Cintamu hanya untukku sayang..."
Fajar bernyanyi sambil berjalan di koridor sekolah. Bukan karena dia sedang bahagia, tapi karena Fajar melihat sang pujaan hati sedang memadu asmara dengan lelaki lain. Fajar menepuk pundak sahabatnya, lalu mengacak pelan rambut wanita di sebelahnya.
"Cintamu hanya untukku sayang..." Fajar mengulang.
"Berapa kali gue harus bilang sih jar, Cinta pacar gue." Fino mulai mengerutu. Cinta memang sahabat Fajar, tapi seharusnya Fajar bisa memberi batas terhadap Cinta. Fino kadang merasa, bahwa Fajarlah pacar Cinta sebenarnya bukan dirinya.
"Mas Fino, cemburu ya? Aduh mas jangan cemburu gitu dong, aku masih setia kok sama kamu mas." Canda Fajar, yang membuat Cinta dan Fino bergidik geli.
"Geli gue jar. Udah lo pergi sana, gue lagi pacaran bambang!!" Perintah Cinta.
#######
Fajar, Cinta dan Fino bersahabat dari mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bagi Fajar Cinta adalah wanita yang harus ia jaga, apapun akan Fajar lakukan demi Cinta. Bagi Cinta Fajar adalah Fajar yang selalu usil, nyebelin, gak ber-faedah setiap deket sama dia, tapi Fino bagi Cinta adalah laki-laki yang selalu membuat Cinta nyaman dan terlindungi.
Fajar tidak pernah menyangka, Cinta akan jatuh kepelukan Fino yang notabennya adalah sahabatnya juga. Fajar pikir Cinta tidak akan menerima Fino, karena Cinta takut akan menyinggung perasaan Fino ataupun Fajar. Dugaannya salah ternyata.
Pagi tadi Fajar sedang memakan sarapannya, awalnya sih biasa saja tapi jadi tidak biasa karena tiba-tiba Cinta menelponnya. Dahinya mengkerut, tidak biasanya Cinta seperti ini.
"Halo, Cintaku sayang..." Goda Fajar disela-sela sarapannya.
"Jar gue ingetin sekali lagi ya, jangan manggil gue kaya gitu! Gak enak sama Fino." Perintah Cinta.
Fajar tersenyum miring.
Kalau boleh jujur Fajar sedang terbakar sekarang, terbakar rasa cemburu. "Inikah yang dinamakan tertusuk tapi tidak berdarah, ta?" Tanya Fajar.
"Jar, please!!"
"Oke oke. Lo mau ngomong apa?" Fajar menyerah kali ini.
"Gue habis ribut sama Fino."
Cinta yang kamu lakukan ke Fajar itu jahat cinta. Ini yang sering Fajar rasakan, satu tahun Fino dan Cinta berpacaran selama itu juga Fajar harus menderita ketika mereka sedang ada masalah. Jika Fino menelponnya pada malam hari untuk curhat, Cinta juga akan menelpon Fajar pada pagi atau siang harinya. Terkadang Fajar berpikir untuk membuka jasa biro curhat dan menarik tarif per jam lima puluh ribu, lama-lama Fajar bisa kayakan.
"Perasaan kemaren pagi masih, oke oke aja. Kenapa sekarang tiba-tiba ribut. Wah ini sih udah kecium bau-bau mau putus." Candanya. Eh, gak bercanda semoga aja beneran:).
"Lo ya jar, kebiasaan. Doa tuh yang baik-baik kenapa!"
"Lo juga sih, pacaran kok ribut mulu!?" Kepala Fajar pusing mimi peri, bantu Fajar menghadapi dua insan yang sedang mabuk asmara ini, bantu kuatin hati Fajar juga mimi peri.-batin Fajar.
"Bantu cari solusi kek!"
"Putus aja kalau udah gak cocok mah." Fajar menjawab sambil mengambil tas sekolahnya, yang tergantung di kursi yang ia duduki lalu bangkit dan berpamitan dengan ibu, ayah dan adik perempuannya.
"Dah dah." Bisik Fajar, yang dijawab lambaian dari ibunya.
"Lo tuh ya..gak ada bener-benernya emang! Udh ah, gue mau sekolah."
"Gue juga mau sekolah kali, ta"
"Yaudah, sekalin jemput gue kalau gitu!"
"Dih ogah, lo mah ke gue kalau ada perlunya doang! Males gue."
"Yaudah sih, kalau gak mau mah gak usah marah kali!!"
"Yang dari tadi marah bukannya lo ya?" Kali ini Fajar bener-benar marah. Kenapa tuhan menciptakan wanita dengan sifat absurd kaya Cinta sih, untung Fajar sayang.
"Yaudah gue jem-"
Tut...tut..tut..
"Lah jadi dia yang marah. Heran gue." Sambil mengelus dadanya, Fajar memasukan handphone nya dan menaiki motornya, lalu pergi membelah jalanan Ibu Kota.
#######
Hai, semuaaa🖐
Ini cerita pertama aku
Semoga kalian suka sama ceritanya
Semoga tuhan merestui cerita ini juga ya...Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of You -I'm ready to let go-
Teen Fiction'Fajar hanyalah sebatas pelampiasan untuk Cinta. Hanya pelampiasan.' Mereka, Fajar, Cinta dan Fino adalah sahabat sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama. Tidak ada yang bisa mengganggu persahabatan mereka, sampai akhirnya Fajar tahu b...