12 | Pembalut.

4.9K 109 2
                                    

🔞

Sepulangnya dia dari rumah Regas, Bintang memutuskan untuk tidur saja. Dia cape, apalagi tadi Jimin sempat mengintrogasinya.

Uhh, benar-benar hari yang melelahkan. Oh satu lagi! Hari ini juga ia sangat kenyang.

"Huft."

Ceklek.

"Dek?" Jimin menyembulkan kepalanya kedalam kamar.

"Eh? Bang Jimin. Ngapain bang?" tanya Bintang kemudian langsung mengubah posisinya menjadi duduk.

"Sini bang." Jimin pun segera melangkah kemudian ikut duduk di dekat Bintang.

"Kenapa bang?"

"Em..abang mau ngomong." Bintang menarik nafas panjang. Pasti masalah Regas lagi!

"Kamu yakin?" Lagi-lagi hal ini yg dibahas. Jujur saja Bintang lelah!

"Yakin bang. Abang percaya kan sama aku? Aku gapapa bang, serius deh!" ujar Bintang.

"Abang kek gini karena khawatir sama kamu."

"Aku tau bang, tapi serius deh aku beneran gak papa." Meyakinkan Jimin adalah hal yg paling sulit. Bintang tau, kalo Jimin benar-benar khawatir akan dirinya. Tapi, Regas juga tidak menyakitinya. Yah, meskipun mereka telah mela-ah sudahlah!

"Tapi Bi, kamu tau kan gosip yang beredar disekolah, tentang gimana Regas?"

"Tau kok bang, Bintang tau banget." Jimin menghembuskan nafas panjang. Frustasi! Ya itu yang Jimin rasakan saat ini. Kenapa Bintang jadi sekeras kepala ini sih? Arghh!

"Yaudah. Tapi kalo abang sampe denger dia ngapa-ngapain kamu, abang bersumpah bakal bunuh dia saat itu juga!" Bintang menelan ludahnya saat mendengar perkataan Jimin barusan.

"Tenang aja bang. Percaya kan sama aku?" Bintang mencoba tersenyum walaupun jantungnya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"Yaudah, kalo gitu kamu istirahat gih. Pasti capek kan?" Bintang mengangguk kemudian mengecup pipi Jimin. Ah, ia sangat menyayangi abangnya.

Jimin mendengus geli kemudian mengacak rambut Bintang dan segera pergi darisana. Akhirnya Bintang bisa bernafas lega.

"Gila, sadis amat. Main mau bunuh-bunuh aja." gumam Bintang. Ah ia lupa mengganti pakaianya. Dengan segera dia bangkit dan menuju lemari dan mengambil baju kemudian mengganti nya.

Ia segera naik ketempat tidur namun, baru saja ia mau menutup mata, perut, pinggang serta pahanya terasa begitu sakit. Ia mengubah lagi posisinya menjadi duduk.

"Akh." ringisan mulai keluar dari mulut wanita itu.

"Sakit banget." ia meremas perutnya kuat-kuat. Ah, dia tau. Dia segera meraih ponselnya dan melihat tanggal berapa sekarang.

"Huft, jadwal gue dapet nih. Pantes aja sakit." ia berjalan menuju lemari berniat untuk mengambil pem-ya itulah pokoknya.

"Wtf? Malah abis lagi!!!" gerutunya kesal karena persediaan pembalutnya habis. Biasanya Jimin atau ayahnya yg akan membelikan nya.

Baiklah, ia akan meminta bantuan Jimin!!!

"BANG!!!!"

"BANG JIMIN!!!!!"

"ABANG!!!!!!!" tidak ada tanda-tanda Jimin akan datang, padahal kan tadi baru aja keluar dari kamar dia. Pikir Bintang.

"BANG JIMIN!" teriaknya lagi namun tidak ada sahutan justru para pembantu di lantai satu yg menyahutinya.

Pacar Mesum[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang