Apa yang membuat harimu indah pagi ini?
Nama siapa yang selalu kau inget setiap kali terbangun?
Pagi tidak akan menyebarkan gosip
Siapa? Katakan saja, jangan malu-malu'Fajar sedang mendengarkan lantunan suara dari radio milik ibunya. Hari ini minggu, jadi siaran kesukaan ibunya di radio akan melantut dari jam tujuh pagi samapai delapan pagi, selama itu juga Fajar tidak akan menyalakan handphone nya ataupun pergi menonton televisi di ruang tamu rumahnya. Pagi yang menyenangkan bagi Fajar.
"Bun, hari ini Fajar sarapan apa?" Tanyanya pada sang Bunda yang sedang menikmati teh pagi bersama sang ayah.
"Kamu maunya apa?" Kali ini Bunda yang bertanya.
"Apa aja bun, yang penting Fajar makan."
"Batu sama kayu mau, mas?" Jawab Indah--adik perempuan Fajar.
"Gue jawab pertanyaan bunda dek, kenapa lo yang jawab sih!?" Fajar kesal, adiknya memang seperti itu, kalau sudah urusan ngerjain Fajar nomor satu--paling depan.
Indah menatap kakaknya dengan kesal, lalu berbalik dan pergi. Tapi belum 5 menit kepergian Indah, dia sudah kembali ke tempat Kakak, Ayah, dan Bundanya bersantai. Tapi kali ini sambil mengendap pelan dan...
DARRRR!!!
"Eh, mimi peri pacarnya Indah." Kaget Fajar sambil menaikan kedua tangannya. Bunda dan ayah yang juga ada di sana, hanya mengelus dada melihat tingkah kedua anaknya.
"Mas, pujaan hati lo yang jatuh kepelukan sahabat lo, ada di teras tuh. Mukanya asem banget." Indah berbicara tanpa rasa bersalah setelah membuat Fajar kaget.
Fajar bangkit lalu berdiri menghadap adiknya, diacaknya rambut adiknya kasar. "Awas lo ya! Gak gue download-in drakor baru lo. Gak bisa ketemu oppa-oppa, lagi lo."
Indah yang diancam seperti itu hanya memeletkan lidahnya, lalu pergi dari hadapan kakaknya. Fajar juga membalas dengan menyentil lengan adiknya lalu berlari kencang, meninggalkan Bunda dan Ayah yang sedang cekikikan.
"Mas Fajar!! Awas lo ya!!"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of You -I'm ready to let go-
Teen Fiction'Fajar hanyalah sebatas pelampiasan untuk Cinta. Hanya pelampiasan.' Mereka, Fajar, Cinta dan Fino adalah sahabat sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama. Tidak ada yang bisa mengganggu persahabatan mereka, sampai akhirnya Fajar tahu b...