Typo bertebaran!!
Happy Reading ❤️
*****
Bel pulang berbunyi nyaring disepenjuru sekolah yang mana membuat semua murid yang tengah belajar bersorak gembira.
Bagaimana tidak, suara bel pulang adalah suara paling merdu setelah suara bel istirahat. Yang mana mereka akan segera terbebas dari jeratan rumus dan tugas.
"Ck gue ngak habis pikir kenapa setiap masuk kelas Bu Sukma suka marah-marah"Mentari berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
"Kaya gak tau aja sih lo Tar, Bu Sukma kan kalo sehari aja gak marah mulutnya pasti gatel"sahut Jingga.
"Kalo sehari aja Bu Sukma nggak marah-marah sujud syukur gue"ucap Mentari lalu beranjak dari kursinya berjalan keluar kelas.
Namun baru saja beberapa langkah Mentari berbalik dan menoleh kepada Senja yang masih duduk cantik dikursinya.
Lalu tatapannya beralih kepada Fajar yang baru saja akan beranjak dari duduknya. Senyumnya mengembang memikirkan sebuah ide yang tiba-tiba melintas di kepalanya.
"Fajar gue minta tolong Lo anterin Senja pilang yah, soalnya gue ada urusan dulu"pinta Mentari.
Sedangkan Fajar hanya diam mengerutkan keningnya bingung.
Mentari yang mengerti kebingungan Fajar pun hanya tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Dan lo Ja, hari ini lo pulang bareng Fajar fiks no debat"ucap Mentari tak terbantahkan.
"Loh kok gitu sih Tar, tadi kan lo bilang balik bareng gue"ucapnya. "Lagipula lo mau pulang naek apaan lo kan gak bawa motor?"lanjutnya.
"Tenang nanti gue bisa minta jemput bokap atau nggak gue bisa naik ojek. Udah buruan sana pulang"jelas Mentari. "Oh iya dan buat lo Jar anterin Senja sampe rumah tanpa lecet sedikitpun"
Fajar hanya tersenyum lalu mengangguk.
"Yaudah kalo gitu gue duluan bye"ucap Mentari lalu pergi meninggalkan kelas.
Sedangkan Senja dan yang masih berada di kelas hanya diam sampai suara Langit memecahkan keheningan tersebut.
"Oyy kok pada diem yuk buruan balik"
*****
Saat tengah berjalan di koridor Mentari merasakan ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.
Fajar
Thanks TarAnda
Iya Semangat!! Smg brhsil
Setelah membalas pesan dari Fajar Mentari kembali memasukan ponselnya kembali kedalam saku dan berjalan menuju halte yang tak jauh dari sekolah SMA Bima Sakti untuk mencari kendaraan umum.Setengah jam berlalu dan Mentari masih duduk di bangku halte untuk menunggu kendaraan lewat namun tak ada satupun kendaraan umum yang melintas. Langit yang tadinya cerah pun kini berubah gelap menandakan akan turun hujan.
Mentari bingung. Mau minta jemput atau pesan ojek pun tak bisa karena ponselnya mati sekitar beberapa menit yang lalu. Jadi tidak ada cara lain selain ia harus pulang dengan berjalan kaki.
Baru saja Mentari berjalan beberapa langkah, sebuah motor sport berwarna hitam berhenti tepat disampingnya membuat Mentari menghentikan langkahnya dan melihat siapa si pengendara motor tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAJINASI
Teen FictionSMA masa penuh warna. Diiringi canda tawa. Lika liku kisah cinta. Disatukan oleh masa. Dan dipisahkan pada saatnya. Bagai pelangi setelah hujan itulah persahabatan. Saling rangkul disaat terluka dan tertawa ketika bahagia. Kekonyolan yang tercipta...