Novel Hurt Love & Hate.
Arkatama Javierro adalah pria pertama yang membuat Maura Aldavino, primadona sekolah, terpesona hingga tergila-gila. Tak peduli seberapa sering Arka menolaknya, Maura tidak mengenal kata menyerah. Dengan semangat yang mengge...
Sudah dua minggu sejak kejadian dimana Maura menganggu Tiara. Dua minggu itu juga Arka bener bener mengabaikan Maura bahkan Arka seakan sengaja terus menerus saling berdekatan dengan Tiara. Kedekatan mereka berdua itu tentu saja menyulut kemarahan dan kecemburuan Maura karena ia tidak mengira akan berakhir seperti ini. Ia kira Tiara akan takut karena kejadian kemarin lalu menjauh dari Arka lalu menghindar tetapi Tiara masih saja berani mendekati Arka.
Sebenarnya Maura ingin memberi peringatan lagi untuk Tiara agar jangan berani mendekati Arka tetapi teman teman nya melarangnya karena sudah cukup kemarin membuat Tiara sampai masuk rumah sakit karena perbuatan mereka. Seperti saat ini Maura mengepalkan kedua tangan nya saat melihat Tiara menaiki motor Arka sepulang mereka sekolah. Hatinya bener bener terbakar saat kedua mata nya melihat tangan Tiara berpegangan di pinggang pria yang ia cintai. Maura ingin mendekati mereka tetapi mereka berdua sudah pergi meninggalkan sekolah.
"Aku harus berbuat apa lagi agar mereka menjauh." Kesal Maura membuat ketiga sahabatnya hanya bisa menarik nafas. Apa yang menarik dari pria seperti Arka? Mereka bener bener tak habis pikir kenapa Maura sampai bisa begitu cinta kepada pria itu.
Mereka bertiga tidak pernah melihat sikap baik dan romantis kepada Maura. Justru mereka hanya melihat sikap acuh dan penolak kan dari pria itu bahkan pria itu sering memarahi Maura dihadapan para siswa tetapi tetap saja Maura begitu tergila gila kepada Arka.
"Ra, bisa tidak sehari kau tidak membicarakan pria itu? Aku bener bener sudah lelah mendengarnya. Dan berhenti membuat masalah hanya karena pria itu!" tekan Aline karena ia merasa kali ini kedekatan Tiara dan Arka bukan sekedar dekat. Ini pertama kalinya mereka melihat Arka sangat dekat dengan seorang wanita.
"Aline, aku juga sudah bilang aku tidak akan pernah bosan membahas Arka." balas Maura dengan keras kepala semakin membuat Zara, Vela dan Aline semakin frustasi bagaimana menyadarkan Maura bahwa.. Arka tidak menyukainya!
*****
Malamnya Maura sudah sampai di rumah sehabis berkumpul bersama teman teman nya. Saat masuk kedalam rumah Maura sudah disambut dengan aroma makanan yang mengunggah selera. Maura segera bergegas mandi karena aroma makanan itu membuatnya semakin lapar.
"Mami akan buat pesta? Kenapa makanan nya banyak sekali?" tanya Maura sesampainya di ruang makan karena tak biasanya makanan sebanyak ini saat mereka hanya berdua karena ia melihat Papi nya belum pulang dari kantor.
"Papi akan segera sampai sayang. Kata Papi hari ini Papi berhasil membujuk orang orang untuk menjual tanah mereka." jelas Elen kepada putrinya. Maura hanya menganggukkan kepalanya sampai ia mendengar deru mobil masuk ke area rumah mereka.
Tommy keluar dari mobil dengan wajah senang nya dan menyapa kedua wanita yang ia cintai."Anak Papi sudah menunggu Papi ternyata." ujar Tommy mencubit pipi Maura membuat wanita itu meringis karena cubitan dari Papi nya.
"Makanan nya sudah siap Pi. Mau makan sekarang atau ganti baju?" tanya Elen kepada suaminya seraya mengambil tas kerja Tommy.
"Papi mau langsung makan dulu. Sudah lama kita tidak makan bersama karena kesibukan Papi." balas Tommy langsung duduk dan Elen segera menyiapkan hidangan untuk sang suami.
"Kata Mami, hari ini Papi mau merayakan keberhasilan. Memang Papi memenangkan apa?" tanya Maura seraya menyantap makanan nya.
Tommy langsung menerbitkan senyum bahagia nya."Benar apa yang di katakan Mami mu nak. Sebulan ini Papi dan karyawan Papi berusaha keras membujuk orang orang miskin itu agar mau menjual tanah mereka untuk membangun Apartemen dan hari ini akhirnya Papi berhasil. Mereka mau menjual nya."
Maura yang mendengar itu ikut senang karena memang sebulan ini Papinya bener bener sibuk dan terus saja bekerja siang dan malam meski Papinya itu sedang berada di rumah. Mereka bertiga larut dalam kebahagian seraya menikmati makan malam nya.
Besoknya Maura bergegas bersiap siap untuk sekolah. Hari ini juga Maura ingin berbicara dengan Arka karena dirinya bener benar sudah tak tahan dengan semua ini. Tadi malam dirinya tidak bisa tidur karena terus memikirkan Arka sampai kantung matanya menghitam maka dari itu dirinya ingin segera berbicara dan meminta pria itu secara langsung untuk menjauhi Tiara. Sesampainya di sekolah Maura sengaja datang sangat pagi yaitu pukul 6 pagi karena dirinya ingin segera berbicara dengan Arka. Maura tak memperdulikan satpam yang menatap bingung kearahnya yang sedang berdiri di gerbang pintu menunggu Arka.
Para siswa semakin berdatangan dan Maura sendiri tak kunjung melihat Arka yang datang. Maura mencoba menelfon Arka tetapi ponsel pria itu tidak aktif sampai akhirnya ia melihat ketiga sahabatnya yang akan memasuki gerbang sekolah tak mau berdebat dengan mereka bertiga karena mereka pasti akan memarahinya kalau tahu dia disini menunggu Arka.
Saat berada di kelas Maura benar benar tidak fokus belajar bahkan saat guru bertanya kepada Maura wanita itu melamum tetapi meski begitu guru pun tak berani memarahi Maura karena mereka tahu kedua orang tua Maura cukup berpengaruh. Setelah jam pelajaran selesai akhirnya Vela Zara dan Aline mendekati Maura yang berbeda dari biasa nya."Kau sakit?" tanya Zara meraba dahi Maura tetapi ia tidak merasakan panas sama sekali. Maura menggelengkan kepalanya.
"Arka lagi?" tebak Aline membuat Maura menganggukkan kepala nya tanda membenarkan. Ketiga nya langsung memutar kan bola mata nya sebab mereka lupa hidup Maura memang benar benar berputar hanya untuk pria bernama Arka.
"Ada apa lagi dengan nya Ra? Aku sudah bilang jangan dulu dekati dia. Saat ini dia masih marah kepadamu karena perbuatan kau kepada Tiara." pekik Vela kesal.
Mereka bertiga tahu bahwa Arka semakin menjauhi bahkan tak segan memarahi Maura karena pria itu bahwa Maura yang melakukan perbuatan itu kepada Tiara meski Arka tidak membicarakan secara langsung tetapi hanya dengan tatapan tajam saat mereka berpapasan sudah cukup membuat mereka tahu bahwa Arka mengetahui perbuatan mereka kepada Tiara.
"Aku tidak tahan lagi terus melihat mereka menempel. Aku ingin berbicara kepada Arka dan meminta maaf karena sudah mencelakai Tiara." ujar Maura membuat ketiga sahabatnya putus asa menghadapi Maura yang mengemis cinta kepada Arka.
"Aku ingin ke kelasnya sekarang. Kalau kalian ingin ikut, baiklah kalau tidak juga tidak masalah. Aku sendiri yang ke sana." sambung Maura bangun dari kursinya meninggalkan teman teman yang mau tak mau mengikutinya dari belakang. Mereka tidak mau Arka mempermalukan Maura di kelas pria itu seperti sebelumnya.
Sesampainya di sana Maura mencari ke sana kemari tetapi tidak menemukan Arka bahkan kelas pun terasa sepi seakan tidak ada penghuni nya."Kenapa terasa sepi?" gumam Maura heran begitupun dengan ketiga sahabatnya yang merasa aneh karena tidak melihat tas tas para siswa di sana.
"Apa kelas ini sedang libur?' tanya Aline heran. Maura menggelengkan kepala nya tanda tidak tahu sampai ia melihat guru yang sedang melewati mereka.
"Maaf Pak, saya ingin bertanya kenapa kelas ini sepi? Apa khusus kelas ini sedang libur?" tanya Maura dengan raut wajah tak sabarnya. Guru tersebut menarik nafasnya dalam dalam sebelum menjawab pertanyaan Maura.
"Mereka semua sedang melayat ke rumah salah satu siswa yang orang tua nya meninggal dunia tadi malam. Bapak kasian sekali kepada Arka masih muda sudah di tinggal kedua orang tua nanti bapak juga akan melayat ke sana."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Hai hai kalau kalian sebal dengan sikap Maura biasakan ya karna sikapnya emang kaya gitu 😂😂 bucin istilahnya. Kedua orang tua arka meninggal? Kasian banget. Kenapa bisa meninggal ya? Follow vote dan komen ya.