°Tiga°

3 2 0
                                    

"Gue mau putus sama Fino."

Fajar tertegun, ini kah yang di namakan jodoh gak akan kemana mimi peri?

Fajar mencoba untuk menetralkan mimik mukanya, agar Cinta tidak tahu bahwa Fajar sedang senang. Bukan senang saja tapi terlalu senang. Sampai-sampai Fajar berulang kali memalingkan wajahnya.

'Cinta, Cinta...sebentar lagi lo milik gue'

"Kalau itu jadi keputusan yang terba--" Ucapan Fajar terputus. Sedetik kemudian Fajar dengan tiba-tiba menutup telinganya.

"KENAPA LO SETUJU SIH JAR? FAJAR LO JAHAT BANGET DOAIN GUE PUTUS!! HUAAAA, BUNDA, AYAH, INDAH." Cinta teriak. Sampai-sampai nama yang di sebut Cinta tadi, keluar dari ruangannya. Bunda, Ayah, dan Indah yang ada di lantai atas, berteriak kompak.

"MAS FAJAR!!!"

"Kok gua mulu, yang salah!?" Tanya Fajar.

######

Kemarin Fajar begitu lelah dengan tingkah Cinta. Cinta bener-benar keterlaluan kalau sudah linglung gara-gara Fino, Cinta akan merepotkan Fajar seharian lalu dengan senang hati dia melupakan kebaikan Fajar, jika sudah berbaikan dengan Fino.

Fajar selalu merasa bahwa dia yang paling tersakiti disini. Mereka tidak mengerti betapa rapuh hati Fajar, melihat Cinta dan Fino bermesra-mesaraan di depannya tanpa rasa bersalah karena Fajar di jadikan obat nyamuk saat mereka jalan bareng.

Seperti sekarang, Fajar hanya bengong sambil meminum milk shake oreo kesukaannya. Sedangkan Cinta dan Fino asik berswafoto sambil berpeluk-pelukan manjahhhhh.

'Apa salah Fajar ya tuhan, harus lihat kekasih hati yang bukan kekasih bermesaraan sama sahabat sendiri yatuhan...udah jomblo ngenes pula. Dasar Fajar.' batin Fajar.

"Gak pesen makan, jar?" Tanya Fino.

Fajar yang sedang melamun tiba-tiba tersenyum, "lo yang bayar ya Fin, gua bokek anjiran."

Sudah Fino duga endingnya bakal engga enak, harusnya tadi tidak usah di tawarin saja kalau ujung-ujungnya seperti ini.

Fino tersenyum masam, "Kebiasaan deh lo, jar. Bisa engga sekali aja bayar ndiri?" Tanya Fino sambil membuka daftar menu lagi--Karena tadi sudah memesan minum terlebih dahulu.

"Siapa suruh ajak gue?"

"Kalau engga karena Cinta, gue emoh ngajak lo!" Kata Fino sengit.

"Yaudah tanggung resiko lah!" Fajar berkata sambil meminum milk shakenya lagi, tapi sambil melihat Cinta yang sedang melipat tangannya di dada.

"Apa?" Tanya Fajar menaikan satu alisnya.

Cinta menghela nafas, "Ribut mulu, kerjaannya. Gue kesini ngajak lo sama Fino buat hangout bareng, supaya otak jernih engga mikirin pr mulu."

"Ngajak hangout kok hari senin? Bego emang!" Fajar menyedot habis sisa milk shakenya lalu berdiri.

Cinta yang mendengar Fajar berkata bahwa dirinya bego, langsung memicingkan mata, "Lo bilang gue bego, jar?" Tanyanya.

Wah kalau sudah melihat mata Cinta seperti itu, pasti pertanda akan kiamat nih. Buru-buru Fajar, menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Matur maap, mbah." Ucap Fajar. Jangan tanya wajah Cinta sekarang, sudah seperti bubuk boncabe level 10. Merah.

Fino yang melihat pertengkaran kecil sahabat dan pacarnya, hanya bisa menggeleng sambil tertawa kecil. "Eh tunggu, lo mau kemana jar?" Tanya Fino.

"Mau ngadem, mumpung didepan cafe ada pantainya." Alibi Fajar. Padahal mah lagi cemburu.

"Pesenin gue, steak aja ya...thanks, beb." Sambil mencolek dagu Cinta, lalu berlalu pergi. Cinta yang dicolek dagunya hanya mengomel kecil.

"Cewek gue jar......" Sahut Fino kesal, setelah melihat Fajar berbalik sambil mengedipkan sebelah matanya, lalu berbalik kedepan lagi.


######

A Piece of You -I'm ready to let go-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang