Hai ... selamat hari Minggu semuanya. Kaum rebahan, kaum olah raga –olga 10 menit, foto-fotonya 1 jam, lanjut makan buryam 2 mangkok-, kaum beres-beres rumah ... dan halo kamu yang lagi isolasi mandiri, semoga semuanya sehat ya ...
*ini bukan bagian dari cerita ya, asli author note aja chapter ini. Boleh skip, tapi nanti ketinggalan berita :p
Aku mau cerita dikit, boleh ya?
Mau cerita tentang alasanku kenapa sampai sekarang nggak terbit-terbit tulisannya. Oh, mungkin ini juga sekaligus menjawab puluhan DM di inbox –serius, puluhan, ga nyombong aku- yang belum sempat aku bales.
Jadi alasannya ... ya karena nggak pengen aja.
Kenapa?
1. Berulang kali kayaknya aku sampaikan, aku nulis ini beneran hobi. Bener-bener mau share pengalaman aja, gimana sih kehidupan dokter, kehidupan prajurit dan keluarganya, karena aku tau nih, dua kehidupan –yang katanya bergengsi- itu banyak dikepoin orang. Kalau bisa nyeritain sambil ngajarin hal-hal baik, secara mudah, gratisan, kenapa nggak, kan?
2. Ogah dikenal. Beneran deh yang ini juga, kadang ada rasa-rasa nyesel akun instagram aku diketahui banyak orang. Kadang ... -ini kadang-kadang aja loh, ya, camkeun- ... lebih pengen jadi unknown author aja. Dulu sempet loh aku kena star syndrome karena tiba-tiba banyak follower, untung aja langsung diingetin kan. Makanya aku sekarang banyak diemnya di IG. Ya selain itu karena udah jarang buka medsos juga sih kalo nggak penting-penting banget. Dan ... ga enak karena banyak tiiiiit di sana :p
Ini yang bikin aku berulang kali mikir-mikir mau masukin namaku di cover buku, terus dijual di Gramedia (misalnya). Dan karena ada sesuatu di masa lalu yang bikin aku nggak nyaman untuk 'dikenal'.
3. Plagiasi tentu saja.
4. Ini lebih masalah prinsip aja sih ... ada beberapa poin di tulisan-tulisanku yang menurutku agak-agak 'salah', dan kawatir kalau-kalau tulisan itu diminta pertanggungjawabannya sama Allah nanti.
5. Berawal dari iseng-iseng nulis, aku akhirnya sampai di suatu fase, okay I know I'm good. But my writing isn't that good to be published. Masih banyak yang jaaaaaauuuuh dari aku bagusnya. Aku khawatir nggak bisa memenuhi ekspektasi berbagai pihak.
Jadi nih, sampe minggu lalu, aku masih nolak penawaran dari penerbit-penerbit mayor & indie. Alasanku masih sama, belum pengen dibukukan.
Lalu, aku liat animo masyarakat *jiaaaah* yang nggak berhenti nanyain, support dan kadang menjurus ke teror ringan yaa ... *mendelik ke seseorang*. Terus aku pun paham rasanya, sebagai bibliophile, ada kepuasan tersendiri ketika bisa memeluk tulisan dalam bentuk buku atau sekedar mencium aroma kertas barunya. Bukan sekedar swipe/scroll laman wattpad.
Akhirnya setelah galau tahunan, ngobrol sana-sini ... kuputuskanlah untuk :
Self published.
Buat temen-temen yang mau meluk bentuk fisiknya Reno dan Nadia (dalam bentuk buku).
Buat temen-temen yang mau lebih dukung penulisnya.
Buat temen-temen yang mau dapet tanda tanganku. *apeeeeuuuuu!!
Nggak kok, cerita di sini nggak akan di unpub juga, cerita intinya tetep di sini tenang aja.
Terus apa bedanya?
Pastinya versi editan terakhir PNN & setelah di proof read juga. Mungkin plot besarnya masih akan sama, tinggal detail-detail kecil aja.
Terus aku mau masukin extras di buku PNN itu tadi, such as :
- Dipta Dayu tentu saja. Nah jadi yang di sini kemarin aku hapus nggak papa, ya?
- Cerita gimana Anin ketemu Ilyas dan baru sadar –ya maap yak, dia lemot- ternyata Ilyas kakaknya Nadia. Ini mungkin akan ku post besok-besok, karena udah janji, tapi untuk sementara juga. Terus ku tarik lagi, maaf ya ...
- Cerita Taya ketemu baby brothernya pertama kali, I swear, it's cute ... secara Taya gitu, dramatisnya turunan emak kandungnya. And Oma Lia, and ... Elbiel :)
- QnA sama cast-nya. Masih bisa kasih pertanyaan di sini ya ...
- Ini favoritku sih, Cloud Blue. Grupnya bapak-bapak (Ibram-Reno-Rasyid), main game online sambil ghibahin istri masing-masing.
- Dan terakhir mungkin, cerita tentang dokter Amalia dan dokter Dharma. Biar imbang Pak Dharma ga kena pisuh-pisuh satu jagad wattpad terus (Atau mungkin emang pantes dipisuhin nanti)
- atau mungkin ada tambahan lain lagi nanti, kalau masih kuat ngidenya.
Kira-kira gitu, dicetak berdasarkan permintaan aja. Karena bener-bener buat yang mau aja, nggak harus beli, bener deh ... mauku kasihnya juga gratisan, tapi biar adil sama yang udah beli, kukasi bonus khusus. *Kalo kata Ka Sela & Bu Nana, proyek hepi-hepi :))
Mungkin itu gambaran planning-nya, detailnya nanti aku kabarin lewat sini *di IG banyak tiiiiit, panjang urusan kalau ditanya-tanya*
*tapi buat tiiiiiiiit yang berhasil menemukanku di sini,
mohon ijin petunjuk Mba/Bang?
Jadi, ada yang berminat? Coba jawab pakai +1 di iniline comment sini.
Jazakumullah khairan katsiran ... semoga semua yang aku tulis di sini bisa memberikan manfaat & diambil hikmah & pelajaran baiknya buat semua yang udah baca.
Nggak bisa lagi mengekspresikan rasa terima kasihku buat semua temen-temen di sini, atas kesabarannya, kritik sarannya, masukan baiknya, pujiannya, semuanya! Semoga Allah yang bales ya ...
Sampai jumpa di cerita berikutnya!
*iya, abis ini mau bikin cerita (selingan) baru lagi tentang dokter & tentara lagi, semoga nggak pada bosen. Dan iya, ceritanya Damar masih lanjut kok ... *makasi buat Pak Radit & Bu Alya yang bikin mood nulis kembali menggelora :)
Inget kan? Syarat kalo mau baca tulisanku Cuma satu : sabar :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Primum, Non Nocere (First, Do No Harm)
Chick-Lit"Kenapa dokter seringnya berjodoh dengan dokter juga?" "Karena dosisnya sesuai." - unknown, medical quotes.