- 6 -

807 118 156
                                    

Perkataan Ayuna benar-benar membuat Seno terdiam seribu bahasa. Entahlah, rasanya ia tidak terima Ayuna menolak dirinya untuk menikahi gadis itu.

Seno sudah merubah pikirannya untuk menerima anak yang ada di dalam rahim Ayuna dan akan menikahinya.

"Aku sudah bilang kan, kita mulai semuanya dari awal". Ayuna menolehkan wajahnya ke arah Seno.

Seno menopang dagunya dengan kedua tangan bersanggah di kedua lututnya.

"Aku tidak mau menjadi beban untuk karirmu, Sen". Jawab Ayuna lirih.

Seno terdiam.

"Aku sudah tidak peduli". Ayuna tersentak.

Seno menatap Ayuna dalam."Aku ingin menjadikanmu istri, Na. Dan aku menginginkan anak ku sah di mata hukum dan agama".

"T-tapi aku tidak mencintaimu, begitupun sebaliknya". Ucap wanita itu dengan terbata.

Perasaan Ayuna mendadak menjadi gugup saat Seno menatapnya dalam seperti tadi.

Seno menggenggam kedua tangan perempuan itu, kemudian bersimpuh di hadapannya."Kita bisa saling belajar untuk mencintai satu sama lain, Na. Aku mohon". Kedua mata laki-laki itu berkaca-kaca.

Ayuna sampai tertegun melihatnya.

"Sen--------".

"Plisssss, Na. Hmm??". Mohonnya sekali lagi.

Kepalanya tertunduk, Seno terisak pelan.

Kepalanya menempel di paha Ayuna, dengan bahu yg bergetar.

Ceklek.

"Kalian berdua siap-siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian berdua siap-siap. Kita akan segera ke Jakarta". Tiba-tiba Chandra masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Ayuna terkejut, sedangkan Seno masih tetap pada posisinya.

Chandra menatap Ayuna intens."Gue harap lo gak egois dalam mengambil keputusan". Matanya melirik ke arah Seno yg sedang tersungkur di hadapan Ayuna dengan isakan pelan.

Sesungguhnya Chandra tidak tega melihatnya, tapi Seno harus menebus kesalahannya dengan rasa penyesalan yg dalam.

"Nangis bukan gaya lo, Sen". Setelah mengatakan itu, Chandra pergi dari hadapan kedua pasang manusia berbeda gender itu dengan langkah kaki tergesa.

Seno mendongak menatap wajah Ayuna dengan air mata di kedua pipinya."Aku gak pernah nangis kaya gini di depan cwe". Pernyataan itu sontak membuat Ayuna mengernyitkan kening.

Mau pernah atau tidak, Ayuna tidak perduli dan tidak mau tau juga.

"Ya terus?". Saut Ayuna dengan santai.

Seno menghapus jejak air matanya dengan gerakan kasar."Aku gak pernah bersimpuh juga ke cwe lain". Ujarnya tiba-tiba merasa kesal.

Entah karna apa?

FAULT - YOONHUN ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang