Tandus

3.8K 31 0
                                    

Dia merengkuhku, memelukku dengan penuh kehangatan. Bercerita tentang masa lalunya, bercerita tentang indahnya dunia dan bercerita tentang bersyukurnya dia memilikiku.

Ayah, sosok idaman setiap anak perempuan, sosok panutan anak laki-laki sebagai sebagai acuan kesuksesan di masa depan.

Tapi hidup bisa berubah karena waktu, seperti baju yang apabila sudah sering kita pakai lama-lama akan kusud dan akan tersingkir oleh baju baru.

20 Tahun lebih Abi membangun bisnis Kuliner dengan Umi, dari omset ratusan ribu sampai ratusan juta. Mulai dari membuka warung di garasi rumah dan sekarang sudah mempunyai cabang dibeberapa daerah.

Tapi perjuangan itu seolah-olah tidak bisa menjadi alasan untuk Abi tidak menikahi Niti, anak perempuan Pak Warjo, karyawan setia Abi.

Pak Warjo adalah karyawan pertama
Abi yang paling setia dan saat bekerja tidak pernah pamrih bahkan sangat nerimo. Saat Bisnis Abi terpuruk, Pak Warjo masih setia di sisi Abi untuk terus mensupport bisnis Abi. Dari sebelum subuh dia menemani Abi dan Umi ke pasar untuk berbelanja, dan setiap waktu mengantarkan pesanan ke rumah-rumah pelanggan.

Saat itu beliau sering mengajak anak perempuannya yang seumuran denganku. Hal itu dilakukan Pak Warjo karena perintah Umi, agar anak perempuan itu bisa menemaniku bermain sembari mereka bekerja.

Niti namanya, gadis manis yang tampak  pendiam dan manutan. Selalu ringan tangan dan mengalah saat bermain denganku. Aku suka padanya, itu dulu.. tapi sekarang ?????

———
Kini, Abi sudah terlalu sibuk dengan bisnis dan istri mudanya, kita bahkan sudah terbiasa tidak bertemu beberapa bulan dan hanya berkomunikasi via telepon. Itupun kita canggung san hanya seperti formalitas berkomunikasi. beliau hanya menanyakan "bagaimana kuliahku, butuh tambahan uang jajan tidak" dan ceramahnya yang panjang lebar tentang bahayanya pacaran dikalangan Mahasiswa. Seandainya aku bisa jujur, aku ingin bilang

"Liana hanya perlu waktu dan pelukan kasih sayang seperti dulu"

———-

(3 Tahun yang lalu)

Menjadi mahasiswa baru sangatlah sibuk, terutama disibukkan kegiatan extra kulikuler dan perkumpulan Mahasiswa Jurusan yang tak kunjung ada jedanya.

Aku ingat sore itu, karena lembar hasil
Psikotes masuk Universitasku ketinggalan di rumah akupun terpaksa pulang.

Perjalanan dari kampus ke rumahku kutempuh dengan berkendara motor sekitar 1 jam. Walaupun pesan Umi, lebih baik naik kendaraan umum dari pada naik motor. Karena kuanggap itu sangat darurat, jadi aq bertekad bulat untuk pulang dengan motor scoopy yang seharusnya aku hanya boleh mengendarainya di sekitaran kos dan kampus saja.

Sesampainya di rumah, tanpa ba bi bi setelah salam akupun langsung masuk dan segera berlari menuju kamarku.
Saat sampai didepan kamar, aku mulai curiga dengan pintu yang sedikit terbuka. Pelan-pelan aku mendorong pintu kamar, dan pemandangan luar biasa mengejutkan terpampang nyata di depanku. Niti,sesosok wanita yang kukenal pendiam dan pergaulannya nampak baik sedang talanjang bulat menikmati oral seks seorang laki-laki. Suara erangan kenikmatan menyeringai di dalam kamar dan berpadu dengan suara jilatan kenikmatan dari laki-laki itu.

Aku tertegun, terdiam tidak dapat bergerak. Aku seperti nonton film bokep secara live.
Rasa ingin tau,penasaran, berkecamuk dengan kemarahan karena kamarku yang dipakai mereka untuk Melampiaskan birahi mereka.

Kulihat si Laki-laki itu terus meremas payudara Niti sambil melancarkan oral seks. Terlihat niti menggelinjang kenikmatan dan berteriak kecil sambil menggumam keenakan. Tangan Niti terlihat meremas-remas kepala dan menjambak rambut laki-laki tersebut.

"Agh enak sayang, terus iya terus!" Gumamnya

Laki-laki itu mulai melancarkan aksinya dengan memasukkan kemaluannya ke vagina Niti sambil membungkam bibir Niti dengan bibirnya.

Aku menikmati tontonan ini, tubuhku mulai merinding, bulu kudukku berdiri dan tanpa
Kusadari tiba-tiba celana dalamku basah.

"Sialan, rasanya aku ingin bergabung dengan mereka!" Gumamku dalam hati.

Gaya demi gaya yang mereka lakukan membuatku semakin terangsang. Pelan-pelan kumasukkan tanganku kedalam rok dan memainkan klitorisku yang mulai membengkak dan basah karena terangsang.

Ditengah aksiku menikmati tontonan film bokep
Live itu, tiba-tiba handphone ku berdering. Aku bergegas lari keluar ramah dan bersembunyi.
——-
Setelah kejadian tersebut, setiap aku pulang kerumah dan tidur di kamar, memori kejadian tersebut seperti terputar kembali. Aku penasaran ingin mencobanya, tapi dengan siapa?? Pacarpun aku tidak punya.

"Liana, stop!! Jangan lakukan,kalau hamil, kamu akan menjadi aib keluargamu!!" Teriakku dalam hati

Lamunanku buyar setelah kudengar suara Abi dan Umi memanggilku dari ruang tengah. Akupun bergegas keruang tengah menemui mereka. kulihat mata Umi memerah, tatapan matanya kosong, dengan ekspresi menahan amarah yang sangat mendalam.
Aku bertanya-tanya dalam hati

"Kenapa mereka?? Apakah mereka bertengkar? Tapi dari aku kecil sampai sekarang mereka selalu menampakkan hubungan yang harmonis dan mesra di depanku."

Aku duduk di kursi samping Abiku.
"Ada apa Bi?kenapa Umi menangis? bisnis Abi bangkrut lagi? Atauu... "
belum aku menyelesaikan
nya tiba-tiba Umiku menyela

"Abimu minta ijin menikahi Niti..."

——-

Dua KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang