10. Keterbingungan

26.8K 2K 40
                                    

=== The Fault ===

Derap langkah kaki mengiringi suara Bel pulang sekolah, menyerukan hiruk-piruk suasana yang beberapa menit lalu teredam sunyi. Langkah-langkah terburu keluar dari pintu kelas membanjiri koridor-koridor sekolah menuju parkiran atau hanya sekedar berbincang di depanya.

Suara tawa, teriakan dan gurauan mengisi setiap lorong-lorong yang kini penuh oleh kaki-kaki manusia. Suasana ramai yang tercipta benar-benar mengisi setiap tempat yang berada di sudut sekolah itu. Tapi bagi Selena semua itu tidak ada artinya. Semua suara yang memekakan hingga orang-orang yang berseliweran tidak dapat menyentuh lamunannya saat ini.

Cewek yang memakai tas selempang itu, melangkah dengan pandangan lurus ke depan. Dari raut wajahnya terlihat jelas, bahwa saat ini fikirannya melayang entah kemana. Entah apa yang mengusiknya saat ini, namun hal itu mampu mengalihkan semua kekacauan di siang itu untuknya.

"Selena!!!" Seseorang berlari terburu ke arah Selena yang masih sibuk dengan lamunannya. Orang itu menarik tangan Selena hinga cewek itu ikut berlari di belakangnya.

"Ehhhh!" Selena merajuk. "Ver apaan si?"

"Kakak lo." Vera menjawab dengan tangan yang masih terus menarik Selena.

"Kakak gue?" Selena mengernyit bingung.

"Alvin."

Selena mengibaskan tanganya seketika saat nama cowok yang tadi pagi ditemuinya itu tersebut di hadapannya.

"Apaan si lo!" ketusnya." Gue nggak mau."

"Ishh." Vera melebarkan matanya. Tanganya kembali menarik Selena. "Kakak lo brantem."

"Bukan urusan gue, Ver." Selena kembali mengibaskan tanganya hingga terlepas dari cegkraman Vera.

"Dia berantem sama Dylan!" seru Vera akhirnya melihat kekeras kepalaan teman akrabnya.

Selena mengernyit kan keningnya. "Dylan?"

"Makanya ayo." Vera kembali menarik Selena menuju gerbang sekolah. Kali ini cewek itu hanya mengikuti Vera tanpa protes.

Sorakan-sorakan terdengar dari jarak 10 meter, sebuah kerumunan melingkar entah bagimana sudah tertata rapi disana.

Suara tepukan tangan membanjiri telinga Selena. Membuat cewek itu mempercepat larinya. Saat tubuh mungilnya menyeruak kebarisan paling depan, mulutnya menganga saat Alvin sudah duduk di atas perut Dylan yang kini mukanya telah penuh dengan lebam.

Pemandangan itu membuat Selena celingukan mencari seseorang yang bisa menghentikan aksi Alvin itu. Disana. Tepat berada di depannya. Anton dan Rian hanya melihat teman akrabnya itu dengan tangan yang terlipat di depan dada tanpa sedikitpun ada niatan untuk melerai kedua orang yang sedang terlibat perkelahian.

Selena berari memutar agar bisa mencapai dimana Anton dan Rian berdiri. Cewek itu menepuk lengan Anton, membuat cowok itu menoleh kearahnya.

"Kenapa nggak dilerai kak!" teriak Selena di kuping Anton. Anton hanya menanggapinya dengan anggukan kecil. Seakan pertanyaan itu hanyalah sebuah ucapan biasa.

"Kak!" kesal Selena. "Kenapa nggak dilerai?"

"Lo siapa? Lo kenal gue? Kenal Alvin?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Anton membuat Selena terpaku di tempatnya.

Cewek itu menatap tak percaya ke arah Anton yang seluruh perhatiannya kembali mengamati perkelahian di depannya. Sejenak disempatkan untuk melirik Rian yang sama-sama berperilaku seakan dia tidak tahu siapa Selena. Hal itu membuat Selena berdecak kesal. Ia tahu, Alvin lah yang membuat kedua temannya itu untuk tidak mengenal dirinya.

The FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang