.
.
."Nyapu yang bener Yantooo!"
"Ini udah bener geblek, apa gua harus nyapu sambil kayang biar lu diem?"
"Lu mau berantem hah?" Siesha membanting sapu ke tanah, melotot kearah Yato
"Lu pikir gua takut?" Yato malah bertolak pinggang sambil mengangkat dagunya menantang
"Banci banget lo ngelawan cewek."
"Lah lu belagu mau lawan cowok."
Tara menghembuskan nafas, berhenti menyapu untuk memperhatikan Yato dan Siesha yang semakin memanas. Bagaimana cara menegur mereka? Apa Tara harus menggebuk keduanya dengan sapu agar diam?
"Sie, boleh bantuin gua angkat sampah nggak?" Akhirnya Gara berhasil menginterupsi perdebatan itu, buktinya Siesha langsung berhenti dan menghampiri Gara tanpa bertanya.
"Berat nggak?" Tanya Gara saat melihat Siesha mengangkat bagian lain dari tong sampah.
Siesha menggeleng, "Nggak kok, aman."
"Nggik kik imin" terdengar ledekan kecil dari Yato, Siesha hanya mengirimkan silau tajam karena Gara buru-buru mengajaknya pergi.
Setelah Gara dan Siesha benar-benar menghilang dari pandangan mereka, beberapa murid terkikik geli.
"Apa lu pada ketawa-ketawa?" Tegur Yato nyolot
"Ketauan banget lu cemburunya, To." Sahut Bella tertawa bersama dua cewek lainnya, Yuna dan Fara.
"Tau ya, kalo suka mah deketin bukannya diajak berantem." sindir Fara ikut nimbrung membuat yang lainnya semakin menertawakan Yatoro.
"Diem weh, mana ada gua begitu. Ya kali gua suka sama modelan kericikan kek Sie" elak Yato sebal
"Mang eak." Sahut Randy
"Bacot Ran." Yanto reflek menggeplak kepala Randy yang baru saja melintas didepannya, Randy hanya balas nyengir.
Tara cuma tertawa saja. Dia kembali menyapu tapi beberapa menit setelah sampahnya terkumpul menjadi gundukan besar, Tara kebingungan saat tidak menemukan serokan disekitarnya.
"Duh plastik sampahnya kurang lagi, gue ambil ke gudang bentar ya" kata Tina hendak pergi tapi Tara menahannya.
"Eh gausah Tin, biar gue aja gue sekalian mau ambil serokan nih"
"Oh yaudah deh, tolong ya Ra."
"Sip."
"Tar, mau ditemenin nggak?" Randy menawarkan yang dibalas gelengan dari Tara
"Gapapa, gue sendiri aja."
Randy menggaruk kepalanya salah tingkah "Oh oke deh"
***
"Berat ya tadi?"
Gara membuka pembicaraan ketika mereka berjalan untuk kembali ke halaman depan sekolah. Siesha menoleh menatap Gara sejenak, lalu menggeleng pelan.
"Enggak kok, kan ngangkatnya berdua. Kalau sendiri ya jelas berat" kata Siesha nyengir
Gara ikut tertawa, untuk sesaat Siesha terhenyak. Gara memang tampan, senyumnya manis dan terlihat tulus. Gara adalah orang ketiga yang Siesha akui ketampanannya setelah Zeron dan Zayn. Sebenarnya cowok-cowok dikelas mereka tidak terlalu buruk, tapi jika dibandingkan dengan ketiga cowok itu jelas mereka bukan tandingannya.
Gara berasal dari kelas 2.C kelas yang sama dengan Tara. Alasan mengapa Siesha rajin berkunjung ke kelas Tara, selain untuk menemui sahabatnya itu dia juga punya maksud tersembunyi, yaitu melihat Gara Maxime.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANATHEMA
Mystery / ThrillerSekolah Elite disalah satu kota besar menjadi perbincangan hangat dikalangan Masyarakat. Selain dikenal karena memiliki fasilitas lengkap yang membuat murid-murid betah berada disana, Sekolah itu juga terkenal karena mempunyai banyak murid-murid ber...