Zwei

154 44 0
                                    

Pagi ini kembali mendung. Matahari bersembunyi dibalik keabuan. Rintik-rintik hujan membasahi sepanjang malam. Suhu dingin membuat orang-orang banyak yang bangun kesiangan. Mendung membuat beberapa orang malas beraktivitas.

Sehun berjalan menuju cafenya. Bukan pagi yang baik baginya. Mobilnya mogok, memaksa dia harus menggunakan kendaraan umum. Rela berdesakan dengan beberapa orang yang basah karena kehujanan. Halte dengan cafenya cukup memakan waktu jika jalan kaki. Sekitar 20 menit.

Dibawah rintikan hujan, ditemani payung bening yang menampakkan tetes demi tetes hujan yang mejatuhinya. Berhenti sebentar, menunggu lampu penyebrangan berubah hijau. Di ulurkannya tangan kanan ke depan. Lalu menengadah, merasakan air hujan. Suasana hatinya sedang tak baik. Dia belum kunjung tiba. Keduanya belum juga kembali jumpa. Terhitung 10 hari sejak pertemuan keduanya. Sehun masih memasang bunga "forget me not". Tapi tak seperti sebelumnya yang menampilkan hanya satu, dia membuat 2. 1 bunga serta tulisan singkat untuk menjamu pengunjung dan di setiap 1 jam akan diganti bunga biru cantik itu selama 10 menit sebelum kembali lagi. Begitu seterusnya. Sehun mash berharap sehingga dia masih ingin menampakkan bungan biru mungil itu.

"Semakin hari kau semakin terlambat. Beruntung bukan hanya kau yang memegang kunci. Kalau iya bisa berakar kami menunggumu di luar" celetuk Baekhyun sebagai sambutan datangnya Sehun.

"Mobilku mogok, aku naik bis tadi" jawab Sehun sambil melepas mantelnya

"Kenapa tidak memesan taksi?" tanya Baekhyun lagi

"Jalanan pasti macet. Udaranya dingin ditambah hujan, pasti banyak yang kesiangan. Jika aku naik taksi pasti akan lebih terlambat dari ini. Setidaknya bus punya jalur sendiri jadi tidak ada macet" jawab Sehun menjelaskan. Tangannya sibuk mencari ipad dan stylusnya. Bersiap menggambar. Sepertinya hari ini dia akan memilih bunga dengan makna bernuansa kelam karena suasana hatinya sedang tak baik.

"Sudah siap semua?" tanya Sehun 

"Sudah. Tinggal gambaranmu. Itu bisa disusul dan kita bisa membuka tokonya sekarang" jawab Suho yang baru muncul dari dapur

"Geurae. Buka saja. Aku mau buat dulu" ucap Sehun berjalan menuju salah satu meja pengunjung yang jadi favoritnya. Di pojok dekat jendela. Dari sana dia bisa melihat keadaan luar juga bisa mengawasi kegiatan di dalam cafenya. 

"Meski suasana hatimu sedang suram jangan buat bunga suram hari ini. Meski pengunjung mungkin masih tetap banyak tapi tidak nyaman saja. Sudah mendung, hujan, suram lagi. Sungguh kombinasi yang menyeramkan" ucap Baekhyun memperingati bosnya itu

"Aku tidak janji" jawab Sehun seadanya.

"Hah, kau ini" gerutu Baekhyun

Baekhyun dan Suho kembali ke posisinya masing-masing. Bersiap setelah Sehun membalik tulisan menjadi 'open'. Baekhyun berjalan ke depan. Mengecek kembali keadaan depan, meski seingatnya tadi tidak ada yang kotor atau berantakan di depan.

"Suho hyung! Yorobun! Bersiap untuk hari ini yang sudah pasti suram. Dia membuat bunga hitam" seru Baekhyun begitu melewati Sehun.

"Arra. Jangan berteriak bodoh. Masih pagi sudah memancing emosi" kesal Suho

Baekhyun hanya nyengir saja. Dia kembali melanjutkan jalannya ke depan. Sesuai dugaan, di depan masih rapi. Tapi pandangan Baekhyun terhenti pada sebuah benda yang di letakkan di samping pintu masuk. Itu bunga berwarna pink. Dibungkus plastik bening dengan sebuah surat di dalamnya. Baekhyun menatap sekeliling, tidak ada yang mencurigakan. Semua orang sibuk pada urusannya masing-masing. Baekhyun mengambilnya dan membawanya masuk.

"Aku menemukan ini di depan" ucap Baekhyun. Dia letakkan buket bunga itu di atas meja, di depan Sehun dan diatas ipadnya.

Sehun awalnya kesal karena Baekhyun mengganggunya. Padahal dia tau kalau suasana hati Sehun sedang tak baik. Tapi belum sempat berucap, begitu melihat benda yang ditaruh Baekhyun, menimbulkan kernyitan di wajah tampannya.

Flower boy || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang