Chapter 2

6 3 0
                                    

Happy Reading ❤️

"Assalamualaikum"ucap mentari saat memasuki rumah.

"Waalaikumsalam"jawab seorang anak perempuan berusia tujuh tahun.

"Mama mana Sya kok gak keliatan?"tanya Mentari.

Matanya meneliti setiap sudut rumah dan tidak menemukan seseorang yang ia cari.

"Di dapur lagi masak"jawab Tasya adik mentari.

"Yaudah Kaka ke kamar dulu"

"Iya"jawabnya singkat. Matanya tak lepas dari buku dihadapannya. Tangannya bergerak tengah menulis sesuatu.

Cklett

Pintu terbuka menampilkan sebuah ruangan didominasi warna abu-abu. Wangi lemon mengeruak diindra penciumannya. Wangi yang begitu menenangkan.

Mentari menghempaskan tubuhnya di kasur Queen size-nya.

Tubuhnya sungguh lelah setelah seharian bergelut dengan pelajaran yang begitu memusingkan.
Matanya terpejam guna menetralisir sakit di kepalanya.

Drttt drttt drttt

Dering telepon terdengar dari ponselnya. Ia meraba tempat tidur guna mencari benda pipih tersebut.

Setelah mendapatkan apa yang dicari. Mentari menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih tersebut didaun telinganya.

"Hallo"

"Lo dimana Tar kita dah pada dirumah senja nih"terdengar suara cempreng dari sebrang sana.

"Gue masih dirumah. Bentar lagi gue kesana mau mandi dulu"jawab Tari dengan mata yang masih terpejam.

"Yaudah cepetan gak pake lama"

"Iya ihhh bawel banget"gerutunya kesal. Lalu memutuskan panggilan tersebut secara sepihak.

Mentari beranjak dari posisinya lalu berjalan menuju kamar mandi guna menyegarkan tubuhnya.

Hanya butuh waktu 15menit untuk mentari bersiap. Kini ia telah siap dengan baju kaos dan celana jeans hitamnya.

Terlihat diruang tengah sang Mama tengah duduk dengan Tasya sang adik.

"Mau kemana lagi kak?"tanya Mama.

"Mau kerumah Senja Mah mau main"

"Oh yaudah jangan terlalu malem pulangnya. Hati-hati bawa motornya"beritahu sang Mama.

"Iya Mah. Yaudah aku pergi yah Assalamualaikum"ucapnya lalu menyalami tangan sang Mama.

"Iya waalaikumsalam"

*****

Ditempat lain Angkasa duduk termenung dibalkon rumahnya. Tatapannya menatap langit biru.

Helaan nafas terakhir begitu gusar. Otaknya tak bisa berhenti untuk tidak memikirkan semua kejadian di masa lalu. Semua yang ia sayangi pergi meninggalkannya sendiri.

Cklett

Terdengar pintu terbuka. Tanpa melihat pun Angkasa tau siapa yang masuk. Karena hanya Ayahnya dan Benua sahabatnya yang berani masuk kekamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ada apa?"tanya Angkasa.

"Gak ada apa-apa gue cuma mau ngajak lo Maen aja"ajaknya.

"Gak"jawab Angkasa singkat.

Helaan nafas terdengar frustasi "ayo dong Ang jangan gini terus Lo harus bangkit. Lo gak akan selamanya kaya gini kan?"

Tak ada jawaban dari Angkasa. Membuat Benua bingung harus dengan cara apalagi ia merubah Angkasa.

IMAJINASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang