Part 03

134 17 3
                                    


"Sekarang kita punya mainan baru!"

"Iya, kau benar sekali."

"Gadis jelek yang malang."

"Aku yakin dia akan sangat frustasi dan pindah dari sekolah ini, seperti murid-murid lain yang pernah berurusan dengan, Tom!"

Terdengar bisik-bisik dari anak-anak yang ada di kantin, yang menyaksikan kejadian tersebut sembari tersenyum sinis.

Sejak hari itu Tom dan anak-anak satu sekolah mengerjainya dan mem bully Celine. Mulai dari menghinanya, memukulnya, melempari dengan telur, menyiramnya dengan air bekas pel, menyembunyikan buku sekolahnya, dan termasuk membakar sepedanya.

*****

Saat hendak memasuki kelasnya, Celine dilempari dengan telur ayam oleh anak-anak yang berada disana sambil tertawa bodoh seakan-akan itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Tanpa merasa iba dan kasihan kepada Celine yang berusaha bersabar seperti biasa.

Lalu seorang anak laki-laki teman sekelasnya yang bernama Damian menarik paksa tas sekolah Celine dengan paksa. Tanpa memperdulikan gadis malang itu meringis kesakitan pada lengannya yang berusaha mempertahankan tas miliknya.

Damian yang kini berhasil mengambil tas Celine melemparkannya kearah temannya yang ada didepannya saat Celine berusaha mengambilnya balik. Lalu saat gadis itu hendak mengambil kearah teman Damian, teman Damian langsung melemparnya kearah Damian lagi hingga berulang-ulang.

Gadis malang itu meminta tasnya agar dikembalikan sembari membetulkan letak kacamatanya. Gadis yang bernama Celine itu masih berusaha bersabar, karena ia ingin masih tetap bersekolah ditempat itu. Tempat dimana teman-temannya yang hampir satu sekolah tidak menyukainya dan bahkan menganggapnya hanyalah mainan.

Tiba-tiba Tania dan Bella datang saat mendengar keributan tersebut. Tania langsung mengambil tas Celine yang kini dipegang oleh teman Damian. Tania memasang wajah kesal dan marah-marah pada teman Damian tersebut.

"Apa yang kalian lakukan? Apa kalian tidak kasihan padanya?" ujar Tania sambil menunjuk kearah Celine.

"Mengerjai gadis jelek ini!" ujar teman Damian dengan polosnya.

"Iya aku tahu, tapi kalian terlalu bertele-tele!" balas Tania sembari melempar tas Celine kesebuah kolam ikan yang sudah tak terpakai lagi, kolam itu dipenuhi lumut dan airnya hitam dan kotor.

Melihat hal tersebut anak-anak lain pada tersenyum miring dan tertawa. Tanpa Celine sadari mulutnya terbuka lebar melihat kejadian tersebut. Dia tak mengira teman-teman satu sekolahnya mengerjainya makin menjadi-jadi.

"Aku rasa itu masih kurang," ujar Tom yang baru datang dan melihat hal tersebut. "Lempar saja dengan orangnya sekalian kekolam itu seperti tasnya!"

Mendengar hal tersebut Damian dan teman-temannya langsung menangkap tubuh Celine, lalu melempar tubuh Celine kekolam tersebut seperti permintaan Tom. Tanpa menghiraukan permintaan Celine agar mereka tak melakukan hal itu.

Byuur...

Tubuh Celine basah kuyup dan membuat tubuhnya kotor dan berbau. Celine lalu kebibir kolam ikan yang sudah tak terpakai itu lagi, kolam itu dipenuhi lumut dan airnya hitam dan kotor. Dia menyaksikan anak-anak yang melihat hal tersebut pada tertawa dan mengeluarkan kata-kata hinaan yang begitu menyesakkan hati.

Akhirnya Celine tak dapat menahan kesabarannya lagi, dia kemudian berteriak sekeras mungkin hingga membuat telinga siapapun yang mendengarnya akan terasa sakit. Lalu petir dilangit menggelegar sangat keras berulang-ulang kali, ditambah angin badai yang sangat menakutkan datang di iringi hujan yang turun cukup deras.

Dia kembali berteriak untuk yang kedua kalinya. Celine yang merasa tak tahan lagi berteriak dengan keras. Lalu sesuatu yang tak terduga terjadi, semua kaca disekolah itu pecah, temboknya yang kokoh retak dan hancur, lalu bangunan sekolahan yang megah itu hancur berantakan. Murid-murid dan guru-guru disekolah itu banyak yang terluka cukup serius. Dan ada juga yang meninggal karena tertimbun reruntuhan bangunan tersebut.

Anak-anak yang tadinya mengerjainya, tertawa senang, dan menghinanya sekarang menjerit ketakutan lalu mencoba menyelamatkan diri dan teman-teman mereka yang tertimbun reruntuhan. Namun berbeda dengan Tom yang masih berdiri ditempatnya sambil memandang kearah Celine yang terguyur hujan.

Celine yang baru menyadari kejadian itu melepas kacamatanya yang kotor dan menyaksikan hal tersebut dengan kebingungan. Sembari memegang kepalanya yang terasa sangat sakit setelah berteriak keras untuk yang kedua kalinya tadi.

.

To be continued...

Terima kasih ya buat kamu, iya kamu yang sudah menyempatkan waktu membaca cerita ini.

Jangan lupa kasih dukungan suaranya ya teman-teman! Tinggal tekan bintang di pojok bagian kiri paling bawah!!!

Sekali lagi terima kasih ya!!!

CELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang