Chapter 4

13 1 0
                                    

.
.
.

Tara menatap kepergian beberapa orang yang membawa kantong jenazah berisi tubuh Vina keluar gedung. Mereka semua berkumpul di lobi di iringi isak tangis dari beberapa murid perempuan.

Mr Jaegar pergi ke kantor polisi untuk dimintai keterangan sementara Mr Kevin dan Miss Nale pergi untuk memberi laporan ke gedung utama.

Tangan Tara gemetar, dia bahkan masih memegang cardigan yang dipakai untuk menutup luka di leher Vina tadi. Tara menatap tangannya sendiri ketika seseorang memegangnya, dia menoleh dan melihat Siesha juga ikut melihatnya.

"Tenang aja, gue tau lo nggak tau apa-apa soal kejadian Vina."

Tara hanya memandangnya kosong, Siesha seolah tengah mencurigai seseorang. Tara bukannya tidak tau, dia hanya tidak bisa berpikir jernih sekarang. Pemandangan Vina yang sekarat tidak bisa hilang dari pikirannya.

"Siapa sih yang tega ngelakuin ini semua sama Vina, padahal Vina ga pernah punya musuh." Anna terisak di pelukan Fara yang berusaha menenangkannya

"Dia digorok dengan sengaja!" Bentak Zhou mengagetkan mereka "Gue yakin pelakunya ada disini."

"Zhou, stop." Tegur Yuna tidak suka.

"Maksud lo apa? Lo mau bilang yang bunuh Vina tuh salah satu dari kita?" Balas Randy tak suka dengan pernyataan Zhou barusan.

"Ya terus siapa kalau gitu? Digedung ini cuma ada kita sama 3 guru doang, ga ada siapa-siapa lagi! Lo pikir hantu bisa ngelakuin itu?" Zhou tak mau kalah, dia maju sambil memeloti Randy dengan ekspresi menantang.

"Emang lo punya bukti pelakunya salah satu dari kita?" Randy mendadak dibuat naik pitam

Zhou menunjukkan senyum miringnya, menatap Randy menyelidik "Jangan-jangan elo yang bunuh?"

"Anjing lo!"

"STOP!" Yuna membentak menengahi keduanya yang hampir adu tonjok "Ini bukan waktunya buat berantem. Zhou, lo ngomong kayak gitu malah makin memperkeruh suasana."

Zhou hanya berdecih sambil membuang muka.

"Sekarang gini, siapa yang bertugas buat bersihin gudang bareng Vina, angkat tangan." Ucap Yuna membuat mereka semua langsung saling pandang.

2 orang mengangkat tangannya, mereka adalah Faras dan Yuan.

"Woi!" Lagi-lagi Zhou berteriak sambil menunjuk keduanya dengan tiba-tiba "Lo berdua, ayo ngaku pelakunya pasti antara lo berdua kan anjeng! KALIAN YANG BUNUH VINA KAN?!"

Sebagian dari mereka mengerling Zhou dengan kesal.

"Brengsek." Yuan hendak maju untuk memukul mulut kurang ajar Zhou tapi Gara dan Zeron segera menahannya.

"Mending lo diem apa gue yang hajar lo disini sekarang" ucap Zeron dengan dingin, membuat Zhou segera mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Kalau lo masih bersikeras nuduh mereka berdua, gue bisa pastiin mereka ga bersalah. Karena mereka ada sama gue sebelum Vina jadi kayak gitu" ucap Zyan tenang

"Maksud lo Zy?" Yuna bertanya penasaran

"Gue sempet ke gudang buat minta tolong ke mereka mindahin piano diruang musik, pas itu keadaan Vina masih baik-baik aja sebelum kita tinggalin. Tapi..."

Zyan berhenti sejenak, dia memandang satu persatu dari teman-temannya sebelum akhirnya berhenti pada satu orang "Nana ada digudang pas gue, Yuan sama Faras pamit pergi."

Perkataan Zyan sontak membuat semua mata langsung tertuju pada sang pemilik nama. Raut wajah Nana berubah pucat pasi.

"G-Gue? Maksud lo apa Zyan? Lo nuduh gue?"

ANATHEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang