"Dan yang membuatku bertanya-tanya. Apakah dia juga makhluk immortal?"
Mendengar itu Aeris mengamati Tom dengan seksama sebelum akhirnya berkata. " Iya, dia juga makhluk immortal! Dia memiliki darah campuran manusia dan demon."
"Demon?" ulang Celine sambil menghela napas panjang, "Itu menjelaskan tentang sikapnya saat berada disekolah manusia."
Ibu Minerva kemudian menyuruh Tom untuk duduk di bangku kosong disebelah Gerry, anak jakung dengan bintik-bintik merah di wajahnya. Setelah dia memperkenalkan dirinya sebagai Tom Leonard. Waktu dia melihat Celine kearahnya, dia tersenyum kecil sembari melambaikan tangannya.
Melihat hal tersebut Celine cepat-cepat memalingkan wajahnya dan berpikir, apa dia akan mengerjainya lagi tanpa belas kasih? Seperti dulu waktu disekolah manusia, pikiran Celine tentang kejadian buruk itu terhenti ketika Aeris berkata.
"Kalau dilihat-lihat dia tampan juga!"
"Apa?" ungkap Celine yang tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Aeris yang sudah dia ceritakan tentang sikap Tom.
"Kau tahu, laki-laki bad boy seperti itu keren tahu!"
Celine memutar bola matanya sebelum berkata, "Kalau kau begitu mengaguminya cepat bungkus saja dan bawa jauh-jauh!"
"Kau pikir dia barang? Main bungkus saja."
"Iya," ujar Celine sambil menahan tawanya.
"Jika dia anak kucing yang lucu, mungkin akan kupikirkan untuk membungkusnya."
Mendengar itu Celine tak dapat menahan tawanya, karena Tom tidak ada lucu-lucunya baginya. Lalu Aeris juga ikut tertawa melihat Celine yang tertawa geli mendengarkan perkataannya.
Ibu Minerva membanting buku yang dipegangnya keatas mejanya dan berjalan kearah Aeris dan Celine dengan wajah memerah seperti akan meledak. Lalu membentak mereka.
"APA ADA YANG LUCU?" gertaknya lalu berbicara dengan nada rendah sambil menahan amarahnya. "Nona elf dan Nona angel yang cantik?"
Aeris dan Celine hanya terdiam mendengarkan, mereka tidak bisa beralasan apa-apa sebab mereka memang salah. Karena mereka bercanda saat Ibu Minerva akan memulai mata pelajarannya.
"Sekali lagi, aku dengar suara tawa kalian." ujar Ibu Minerva sambil menarik napas panjang sebelum berteriak, "SEBAIKNYA KALIAN KELUAR DARI KELAS KU, PAHAM!!!"
Aeris dan Celine menjawab dengan anggukan secara bersamaan. Sepanjang mata pelajaran hafalan mantra dan kutukan yang terasa sangat panjang dan membosankan, kecuali bagi Ketie yang tampak antusias mengikuti pelajaran tersebut. Akhirnya pelajaran tersebut selesai dan mereka bisa istirahat sejenak sebelum melanjutkan kelas selanjutnya, untuk mengisi perut atau bersantai di taman sekolah yang sejuk seperti sekarang.
Saat itu hari musim panas yang indah. Dedaunan di pohon ek atau oak yang lebat dan rimbun. Hingga mereka bisa bernaung dibawahnya sambil duduk-duduk santai. Rerumputan hijau baru saja dipangkas, jadi udara terasa bersih dengan aroma rumput segar yang dipotong. Celine sangat menyukai suasana tersebut, ditambah saat Eugene lewat ditaman tersebut sambil memandang kearahnya dan berhenti sebentar saat mata mereka saling bertemu. Seketika waktu seakan berhenti bagi Celine. Dedaunan pohon ek yang menguning dan berjatuhan pun seolah tertahan diudara, anak-anak murid yang berada disitu seakan mematung, dan tanpa ada suara selain nyanyian burung kolibri yang merdu.
Semua kembali normal saat Aeris berdeham keras disamping Celine. Gadis cantik itu gelagapan dan tampak Eugene berlalu pergi. Aeris menggoda Celine yang selalu tersipu malu saat melihat Eugene. Ketie menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua temannya sambil terus membaca buku hafalan mantra dan kutukan yang setebal batu bata tersebut. Tiba-tiba Gwen dan kedua temannya, tapi lebih tepatnya kedua pengawalnya datang menghampiri mereka.
.
To be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
CELINE
خيال (فانتازيا)Celine adalah seorang gadis yang luar biasa cantik bak bidadari dari kayangan. Siapapun yang memandangnya lebih dari lima menit, maka orang itu akan terpesona dan jatuh hati padanya. Melihat kelebihan yang dimiliki anaknya, akhirnya Orangtua Celine...