.
.
.Tara Arsellia memandang sebuah bangunan tua didepannya. Setelah berjalan hampir 15 menit melewati hutan ditengah gerimis, akhirnya dia sampai ketempat tujuan. Benar, kelasnya.
Kalau ditanya bagaimana bisa ada kelas ditengah Hutan, jawabannya Tara pun tidak tau. Dia hanya mengikuti arahan dari guru (yang bahkan tidak mau menatapnya) bahwa kelasnya ada disini.
Menghembuskan nafas pelan, Tara melangkah memasuki bangunan berlantai dua itu. Entah perasaannya saja atau memang dia merasakan gedung itu memiliki aura yang sangat tidak biasa.
"Taraaaa!"
Tara berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilnya. Senyumnya terbit begitu mendapati salah satu temannya sedang berlari kearahnya.
"Sieeee!"
Setelah mencapai Tara, Siesha mengatur nafasnya sejenak sembari memperbaiki syalnya, sesekali membersihkan rambutnya yang basah karena hujan.
"Yang bener aja, napa harus ada tangga lagi sih disana. Mereka kayaknya benar-benar benci banget sama kita." Siesha menggerutu
Tara tertawa kecil "Yah, mau gimana lagi."
Mereka akhirnya berjalan bersama menuju kelas setelah mengganti boots yang mereka pakai dengan sepatu sekolahnya. Hanya ada keheningan diantara mereka, sampai Siesha membuka suara "Gue agak kaget sih pas tau lo masuk kelas ini, jujur aja lo mungkin masih bisa nempatin 3.D"
"Gue malah lebih kaget lagi seorang Siesha Arunika dari kelas 2.A bisa kelempar disini"
Siesha mencebikkan bibirnya "Setelah gue ngehina anak kepala sekolah kita, lo pikir dia bakal diem aja? Cih, gue udah duga dia bakal ngebales gue suatu saat nanti tapi gue ga nyangka pembalasannya bakal kayak gini, kampret emang"
Tara tertawa "Kalau kata orang, jangan ngeremehin kekuatan orang dalam"
"Tapi kayaknya ini nggak buruk-buruk amat, atleast gue bisa sekelas sama lo hehehe.." Siesha ikut tertawa kemudian memeluk Tara erat, coat tebal yang mereka pakai membuat mereka seperti teletubies.
Cengiran Tara melebar.
Mereka melihat papan bertuliskan 3.Z disalah satu ruangan, dan akhirnya berjalan kesana. Sebelum menggeser pintunya Tara sempat terdiam dan berdoa dalam hati semoga saja dia tidak mendapat tatapan tidak enak yang selama ini selalu dia lihat dikelas sebelumnya.
Dulu, dia selalu dipandang sebagai cewek sok baik yang merebut perhatian cowok-cowok. Padahal Tara tidak bermaksud seperti itu, dia hanya ingin berusaha ramah pada orang sekitarnya. Tapi tak disangka, usahanya itu malah diartikan beda.
Dan akhirnya setelah dia tau bahwa dia masuk ke kelas 3.Z dia sudah memutuskan sesuatu, dia akan mengubah pandangan semua orang padanya. Tentu saja dia juga tidak akan bersusah payah lagi seperti dulu, Tara akan menjadi dirinya sendiri.
"Rak?"
Suara Siesha mengejutkannya, dia mengirim cengiran minta maaf pada Siesha sebelum menggeser pintu itu.
Satu kata buat kelas itu.
Ramai.
Tara bahkan tak pernah memprediksinya, murid dikelas ini tampak baik-baik saja. Tara pikir dia akan menemukan tatapan lesu penuh depresi dari mereka karena sudah menjadi murid buangan.
Tara menertawakan dirinya sendiri.
"Selamat pagi!" Siesha menyapa mereka dengan riang
"Pagi Sie, eh itu Tara kan?" Salah satu dari mereka menunjuk Tara yang reflek tersenyum canggung "Pagi Rak!" sebagian dari mereka menyapa tak kalah riangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATHEMA
Mystery / ThrillerSekolah Elite disalah satu kota besar menjadi perbincangan hangat dikalangan Masyarakat. Selain dikenal karena memiliki fasilitas lengkap yang membuat murid-murid betah berada disana, Sekolah itu juga terkenal karena mempunyai banyak murid-murid ber...