Intuisi

1.4K 13 0
                                    

Suara lantunan lagu-lagu romantis terdengar syahdu terkolaborasi dengan vocal penyanyi yang merdu. Suara riuh tamu yang saling bercengkrama dengan sesama. Aku berjalan menuju pelaliman mendekati kedua mempelai, terlihat senyum merekah diantara keduanya menandakan kebahagiaan yang tiada tara.

"Hei Liana,, terimakasih udah menyempatkan dateng ke pernikahan kita,, kamu sendirian??" Tanya Ines, heboh seperti biasa

"Iya harus dateng dong!! Aku mau menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri kamu beneran nikah sama si wawan tengil, kalau-kalau semua nya cuma becandaan doang!" Jawabku sambil tertawa meledek Wawan yang malu-malu kucing.

Di tengah obrolan yang seru dengan pengantin,tiba-tiba terdengar suara laki-laki menyapa kami dengan lantang.

"Heii semua....!"

Terlihat Dony,Dhani dan Anto berjalan mendekat dan dengan seruan heboh disertai candaan, makian ke wawan.

"Njir,,, kalian ini beneran kawin apa main kawin-kawin nan?" Kata Dhani sambil menepuk bahu wawan.

"Kawin beneran kampret!" Celetuk Wawan

Kamipun bercengkrama sejenak melepas kerinduan, dan segera turun menikmati musik ssambil menikmati hidangan.

Banyak cerita yang kita bagi, banyak kisah yang terjadi pasca kelulusan kami. Dari Anto yang kena tipu investasi bodong dan rugi ratusan juta, Dhani yang sudah ganti pacar 5 kali dan Dony sekarang yang sudah diterima bekerja di salah satu BUMN yang bergerak di kelistrikan.
Jika diteruskan mungkin butuh beberapa hari untuk dikisahkan.

Hal yang masih sama adalah Penampilan Dhany yang masih seperti anak orang kaya, Anto yang penampilannya super duper cuek dan Dony yang selalu berpakaian rapi, necis, dan terlihat berwibawa.

Aku sangat bahagia hari ini, seperti kembali ke kehidupan lamaku tepat diserpihan kenangan kebersamaan yang indah bersama teman-temanku. Tapi, aku tau ini hanya sementara, karena setelah ini kita berpisah dan kembali di kehidupan kita masing-masing.

Kamipun berpamitan dengan kedua mempelai, berjalan bersama keluar gedung menuju parkiran.
"Kamu tadi naik apa kesini?" Tanya Dony padaku

"Naik taxi online Don," jawabku singkat

"Pulangnya?" Tanya dia sekali lagi.
Dari dulu Dony selalu care denganku, memang sifat dia yang selalu peduli dengan orang lain, tidak hanya denganku saja.

"Taxi online lagi,tenang saja,aman kok" jawabku berusaha berbohong dengan sangat baik.

"Tidak ada niatan mau nginep dimana gitu Na?kita teruskan obrolan kita" sahut Anto.

Sepertinya mereka bertiga masih meneruskan acara reuninya sampa besok,batinku.

Sebetulnya aku masih sangat ingin bersama mereka, tapi malam ini aku harus bekerja. Aku sudah terlanjur menyanggupi meet up dengan klienku, kalau dibatalkan tidak profesional sekali, karena pembayaran sudah masuk ke rekeningku.

Sebetulnya aku sudah bosan dengan pekerjaan ini, sudah berbulan-bulan aku tidak mengambil Job dari mucikariku dengan berbagai alasan. Aku sudah fokus bekerja di Rumah makan, sudah hidup normal seperti wanita pada umumnya.

Tapi, sepertinya kali ini mucikariku sangat berusaha keras agar aku mengambil job malam ini, okay lah sepertinya memang harus kuambil. Aku sudah menempuh perjalanan lumayan jauh dari rumahku untuk datang ke pernikahan Ines dan Wawan, tidak ada salahnya aku mengambil Job, anggap saja menyelam sambil minum air atau sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, batinku.

——
Ku stel AC dengan suhu  ruangan senyaman mungkin, ku semprot parfum di sekitar tempat tidur agar wangi dan menambah gairah.

Akupun segera mandi, membersihkan badan sebelum klienku datang. 

Aku bersenandung lirih sambil menikmati guyuran air hangat disekujur tubuhku.  Ku oleskan sabun mulai dari tangan, lengan, leher, payudara, pinggul dan perlahan menuju selangkangan. 
Kupejamkan mataku dan menikmati kehangatan  air dari shower yang mengucur tepat di wajahku.

Tiba-tiba dari belakang ada sepasang tangan yang merengkuh dan meremas payudaraku. Aku syok dan berteriak
"Aaaaaaaaa!!! Kamu siapa!!!lepaskan!!"
Aku memberontak berusaha melepas tangan itu dari tubuhku.

"Ssssstttttt, diamm!!"

Terdengar remang-remang suara bisikan laki-laki di telinga kiriku. Aku mencoba mengenali suara itu tapi air yang keluar dari shower kamar mandi sangat berisik,
Tanganku masih mencoba melepaskan rengkuhan tangan laki-laki itu di payu daraku.

Laki-laki itu dengan sigap mematikan shower dan kembali mencengkeram tubuhku. Dia mencium telingaku, punggungku, sambil meremas-remas payu daraku.
Aku masih berusaha membalikkan badan atau melihat pantulan bayangan dari kaca kamar mandi, tapi sayangnya tetap tidak terlihat karena uap panas menempel lekat di kaca.

Tangannya mulai menggerayangi selangkanganku, aku mencoba menghalanginya dengan menarik kuat tangannya, sekali berhasil, tapi untuk dua kali usahaku gagal.

"Agh!!siapa kamu? Lepaskan aku, tolong..."
Laki-laki itu tidak menggubris rengekanku, semakin aku merintih minta tolong, semakin erat tangan kirinya meremas payudaraku dan tangan kanannya semakin cepat memainkankan klitorisku. 
Aku berusaha tidak menikmatinya, tapi tubuhku   Bereaksi berbeda, yang awalnya selangkangan ku tutup rapat, tapi lama kelamaan terbuka dan mulai keluar lendir dari lubang vaginaku.

Tiba-tiba tangan telunjuk laki-laki itu dimasukan di dalam vaginaku, semakin dalam naik turun, aku tidak bisa lagi menutupi sensasi kenikmatan. Aku melenguh keras

"Aaaah,ah,ah, ja ja ja ngan..."
Laki-laki itu masih diam, dan terus memasukan jari jarinya di vaginaku,
Leherku di kecup dan di sedot dengan keras sampai aq merasakan sensasi perih tapi menambahkan kenikmatan. Aku tidak tahan lagi, aku ingin orgasme, tapi tetap terus kutahan.

Tiba-tiba laki-laki itu melapaskan vaginaku, menarik perutku agak keras sampai tubuhku agak jongkok. Aku merasakan gundukan menepel di pantatku, dia sepertinya mengarahkan gundukan itu di lubang vaginaku dan akan memasukkannya..

"Aaaaaaa, jangan, jangan masukkan, tolong jangan ,, "
Rintihku sambil menangis,, antara menangis karena nikmat dan marah..

Dua KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang