Fajar mendengar suara tangis dari teras rumahnya, kata Indah yang datang Cinta tapi kalau Cinta, kenapa tangisannya seperti kuntilanak. Jangan-jangan Indah punya indra keenam yang dia tidak sadari, jangan-jangan yang di luar itu bukan Cinta tapi kuntilanak yang menyamar sebagai Cinta. Fajar memutuskan mengambil benda yang ada di sofa dekat teras, lalu mengendap pelan-pelan. Saat sudah sampai di pintu teras, Fajar melompat, "heh, pergi lo ini masih pagi, kenapa udah gangguin keluarga gue. Hus, hus pergi lo." Fajar menutup matanya, sambil mengibas-ngibas benda yang ada di genggamannya."Huaaaa, gue dikira setan... Bunda Fajar jahat Bunda!" Teriak Cinta, yang membuat Bunda langsung berlari keteras rumah.
"Aduh ini kenapa pagi-pagi udah ribut, sih Fajar!?" Tanya Bunda kepada Fajar, yang ditanya membuka matanya lalu mengomel.
"Kok Fajar sih bun, itu Cinta yang teriak!"
"Loh nak Cinta gak papa?" Cinta mengangguk sambil mengelap air mata yang masih menempel di kedua pipinya. "Giliran Cinta aja, bunda gak marahin. Anaknya Bunda Cinta ya, bukan Fajar?" Tanya Fajar.
Bunda memukul bahu Fajar pelan, lalu menyuruh Cinta masuk kedalam rumah. Fajar mengikuti dari belakang sambil memegang bahu Cinta dari belakan dan menuntun Cinta untuk duduk di sofa ruang tamu.
"Udah dong nangisnya nak Cinta! Kan Bunda ikut sedih..." Bunda mencoba menenangkan Cinta.
"Bunda mah gak adil, Fajar gak pernah tuh bunda gituin."
"Bukanya pernah ya kak? Waktu kamu gak terima kalau Cinta pacarnya Fino, itu loh yang kamu meraung-raung gak terima, sampai gak mau makan dua hari dua malem!?" Kata Bunda. Ayah dan Indah yang sedang berjalan untuk menyusul, hanya bisa cekikikan.
Cinta yang mendengar itu merasa, geli karena Fajar terlalu berlebihan. "Benda terlalu mendramatisir kejadian yang seharusnya tidak terjadi!" Fajar mengelak kali ini. Tuh kan kalau masalah ngerjain Fajar, Bunda sama Indah yang paling heboh.
"Udah ya Bundaku tersayang, mending balik ke kamar terus bobok cantik sama ay--" Ucapan Fajar terhenti, karena melihat Indah akan duduk di sofa.
"Buat lo, Indah yang gak indah di mata gue. Mending lo balik kamar juga, terus cari pacar-pacar lo itu di Korea, sana gih. Hus hus." Perintah Fajar. Indah yang mendengar itu langsung bangkit secara kasar, lalu pergi tanpa menoleh.
"Yaudah Bunda sama Ayah, tinggal ke kamar ya Cinta. Kalau ada apa-apa curhatnya ke Bunda aja, jangan ke Fajar. Fajar orangnya gak seru!" Bunda mengedipkan sebelah mata, sambil menarik tangan Ayah untuk pergi ke kamar mereka.
"Dih Bunda." Ucap Fajar tak suka.
Setelah memastikan keluarga Fajar,sudah masuk semua kedalam habitatnya, eh maksudnya kedalam ruangannya masing-masing. Fajar mulai menoleh--menghadap Cinta.
"Jadi, lo kesini mau nangis doang atau mau curhat sama, mas Fajarmu ini?" Tanyanya sambil mengambil cemilan di atas meja.
Cinta yang mendengar itu, memukul punggung Fajar. Cinta menangis lagi.
"Gue gak bisa diginiin jar, gue gak bisa..." Cinta menangis sambil memukul paha Fajar berkali-kali.
Yang di pukul, mengaduh kesakitan, "Aw, sakit anjir!"
Cinta berhenti memukuli Fajar, lalu menetralkan tangisnya juga mengusap sisa air mata di kedua matanya.
"Gue mau putus sama Fino."
Tbc
######
Hai semuaaaaaa
Mas Fino belom keluar nih, sebentar lagi mas Fino akan muncul
So, pantengin lapak ini ya gengs
See you 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of You -I'm ready to let go-
Teen Fiction'Fajar hanyalah sebatas pelampiasan untuk Cinta. Hanya pelampiasan.' Mereka, Fajar, Cinta dan Fino adalah sahabat sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama. Tidak ada yang bisa mengganggu persahabatan mereka, sampai akhirnya Fajar tahu b...