Vier

159 45 1
                                    

Kesedihan. Kesedihan tidak seharusnya menghambat pekerjaan bukan? Berpengaruh itu pasti. Tapi jangan biarkan terlalu banyak. Itu pemikiran Sehun. Cukup kemarin dia sering datang terlambat. Tidak bekerja secara maksimal karena perasaan kerinduan dan kesedihan akibat tak kunjung tiba. Sehun menyesal sudah berlaku demikian. Nyatanya tak menghasilkan apapun. Tapi yang namanya penyesalan selaku diakhir. Orang baru akan menyesal setelah merasakannya.

Pagi ini Sehun datang pertama. Menyiapkan sarapan untuk karyawannya sebagai permintaa maaf karena kelakuannya kemarin yang membuat repot. Tapi Sehun bukan koki. Dia bukan ahli dalam memasak meski masakannya tidak buruk. Akhirnya mereka baru makan setelah selesai beberes dan menyiapkan beberapa keperluan cafe karena Sehun juga baru selesai memasak. Sarapan bersama baru membuka toko. Tak apalah tokonya dibuka sedikit lebih siang lagi.

"Kita sudah terlambat 30 menit. Mau berapa lama kau menunda bukanya cafe ini? Setelah makan siang?" tanya Suho mengomel. Bukannya dia tak menghargai usaha Sehun, tapi dia tak mau penghasilannya menurun.

"Sedikit lagi. Sampai makanan ini habis. Makanya cepat habiskan" balas Sehun 

Setelah selesai, mereka menuju posisi masing-masing. Sehun juga sudah siap di kasir. Toko sudah di buka. Beberapa pengunjung sudah datang.

"Mau pesan apa nona?" tanya Sehun pada pengunjung di depannya. Orang itu terus menerus menengok ke bawah, dimana dipajang banyak kue dan roti-roti lucu. Dia juga memakai masker serta topi. Sedikit aneh bagi Sehun karena penampilannya seperti artist yang takut terciduk. Juga, wangi ini. Sehun merasa tak asing.

"Satu vanila latte dan satu choco cheese cake ukuran sedang" ucap pengunjung tadi

"Ne. Semuanya xx won" ucap Sehun. Pengunjung tadi memberi uang yang pas"

"Mohon tunggu sebentar. Silahkan duduk lebih dulu" ucap Sehun sopan. Tapi pengunjung tadi tidak beranjak. Masih disana, membuat Sehun mengernyit heran. Sehun menatap sekeliling, masih banyak kursi kosong, lalu kenapa pengunjung ini tidak duduk.

"Anda bisa duduk lebih dulu nona. Saya rekomendasikan di meja nomor 12. Disana anda bisa mengamati luar. Mari saya antar" ucap Sehun. Dia pikir mungkin pengunjung ini meminta untuk di antar. Dan Sehun merasa benar karena pengunjung tadi mengikutinya saat dia menunjukkan arahnya.

"Mohon tunggu sebentar" ucap Sehun lalu kembali ke kasir. Meski belum ada pengunjung lagi. Sehun mengantar pesanan pengunjung meja nomor 12 itu setelah merebut dari Baekhyun yang akan mengantarnya.

"Tumben sekali" cibir Baekhyun

"Hanya ingin. Titip kasirnya" ucap Sehun

Sehun berjalan menuju meja nomor 12. Meja yang letaknya memang sedikit jauh, tapi disana nyaman. Tempat favorit Sehun untuk menggambar. Langkahnya terhenti. Memperhatikan pengunjung tadi yang duduk bermain ponsel. Topinya sudah di lepas, menampilkan rambut tergerai indah itu serta poni di dahinya. Maskernya masih di pakai dan mantelnya sudah di lepas. Sehun kembali melanjutkan jalannya, tadi dia hanya sedikit bingung karena orangnya sedikit berbeda. Padahal itu karena dia melepas topi dan mantelnya.

"Ini pesanan anda. Selamat menikmati" ucap Sehun

"Tunggu, ehmm bisa kita bicara sebentar? Sepertinya pengunjung juga belum ada yang datang. Anda bisa pergi kalau ada pengunjung nanti" tanya pengunjung tadi sambil mendongak menatap Sehun

"Ne?" tanya Sehun bingung

"Apa kau tidak mengingatku?" tanyanya

"Hah? Ah mianhamnida, saya masih ada pek-" ucapan Sehun terhenti ketika pengunjung tadi membuka maskernya. Menatap Sehun dengan senyum manis di wajahnya.

Flower boy || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang