Bayangan hitam

4.7K 30 0
                                    

"Aaaghhh,tolong lepaskan aku dasar brengsek!!"
Rintihku dengan suara yang lirih, tenagaku sudah habis untuk memberontak.

Kini, erangan pemberontakan berubah menjadi desahan kenikmatan. Aku menikmati setiap jengkal sentuhannya di seluruh tubuhku terutama di area-area sensitifku.

Tangannya yang kekar meremas payudaraku dan menggerayangi pantatku, seraya bibirnya melumat habis bibirku dan sesekali lidahnya beradu dengan lidahku.

Tangan kanannya yang menggerayangi pantatku perlahan berpindah, jari-jarinya mulai menggerayangi klitorisku dan pelan-pelan dimasukkan ke dalam lubang vaginaku.

"Agghhhhh!!!aaghhh!! Agghh!!"
Desahanku tidak bisa kutahan lagi.
Rasanya aku ingin bilang  ke pria itu
"Cepat masukin punyamu brengsek, aku sudah tidak tahan!!"

Saat aku sedang menikmati permainan jarinya, badanku di balik paksa, dan dengan kasar dia mengoyak celana dalamku sampai sobek, badanku di paksa membungkuk, dan dia memasukkan penisnya yang sedari tadi sudah menegang ke lubang vaginaku yang lembab.

"Agghhhh!! Nikmat!! Aaaahhhhh!!aasshh!!" 
Semakin aku mengerang kenikmatan, dia semakin bersemangat menyetubuhiku.
Rasanya badanku merinding, menahan kenikmatan bersenggama dengan pria asing yang tak kukenali.

Tiba-tiba terdengar sayu-sayu suara riuh orang lewat dari balik  tembok  di samping rumah.

Dan pria itu pun segera melepaskanku, membenahi celananya, serta secepat kilat keluar dari kamar,menghilang dikegelapan malam tanpa memberi isyarat dan pesan apapun.

Aku linglung di peraduanku. Haruskan aku sedih karena digauli pria yang tidak kuketahuai siapa dan darimana asalnya?
atau aku harus senang karena menikmati hubungan seks yang selama ini aku tidak bisa merasakan kenikmatannya karena itu hanya sebuah pekerjaan buatku?

Aku tertegun sambil membenahi baju tidurku, aku berharap suatu hari aku menemukan pria itu .
———-
Suara riyuh obrolan teman-temanku di mobil membuyarkan lamunanku atas kejadian semalam. Lirih terdengar lagu Tulus menemani perjalanan pulang kami ke kota. Sepanjang jalan berliku, pepohonan berjajar rapi, dan sesekali terlihat warna sibuk memetik kopi.

Pikiranku berkecamuk, apakah aku harus melaporkan kejadian semalam ke kampus, atau aku diam saja?? Kalau kulaporkan nanti pasti jadi headline di berita dan media sosial. Setelah kupertimbangkan dengan matang, Sepertinya lebih aman aku diam dan merahasiakan kejadian itu selamanya.

Perlahan kubuka kaca mobil, kuhirup udara segar pegunungan yang mungkin segera akan kurindukan. Tak kusangka sebulan berjalan begitu cepat, dan aku harus bersiap untuk kembali berjibaku dengan kehidupan nyata.

Kulirik dony yang sedang fokus menyetir sambil sesekali menyanyi lirih, cowok berkacamata ini agak pendiam, kutu buku, gambaran anak Pintar dan rajin di kampus. Papa nya Pegawai BUMN yang dari cerita si Dony, papanya sudah di mutasi hampir di semua provinsi di Indonesia.  Kondisi itu memaksa Dony  untuk rajin belajar agar bisa seperti papanya, dan jurusan kuliah merekapun sama, tehnik mesin.

"Hmmmm mungkinkah dia pria yang tadi malam  berhubungan badan denganku? Tapi tidak mungkin, Dony kan pakai kacamata " Gumamku dalam hati.

"Kenapa An, ngliatin aku terus? Jangan membuatku tidak fokus menyetir ya, perjalanan masih jauh.." katanya sambil tersenyum padaku

"Eh, aku gak ngliatin kamu kok don, jangan ge si.. aku takjub sama pemandangan di sebelah kanamu don, mungkin aku bakal kangen pingin kesini lagi" jawabku mencari alasan

"Kangen pingin kesini apa kangen sama Dony??cieeee!!" Celetuk wawan

Mukaku memerah, nasib cewek di sarang penyamun seperti ini, jadi bulan-bulannan becandaan mereka.

"Waaa hayooo awas gak boleh ada cinta lokasi lo yaaa!!" Kata dhany
Dan tiba-tiba hal yang mengejutkan keluar dari mulut wawan

"Awas ya dhon, jangan curi start, gua duluan yang mau ngedeketin Liana, elo kan udah punya pacar!!"
Aku agak syok, wawan yang selama ini sepertinya sama sekali tidak tertarik padaku tiba-tiba mgomong seperti itu. Tapi, aku yakin dia cuma becanda untuk menambah suasana semakin ramai saja. "
Liana, kamu jangan ge er" bisiku dalam hati

"Brengsek semua ya kaliaaannn!! Aku disini seperti tak dianggap,kau juga cewek looo!"
Teriak ines, dan semua tertawa terbahak-bahak.

Riuh di mobil semakin membahana, dan aku pasti akan merindukan moment-moment seperti ini.
——-

Setelah 3 jam perjalanan, Dhony menepikan mobilnya di depan sebuah rumah joglo berpagar kayu di kelilingi tumbuhan rambat.

Aku turun dari mobil sembari dibantu dhany membawakan koper sampai ke depan rumahku.
Setelah memberi salam perpisahan, dhany pun kembali ke mobil.

"Assalmualaikum"
Akupun berjalan masuk ke rumah, terdengar umi menjawab salamku

"Waalaikumsalam"
Kulihat umi keluar dari dapur dan mendekatiku, kucium tangannya dan kupeluk tubuh rapuhnya sambil mencium pipinya.

"Abi kemana mi??" Tanyaku
"Hmmh, Abimu ke rumah Istri mudanya" jawab umi sambil berlalu menarik koperku ke dalam.

Kutatap punggung umi, aku tau dia sedih, tapi mencoba terlihat kuat di depan anak-anaknya.
———

Dua KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang