Prolog

749 134 36
                                    

Ayuna memegang erat kedua tangannya, bergerak dengan gelisah menunggu kedatangan seseorang.

Sudah lebih dari 1 jam ia menunggu, namun yg ditunggu tidak juga memperlihatkan batang hidungnya.

Ia sama sekali tidak menginginkan pertemuan ini.

Ia sudah bertekad untuk menanggung dan bertanggung jawab dengan sendiri tanpa mengganggu hidup orang lain.

Setelah beberapa saat, seseorang yg ia tunggu datang.

Dengan pakaian serba hitam, dari mulai baju atasan, bawahan, serta sampai memakai masker dan kacamata hitamnya.

"Maaf menunggu lama". Ujarnya pelan dan langsung duduk berhadapan dengan Ayuna.

Ayuna hanya menggelengkan kepalanya lemah."It's okay, gue juga belum lama kok". Jawabnya berbohong.

Nyatanya dia sudah menunggu kedatangan pria itu selama 1 jam lebih 15 menit dari janji temu yg merek sepakati.

Ayuna mengerti.

Pria itu pasti sibuk.

"Apa yg lo bilang di DM itu bener?". Tanya pria itu to the point.

Ayuna mengangguk, sejujurnya Ayuna cukup pasrah saat memberitahu masalahnya pada pria itu.

Ia sudah yakin akan satu hal, jadi dia cukup kaget karna tiba-tiba pria ini mengajaknya ketemu lewat DM di instagram.

Pria itu menggebrak meja yg ada di depannya itu dengan cukup keras. Beruntung restoran ini sudah sepi pengunjung karna langit pun sudah sangat menggelap.

"Apa tujuan lo sebenernya?". Tanya pria itu dengan tatapan mata yg tajam.

Ayuna membalas tatapan pria itu tanpa takut.

"Gak ada. Cuma pengen kasih tau lo aja". Sesungguhnya perasaan Ayuna sekarang sangat takut.

Dia pun gugup berhadapan langsung dengan pria yg saat ini ada dihadapannya menatap nyalang dirinya.

"Gugurkan!". Ucapnya tanpa perasaan.

Hati Ayuna terasa tertohok saat mendengarnya.

Meskipun ia sudah yakin akan penolakan itu, tapi mendengarnya secara langsung dari mulut laki-laki itu benar-benar membuat hatinya hancur.

Ia sangat tau, dirinya bukan siapa-siapa.

Tidak ada yg mencecarnya sekalipun ia hamil diluar nikah.

Paling hanya beberapa saja yg mengenal dirinya, kan?

Namun tidak dengan Seno Huntara Kaylandra.

Pekerjaannya sebagai musisi terkenal membuat semua orang mengenalnya.

Bahkan ia selalu wara wiri di televisi.

Karirnya sedang di puncak-puncaknya.

Tapi, membunuh anak yg ada di kandungan Ayuna??

Ayuna menggelengkan kepalanya, menatap Seno dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Gue gak akan pernah membunuh dia". Tangan Seno mengepal.

"Tujuan lo itu apa sih sebenernya? Gue masih mau berkarir, gue masih mau berkarya! Demi Tuhan Ayuna, tingkah lo yg kaya gini bisa memperumit gue!". Erang Seno frustasi.

Dia ingin menyelamatkan dirinya dari aib.

Ayuna terdiam.

"Lo mau peras gue kan? Berapa uang yg lo minta?". Harga diri Ayuna tercoreng dengan kalimat yg keluar dari mulut laki-laki itu.

Tapi Ayuna hanya diam.

Kejadian itu hanya kecelakaan yg tidak disengaja.

Mereka berdua tidak sadar saat melakukannya.

"Gue gak mau memeras lo, Sen. Gue cuma mau kasih tau lo aja, bahwa ini anak lo, darah daging lo".

Percayalah, Ayuna berbicara dengan suara bergetar saat ini.

"Kenapa lo kasih tau hal ini ke gue, sekarang? setelah kejadian itu lo menghilang". Seno sudah mulai kehilangan kendali dalam emosinya.

"Awalnya gue emang gak mau mempermasalahkan, makanya gue anggap semua itu gak pernah terjadi dan semuanya fine. Berjalan sebagai mana mestinya". Alasan Ayuna pergi dan menghilang dari hidup Seno adalah dia ingin melupakan itu.

Kesalahan yg tidak sengaja dilakukannya.

Namun Tuhan berkendak lain, setelah satu bulan dirinya hamil.

"Apa itu beneran anak gue? Bisa aja kan lo bohong, hamil dengan siapa dan minta pertanggung jawabannya ke gue!". Dengan refleks Ayuna menampar Seno tepat di pipi kiri laki-laki itu.

"BAJINGAN!! GUE GAK SERENDAH ITU SENO HUNTARA KAYLANDRA!!!". Teriak Ayuna cukup keras.

Seno tidak membalas, menurutnya pertemuan ini benar-benar membuang waktunya yg sangat berharga.

Seno merogoh cek dari dalam kantong jaket levis nya.

Menuliskan nominal cukup besar dan menandatanganinya, lalu ia lemparkan secara kasar ke wajah Ayuna.

"Itu uang 100juta, anggap aja gue beli keperawanan lo saat itu. Selesai kan? Gue pergi".

Sebelum Seno melangkahkan kakinya lebih jauh, suara Ayuna menghentikan langkahnya.

"Berarti anak ini udah lo anggap mati kan?".

"Ya". Jawabnya cepat tanpa menoleh.

Ayuna mengangguk mengerti."Oke, dia hanya akan menjadi anakku dan tidak akan pernah menjadi anakmu". Setelah mendengar itu, Seno melangkahkan kakinya menjauh dari hadapan Ayuna.

Seno benar-benar pergi meninggalkan Ayuna yg tengah menahan emosi dan tangisnya.

Masa depannya sudah hancur, ia harus bagaimana sekarang?

Ayuna tidak ingin membunuh anaknya.

Kesalahan ini memang tidak disengaja, mana bisa Ayuna membunuhnya?

"Mama janji, kita akan bahagia, Nak".

























Keuuttt...
Oke guys, bagaimana kira-kira?
Prolog nya oke gak nih??

Mau di lanjut tidak, hm??

Entah kenapa aku ingin membuat kisah mereka penuh konflik diawal? Hihii..

Fyi, ini bukan cerita Yoonhun yg waktu itu pernah aku janjikan ya guys.. hehe

Tapi ini cerita dadakan aja yg tiba-tiba terlintas gitu di otak aku..

Cerita ini pun mungkin gak akan aku bikin panjang-panjang.
Paling hanya beberapa part aja, hehe

See you, ya..

Laffyuuuuuuu ❤

Salam,
Author Kentang.

FAULT - YOONHUN ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang