun yang memulai untuk menyapa dengan sopan kedua suami-istri itu.
"Salam Nyonya dan Tuan,Aku Lee Jisung,dan dia Suami ku Jeno."di saat Jisung mengenalkan Jeno dengan sebutan suami kepada mereka berdua membuat ada rasa bahagia yang melingkupi seluruh hati Jeno.
Rasanya ia tidak dapat tersenyum dan membalas dengan hangat kepada pasutri itu.

"Salam untuk kalian juga,apa kalian sedang berbulan madu?."tanya Ibu dari anak kecil itu.

Tiba-tiba semburat merah di wajah mereka berdua, membuat pasutri itu terkekeh.mungkin saja mereka baru menikah dan ingin melakukan bulan madu.

"Haha,astaga,sepertinya tebakan ku benar—Oh!,Ya Ampun!.Aku belum mengenalkan diriku!."Ucap Ibu anak itu heboh.

"Perkenalkan nama ku Junkyu dan dia suamiku."

"Watanabe Haruto."tersenyum tipis kepada Jisung dan Jeno.

"Nama Ku Rowoon!."tiba-tiba anak pasutri itu berbicara mengenalkan dirinya sendiri,mereka berempat tertawa melihat nya.

"Baiklah, sepertinya kami menganggu bulan madu kalian."

Jisung menggeleng keras,"ah!,tidak sama sekali,Nyonya."

Junkyu mencebik pelan,"ck,apa Aku setua itu hingga di panggil Nyonya?,panggil Aku Unnie,ne?."

"Ah,Ya.Junkyu Unnie."ucap Jisung pelan.

Junkyu tersenyum puas,ia beralih menatap kepada sang suami.
"Sayang,Kita pergi yuk,Aku tidak mau menganggu pengantin baru disini."Ucapnya manja.

Haruto tersenyum tipis,ia elus kepala Istri nya sayang."Apapun untuk mu,apalagi Kau sedang mengandung."

Jisung dan Jeno kompak terkejut tapi mereka langsung menetralkan ekspresi mereka dan tersenyum tulus.

"Selamat untuk kalian berdua."

"Kami ikut bahagia mendengar nya,Rowoon-ah,Kau akan menjadi kakak."Jisung menatap kepada Rowoon,bocah kecil itu.sedangkan Rowoon yang di beritahu hanya mengedikkan matanya tanda tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan.

"Adik?,apa itu adik?."tanyanya polos.

Mereka tertawa pelan sebelum Haruto menjawab nya,"Seperti Naeun Noona yang punya adik Gunho,Rowoon-ah."

"Benarkah?!,Yeay!!,Owon nanti punya temen kayak Naeun Noona!."

Mereka tertawa pelan melihat pekikan kebahagiaan dari bocah yang berumur 6 tahun itu.

"Kalau begitu Owon pergi dulu ya,Mama-Papa Ayo kita pergi beli jajanan,Owon lapar!."Ucap Rowoon lagi kepada Orangtuanya.

Haruto menyahut,"iya-iya sayang,sabar.Ah,Kami mau pergi dulu."

"Bersenang-senanglah,nikmati bulan madu kalian.sampai jumpa."

Jeno dan Jisung kompak menyahut."Ne,sampai jumpa."

Lalu keluarga kecil itu berjalan menjauh dari sana, Jisung menatap mereka dengan senyuman tapi matanya terlihat sendu, apalagi melihat Rowoon yang berada di tengah-tengah kedua orangtuanya sambil berpegangan tangan.Jisung jadi ingat masalalu,dan bahkan Jisung juga berharap ia akan mendapatkan keluarga kecil yang di penuhi dengan cinta dan kebahagiaan.

Jeno juga,ia berharap bisa menjadi seorang Ayah,tapi—apa bisa?.

Dia tidak yakin,Jeno tidak yakin bisa.
Apalagi pernikahan bersama Jisung tidak berdasarkan cinta,Pernikahan yang di adakan secara terpaksa oleh keadaan.
Meski Jeno sudah mulai memiliki rasa kepada Jisung,lalu bagaimana dengan Jisung?,tentu saja Jisung masih dan tetap mencintai Jaemin.

Tidak mungkin semudah itu untuk melupakan cinta pertama dan mereka sudah menjalani hubungan,meski pada akhirnya kandas dengan cara yang menyakitkan,bagi Jisung maupun Jaemin.

Jeno ingin,dia ingin mengantikan posisi Jaemin di hati Jisung.
Jeno ingin Jisung bisa membuka sedikit hatinya kepada dirinya.
Biarkan Jeno masuk sedikit saja,meski di dalam hati kecil Jisung terdapat nama Jaemin disana.
Biarkan Jeno perlahan masuk dan berjuang untuk sepenuhnya menguasai hati Jisung.

TBC

Closing Of DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang