Bab 6

2K 405 30
                                    

Enam

Sebuah mobil berhenti tepat di depan pintu pagar, ibu Alika yang sedang menyirami tanaman di halaman rumahnya tampak bertanya-tanya siapa gerangan yang datang. Tidak menunggu lama, keingintahuannya terjawab, sang anak turun dari pintu depan bersamaan dengan lelaki yang mengemudikan mobil tersebut.

Alika membuka pintu belakang, menurunkan Bimo lalu menggandengnya, keduanya diikut Faris dan Adrian mendekat ke arah ibu Alika.

"Assalamualaikum," sapa Alika lalu mencium tangan ibunya.

"Waalaikumsalam," jawab ibu.

"Bu, kenalin ini pak Faris," ucap Alika. Faris tersenyum lalu mencium tangan ibu.

"Maaf ya bu saya jadi merepotkan," ucap Faris.

"Oh, enggak apa-apa, ayo-ayo masuk dulu, biar ngobrolnya enak," ajak ibu sambil merapikan selang air yang langsung dibantu oleh Faris.

"Hana belum pulang bu?" tanya Alika.

"Belum," Jawab ibu sambil membukakan pintu rumah. "Ayo silakan masuk," lanjutnya.

"Duduk dulu pak Faris, saya buatkan minum dulu ya," ucap Alika yang berjalan menuju dapur.

Sepeninggalan Alika, ibu dan Faris berbincang hangat, sesekali ibu berkomunikasi dengan Adrian dan Bimo, Adrian lebih mudah diajak bergurau dibanding dengan Bimo yang masih tampak malu-malu sesekali bersembunyi di belakang tubuh Faris.

"Bimo suka kue coklat?" tanya ibu mencoba menarik perhatian Bimo.

Bimo langsung mengangguk begitu mendengar kata kue. Anak itu memang suka makan, apalagi cemilan-cemilan coklat. Itu favoritnya.

"Nenek punya brownies, mau?" ibu menawarkan.

"Enggak usah bu, ngerepotin nanti," ucap Faris.

"Enggak kok," sahut ibu.

"Ian boleh minta, nek?" tanya Adrian.

"Boleh dong, sebentar, nenek ambilkan dulu ya," kata Ibu.

Bersamaan dengan ibu yang meninggalkan ruang tamu, Alika datang membawa nampan berisi dua cangkir teh manis hangat dan empat kotak susu.

"Nih, ibu punya susu kotak, Ian sama Bimo suka susu ini 'kan?" ucap Alika sambil meletakan kotak-kotak susu itu didekat dua bocah tersebut.

"Sukaaa, makasih bu," ucap Ian yang langsung mengambil dua kotak susu, satu untuknya dan yang satu diberikan kepada adiknya.

"Diminum dulu, Pak," ucap Alika mempersilakan.

"Oh iya," ucap Faris lantas mengambil cangkir dan menyeruput isinya. "Maaf ya saya jadi merepotkan," ucap Faris.

"Merepotkan apa? enggak kok," ucap Alika sambil terkekeh, mengingat kerempongannya tadi keluar lewat pintu belakang untuk membeli susu-susu kotak di warung ujung komplek. Ia harus berlari untuk mempersingkat waktu dan tidak membuat tamunya curiga. Ditambah harus berhadapan dengan si kitty, anjing hitam yang sering berkeliaran di sekitar lingkungannya.

Falling in Love with Him, Again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang