Typo bertebaran gays
Happy Reading ❤️
Minggu pagi yang cerah untuk mengawali hari. Namun tidak untuk seorang Mentari yang kini masih bergelut dengan dunia mimpi dibawah gulungan selimut berwarna navy.
Cahaya matahari masuk melewati celah gordeng yang terbuka. Mengusik tidur nyenyaknya.
"Enghhhh..."meregangkan otot yang kaku dengan mata yang masih menyesuaikan cahaya yang menembus retina matanya.
"TARI BANGUN UDAH SIANG. SINI BANTUIN MAMA"teriakan menggelar sang Mama membuatnya beranjak dari tempat tidurnya.
"IYA MAH"
Dengan langkah gontai Mentari keluar dari kamar dan menghampiri sang Mama yang tengah bergelut dengan beberapa alat masak didapur.
"Ada apa mah?"
"Ini tolong beliin gula sama minyak kewarung"mama menyerahkan uang.
"Aku belum mandi mah. Lagi pula biasanya suka nyuruh si Tasya. Kenapa sekarang jadi aku sih?"gerutunya. Namun tak urung mengambil uang ditangan sang Mama.
"Ya kamu sih anak perawan bukannya bangun pagi ini malah siang"cerocos sang Mama. "Lagian si Tasya gak ada pergi kerumah Shila"lanjutnya.
"Huh yaudah"
Berjalan gontai dengan hanya mengenakan piyama berwarna biru dan sendal jepit.
"Bu beli gula sama minyak"ucapnya saat sampai di warung.
"Oh iya neng"jawabnya lalu mengambil pesanan Mentari. "Ini neng. Semuanya jadi dua puluh ribu"
"Iya Bu ini uangnya. Makasih ya saya permisi"
Berjalan pulang dengan tangan yang memegang plastik berisi belanjaan sang Mama.
Bersenandung kecil dan sesekali terkekeh."TARI"
Satu teriakan dari arah belakang membuat Mentari menghentikan langkahnya dan berbalik melihat siapa yang memanggilnya.
"Abis darimana Tar?"tanyanya dengan nafas terengah-engah karena berlari saat menghampiri Mentari.
"Dari warung. Lo sendiri darimana?"
"Olahraga dong sekalian pacaran, emangnya lo rebahan Mulu"jawabnya sombong.
Memutar matanya "Sombong banget Lo by, mentang mentang udah punya pacar"
"Ya iyalah Ruby gitu loh"jawabnya sambil terkekeh.
Ya. Orang yang meneriaki nama Mentari itu tak lain dan tak bukan adalah Ruby. Tetangga sekaligus sahabatnya Mentari dan Senja.
Ruby berhenti lalu menepuk jidatnya "Oh iya sampe lupa gue".
Mentari hanya meliriknya sekilas. Dengan alis yang terangkat seolah bertanya 'apa'
"Tar gue mau nanya, cowo yang semalem anterin lo pulang siapa?"tanyanya penasaran.
"Gak tau gak kenal"jawabnya singkat.
Karena memang pada dasarnya Mentari tidak mengenal cowo itu. Semalam dia lupa untuk menanyakan nama cowo itu.
"Masa Lo gak kenal semalem kan dia anterin lo?"
"Gue gak tau By semalem dia nolongin gue pas waktu mau dijahatin sama preman"jelasnya.
Ruby melotot dan berteriak heboh.
"HAH apa Lo dijahatin sama preman. Terus sekarang lo gak papa kan?"Ruby mengecek seluruh tubuh Mentari dengan memutar mutarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAJINASI
Teen FictionSMA masa penuh warna. Diiringi canda tawa. Lika liku kisah cinta. Disatukan oleh masa. Dan dipisahkan pada saatnya. Bagai pelangi setelah hujan itulah persahabatan. Saling rangkul disaat terluka dan tertawa ketika bahagia. Kekonyolan yang tercipta...