Sepanjang perjalanan di mobil, Hevelin tak henti-hentinya menceritakan semua kejadian yang tak akan pernah dilupakan selama hidupnya kepada ayahnya.
"Yang terpenting adalah kau selamat sekarang," jawab ayahnya setelah Hevelin menjelaskan panjang lebar. Mata ayah masih ke arah depan.
Hevelin terlonjak kaget ketika ayahnya tiba-tiba mengerem mobilnya. Hevelin segera merapikan rambutnya yang terurai ke depan menutupi wajahnya.
"Kita sudah sampai, ayo turun," ayah memandang Hevelin. Hevelin membuka pintu mobil kemudian berlari keluar.
"Tifaa!!!", seru Hevelin bersemangat. Terlihat bayangan seseorang sedang mengintip dari jendela. Kemudian bayangan itu tidak terlihat lagi. Hevelin menyadari adanya bayangin itu dan ia tahu persis itu adalah bayangan neneknya yang selalu mengajarkan kepada cucu-cucunya untuk mengintip dahulu sebelum membuka pintu.
Kleeek.. Suara gagang pintu yang turun dan muncullah wajah nenek yang menyembul dari dalam di muka pintu.
"Nenek, Assalamualaikum. Aku masuuk. Oh iya dimana Tifa nek?", Hevelin masuk ke dalam sambil melihat sekelilingnya seperti sedang mencari-cari sesuatu.
"Waalaikumsalam. Tifa ada di atas, cucuku yang cerewet," neneknya tersenyum sambil menuntun ayah masuk.
Mereka pun beristirahat di rumah nenek sambil berbincang-bincang. Sekitar dua jam telah berlalu mereka pun pulang ke rumah bersama Tifa juga.
Sampai di rumah, Tifa segera berlari ke kamar Mifa dan memeluknya. Hevelin dan Perlinda kemudian ikut masuk ke dalam kamar Mifa. Mereka pun bercerita tentang keseruan di sekolah masing-masing. Hevelin juga tidak lupa menceritakan kejadian yang paling mengerikan seumur hidupnya yang baru saja terjadi. Ia menceritakan dengan alur yang begitu detil. Hevelin yang mulai merasa bosan, keluar dari kamar Mifa lalu menghampiri orang tuanya yang sedang asik mengobrol di ruang keluarga. Perlinda, Mifa, dan Tifa turut mengekor di belakang Hevelin.
"Bersiaplah, ganti pakaian kalian. Kita akan makan di luar karena bibi tidak masak hari ini. Ayo cepat," ujar Ibu kepada Hevelin dan adik-adiknya. Mereka pun bersorak gembira.
Pada malam harinya mereka sampai di sebuah restoran di sudut kota. Restoran itu bisa dikatakan cukup mewah dan begitu ramai karena tempatnya yang strategis. Mata Hevelin menyapu seisi restoran itu. Di sudut kiri restoran terdapat pintu untuk masuk ke sisi lain restoran, sedangkan di bagian belakang terdapat lorong kecil menuju meja makan luar ruangan dan tangga kecil untuk meja makan luar ruangan juga. Tepat di tengah ruangan terdapat kolam yang terpampang nama restoran tersebut. Air pancur di dalamnya mengalir begitu derasnya.
Hevelin dan keluarganya memilih untuk makan di sisi dalam restoran yang melewati pintu di sudut kiri restoran. Ia bisa merasakan di dalam ruangan ini jauh lebih sejuk daripada ruangan utama.
Hevelin begitu mudah bosan sehingga ia memutuskan untuk ke toilet, walaupun tujuan sebenarnya hanya ingin berkeliling restoran yang cukup luas ini. Kemudian ia memasuki toilet dan memilih bilik di paling ujung. Ketika keluar dari bilik toilet, ia mencuci tangannya terlebih dahulu dan juga merapikan rambutnya. Ia tersenyum pada bayangannya di cermin toilet yang berhiaskan lampu-lampu kuning. Ia bisa melihat banyaknya wanita-wanita di belakangnya yang berlalu-lalang keluar masuk toilet dari cermin. Namun ada satu wanita yang menarik perhatiannya. Ia bisa melihat wanita itu dari cermin. Wanita itu sudah tidak asing lagi bagi Hevelin. Ia berjalan keluar bilik menuju pintu luar dengan ketakutan dan terburu-buru. Saat di depan pintu toilet ia memutar kepalanya perlahan dan melirik Hevelin. Belum sampai sedetik melirik Hevelin, ia langsung menunduk dan mengalihkan pandangannya dari Hevelin seperti sedang ketakutan.
Aneh.., Pikir Hevelin. Hevelin pun segera kembali ke meja makannya. Dalam perjalan ke meja makan ia tidak menemukan meja wanita itu. Hal ini merasuki pikiran Hevelin. Dengan cepat gadis ini menyangkal hal-hal yang dipikirkannya dan mulai beragumen bahwa ini hanya kebetulan semata dan hanya hal sepele. Tapi masih ada satu hal yang membuatnya tidak bisa untuk tidak memikirkan hal ini terus menerus.
Wanita penyihir itu... Mengapa ia begitu ketakutan melihatku. Ada apa sebenarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hevelin (Pengungkap Misteri)
Mistero / ThrillerHevelin yang bersekolah di SMP Swasta Jevjyn, dikejutkan oleh banyaknya misteri yang saling berkaitan satu sama lain. Mulai dari seorang gadis seperti penyihir, seorang anak baru, serta pencurian di kelasnya yang merugikan Hevelin dan juga teman-tem...