Delapan

7.9K 1.4K 293
                                    

Patih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Patih

Misi ketiga Krisan Putih, kediaman Harsadi Pangestu, Bintaro sektor 7, Tangerang Selatan.

Hari Sabtu, 14 September 2019, pukul 09.15 WIB

Berkali-kali, strategi misi ketiga ini mengalami perubahan pada bagian rencana. Setelah mengirim Zain dan Pras selama dua hari berturut-turut untuk mengawasi rumah Harsadi, akhirnya kita mendapatkan info bahwa bertepatan dengan hari sabtu, 14 September 2019, Harsadi menyewa jasa teknisi AC untuk memperbaiki alat pendingin di ruang kerjanya.

Garis bawahi, ruang kerjanya.

Yang mana ini akan menjadi kesempatan besar bagi operasi Krisan Putih.

Penyidikan kasus kebakaran di Kejagung mulai menemui titik terang. Maksudnya, titik terang disini adalah untuk konsumsi masyarakat banyak. Kejaksaan menetapkan bahwa kejadian ini disebabkan oleh bocornya tabung gas di dapur karyawan. Seperti pada kematian Amir Zakariya, kasus sengaja ditutupi terlebih dahulu sebelum nanti dijadikan kartu.

Hari ini Dimas dan Cahaya akan menjadi aktor utama dari misi ini. Mereka berdua akan menyamar sebagai dua orang teknisi AC yang beberapa hari lalu sudah dipanggil oleh Harsadi. Katanya Dimas memang punya sedikit keahlian di bidang elektronik, kalau Cahaya sih jelas dibutuhkan untuk mencari barang bukti yang Krisan Putih incar.

Tim yang lain menunggu di mobil, termasuk gue yang bertugas untuk memonitor. Sedangkan Niko, dia tetap stay di markas sambil menunggu adanya transfer data dari komputer Harsadi. Kalau Pras hari ini ikut ke pengamanan presiden sehingga tidak bergabung dengan misi. Dimas dan Cahaya sudah masuk sejak lima menit lalu. Dari micro camera yang dibawa oleh Cahaya, gue bisa melihat kalau dua orang itu sedang berbicara dengan petugas keamanan.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka dibawa masuk juga ke dalam. Interior rumah Harsadi benar-benar mewah, banyak sekali barang antik yang menjadi pajangan didalamnya. Ruang kerjanya terbilang sederhana, bahkan nyaris tidak ada barang yang kelihatan penting kecuali tiga deret rak buku yang berisikan semua koleksinya.

Keamanan rumahnya luar biasa ketat, bahkan petugas keamanan itu tidak meninggalkan ruangan dan terus mengawasi Dimas serta Cahaya sehingga menghambat jalannya operasi. Sejak tadi Dimas sama Cahaya juga cuma ngobrol layaknya teknisi AC beneran yang abis kesel karena client sebelumnya jutek parah. Tapi dari obrolan keduanya, gue bisa menangkap pesan bahwa pergerakan mereka sedang sangat terbatas.

"Mas, kayaknya Bang Dimas sama Mbak Cahaya gak bakalan dapet apa-apa kalo terus diawasi gini." Kata Zain yang sejak tadi gregetan karena tim gak bisa bergerak.

Gue terdiam, lalu menyalakan alat komunikasi untuk berbicara pada Cahaya. "Ya, kira-kira kamu butuh berapa lama buat geledah kantor Harsadi?"

"Wah, Bud, nanti sebelum ke kantor kita jajan kelapa muda dulu lah lima menit mah."

KRISAN PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang