2. Sosok Baru

36.4K 2.5K 64
                                    

Seminggu sudah Selena melewati hari-hari melelahkan saat MOS, hari ini adalah hari terakhir di mana ia akan segera memakai seragam putih abu-abu menggantikan seragam putih biru yang ia kenakan saat ini.

Cewek itu berjalan menyusuri trotoar menuju halte, tempat ia menunggu bis sepulang sekolah. Sudah seminggu Selena tidak lagi menumpang Alvin ketika pulang. Karena Alvin tidak mau mengajaknya untuk pulang bersama. Cewek itu memilih mengalah dari pada harus berdebat dengan kakak kandungnya yang akan sia-sia, karena saat Alvin mengatakan tidak, maka cowok itu akan terus berpegang pada pendiriannya.

Dengan malas disebranginya jalanan yang menghubungkan trotoar dengan halte bis.

Cewek itu mungkin lengah atau memang pengendara motor yang memacu motornya dengan cepat. Entahlah karena tepat saat itu, sebuah klakson berbunyi nyaring pada telinga Selena.

Cewek itu reflek mundur beberapa langkah. Sedangkan pengendara motor yang sempat  membunyikan klakson itu terjatuh dengan motor yang rebah di aspal.

Selena. Cewek itu masih terpaku pada tempatnya berdiri, bahkan untuk bergerak saja, tidak dapat ia lakukan, jantungnya berpacu dengan cepat seiring dengan wajah yang memucat karena takut.

Lambat, dilihatnya pengendara motor dengan kepala terbungkus helm itu berjalan terpincang ke arahnya. Saat itu lah kaki Selena reflek mundur. Cewek itu bahkan tidak melihat kemana kakinya melangkah hingga akhirnya cewek itu tersandung dan jatuh terduduk.

"Lo gak papa kan?" tanya pengendara motor itu sambil mengulurkan tanganya kepada Selena.

Cewek itu menatapnya takut. Takut jika sebentar lagi cowok yang wajahnya terbungkus helm dan hanya menampakkan sepasang mata elang itu memarahinya karena tidak memperhatikn jalan dan membuat cowok itu terjatuh.

"Jangan takut, gue nggak gigit kok." Candaan itu mampu membuat Selena tersenyum tipis.

"Sini gue bantu berdiri." Cowok itu menarik kedua tangan Selena hingga cewek itu berdiri.

=== The Fault ===

Selena masih duduk di halte bis. Di sampingnya duduk cowok yang tadi hampir menabraknya.

"Gue Dylan. Sorry tadi gue nggak sengaja," ucap Cowok bernama Dylan. Selena hanya mengangguk.

Tidak ada niatan untuk melanjutkan pembicaraan. Ia ingin cowok itu segera pergi meninggalkanya. Ada rasa takut yang masih setia menyelimutinya.

"Mau gue anter pulang?" tanya Dylan lagi.

Sekali lagi Selena hanya menanggapinya dengan gelengan.

"Maaf, tapi lo bisa bicara kan?" tanya Dylan penasaran. Karena saat pertama kali ia bertemu cewek itu. Tidak ada satupun suara yang didengarnya.

"Bisa," jawab Selena singkat.

"Nama lo ?" tanya Dylan.

"Hm?"

"Nama lo siapa?"

"Selena."

"Lo irit bicara ya?" Selena menggeleng. "Gue nggak boleh ngobrol sama orang asing, maaf."

Mendengar pengakuan itu membuat Dylan tertawa, menampakkan serentetan gigi putih ratanya.

"Gue Dylan, gue bukan orang asing," yakin Dylan saat ia selesai tertawa.

"Gue cuma tau nama lo, gue belum kenal siapa diri lo." Aku Selena tanpa menoleh.

Sempat diingatnya petuah sang Kakak saat pertama kali dia menginjak kan kaki di bangku smp, bahwa dia tidak boleh berbicara kepada orang asing. Karena yang terlihat belum tentu sama dengan apa yang tertutup di dalamnya.

The FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang