Chapter 6

7 2 0
                                    

Typo bertebaran gays!
Dimaklum aja yah masih belajar soalnya hhe😁🙏

Happy Reading ❤️

Dipinggir pantai menikmati semilir angin, dengan pemandangan langit senja berwarna jingga serta suara ombak yang saling bersahutan menabrak batu karang menambah kesan nyaman pada siapapun penikmatnya.

Seorang cowo dengan jaket hitam duduk diatas pasir putih menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Pandangannya menatap laut yang terbentang luas dihadapan. Hingga getaran pada ponselnya membuat atensinya beralih memandang benda pipih tersebut.

Drttt drttt drttt

Nama Benua terpampang jelas dilayar ponselnya. Dengan malas dia menggeser tombol hijau. Terdengar suara benua yang menanyainya dengan berbagai pertanyaan.

"Angkasa lo dimana? Kenapa panggilan gue baru diangkat? Bokap lo nyariin. Buruan balik!"

Angkasa hanya mendengus mendengar pertanyaan beruntun dari Benua.

Tut

Angkasa mematikan sambungan telepon secara sepihak dan beranjak dari tempatnya menuju motornya yang terparkir tak jauh dari tempatnya.

Pergi mengendarai motor dengan kecepatan diatas rata rata.

Dan kini dia telah sampai didepan Sebuah rumah besar bercat putih. Angkasa memasuki rumah dengan langkah gontai.

"Angkasa habis darimana kamu?"sebuah pertanyaan yang membuat langkah angkasa terhenti.

"Bukan urusan papa"jawab Angkasa lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti menuju kamarnya dilantai dua.

"ANGKASA PAPA BELUM SELSAI BICARA"teriakan papa yang hanya dianggap angin lalu oleh Angkasa.

Menghempaskan tubuhnya diatas kasur lalu menatap langit langit kamar. Tubuhnya lelah ia butuh istirahat barang hanya sebentar. Matanya mulai terpejam dan terlelap kealam bawah sadarnya.

*****

Senin adalah hari yang paling tidak disukai oleh setia pelajar. Alasannya karena mereka harus mengikuti upacara bendera dan jauh dari hari libur.

Dan kini  dilapangan SMA Bima Sakti sudah dipenuhi oleh siswa siswi yang akan mengikuti upacara bendera.
Semua berbaris rapi. Namun tidak dengan kelas XI IPS 2 yang hari ini menjadi petugas upacara.

"Woy ini si Ferdi kemana? upacara udah mau mulai"senja bertanya kepada teman-temannya. Saat ini senja bertugas sebagai MC.

Mentari berdecak kesal "Ck, Si Ferdi belum dateng. Terus ini gimana? Siapa yang mau gantiin si Ferdi buat jadi pemimpin"

"Sal lo aja yang gantiin si Ferdi yah. Buruan"suruh Mentari pada teman sekelasnya yang bernama Faisal.

"Gak lah. Kagak mau gue"jawabnya.

"Terus ini jadinya siapa?"senja bertanya lagi.

Tiba tiba dari arah belakang seorang lelaki bersuara "Gue aja"ucapnya santai.

"Beneran?"mentari memastikan.

"Iya. Daripada kelas kita dihukum"

"Oke. Fajar Sekarang lo berdiri di samping senja. Ja ayo mulai"pinta mentari.

Ya. Lelaki itu Fajar yang kini tersenyum senang lalu berdiri dengan posisi siap disamping senja.

IMAJINASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang