Ayuna POV
Kehidupan gue setelah menikah dengan Seno--sejauh ini masih baik-baik aja dan semoga selamanya akan tetap baik karna kita udah punya Sena, putri semata wayang kami. Pasang surut dalam berumah tangga itu pasti ada, dan itu sering banget kita alami akhir-akhir ini. Entah itu masalah sepele atau masalah yang cukup serius.
"Kamu udah mau berangkat?". Tanya gue ke Mas Seno.
Hari ini mas Seno ada meeting di kantor pagi-pagi banget, karna katanya client nya lumayan sibuk dan siang mau flight lagi ke Medan.
"Iya". Sautnya sambil memakai sepatu hitam yang udah gue siapin.
"Aku bekalin sarapan ya? Kamu buru-buru banget kayanya". Tawar gue.
Sebagai istri yang baik jelas gue berinisiatif sendiri, suami gue juga butuh energi untuk mengawali aktifitasnya mencari nafkah buat gue dan Sena.
"Boleh sayang".
Setelah selesai menyiapkan bekal untuk suami tercinta, gue ke depan untuk menyusul suami gue yang udah jalan duluan ke depan untuk menerima telpon, setiap ada telpon penting pasti mas Seno menjauh dari jangkauan gue atau anaknya, mungkin takut ganggu kali ya?
"Iya, nanti saya akan belikan apapun yang kamu mau. Sekarang jangan hubungi saya dulu okay, kalau istri saya curiga bagaimana?". Samar-samar gue mendengar suara mas Seno sedikit marah saat berbicara dengan si penelpon itu.
Dan---apa itu tadi? Gue gak salah denger kan?
"Mas?". Panggil gue dan bikin dia tersentak kaget.
Dengan tergesa dia mematikan telponnya.
Aneh.
"Ya sayang----udah?". Tanya dia sedikit gugup.
Gue gak mau berprasangka buruk atau berfikiran yang tidak-tidak. Tapi---sikap mas Seno akhir-akhir ini cukup membuat gue sedikit merasakan perubahan di dalam dirinya.
"Udah mas. Telpon dari siapa? Kayanya serius banget".
"Bukan siapa-siapa kok. Ini---si Andika nyuruh aku untuk cepat-cepat sampai di kantor, karna sebentar lagi client akan sampai". Jawab dia beralasan.
Gue menghela nafas pelan, lalu mengangguk mengerti. Kepala gue sedikit pening karna dari kemarin gak enak badan, jadi daripada panjang--mending gue iyain aja deh.
Gak peduli dia mau bohong atau enggak sama gue.
"Yaudah. Kamu hati-hati di jalan ya mas--jangan lupa di makan sarapannya". Mas Seno tersenyum manis kemudian mengangguk singkat.
Dia mendekat ke arah gue, mengecup kening gue seperti biasa.
"Aku berangkat, Assalamualaikum".
Gue menyalami tangannya dan menjawab."Waalaikumsalam".
***
"Bunda kenapa? Sakit ya? Kok mukanya kaya gitu?". Hari ini Ayuna merasa mual, perut wanita itu rasanya seperti di kocok-kocok.
Selain mual, kepalanya juga terasa begitu pening.
"Bunda gapapa kok sayang, cuma butuh rebahan aja". Sena mengangguk dengan wajah polosnya, lalu melanjutkan buku bacaannya.
Hari ini Sena memang sedang libur sekolah, karna sekolahnya lagi ada rapat dadakan antara guru dan juga kepala sekolah.
Ayuna tau, anak semata wayangnya itu khawatir. Tapi sebisa mungkin, wanita itu tidak menunjukan rasa sakit yang ia rasakan saat ini.
Ting nong
Ting nong
"Bun--ada tamu". Seru Sena heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAULT - YOONHUN ✅️
RandomCOMPLETE! Cerita Pendek - YoonHun ( Cover : @vestalisyyn )