- 2 -

513 113 38
                                    

Semenjak kejadian itu, Ayuna maupun Seno memutuskan untuk melupakan dan tidak saling kenal serta menjalankan hidup mereka sebagaimana mestinya masing-masing.

Meskipun sebenarnya Ayuna merasa beberapa hari terakhir ini dirinya merasakan hal aneh pada tubuhnya.

Setelah satu bulan kejadian itu berlalu.

Hueekkk.. hueeekkkk..

Sedari pagi Ayuna merasakan mual dan memuntahkan cairan bening beberapa kali.

Ini aneh.

Seperti ada yg bergejolak di dalam perutnya saat ini.

Rasanya benar-benar sakit sekali.

"Ini gue kenapa sih?" Tanyanya bergumam kecil.

Tokk

Tokk

Tokk

"Na~~ ada Hera dan Krystal tuh" Teriak Ajeng, bibi dari Ayuna.

Ayuna bergegas keluar meski kepalanya terasa pening.

Ceklek.

"Yaudah bi, kalo gitu aku berangkat ya?" Ucapnya setelah keluar dari kamar dan pamitan pada sang bibi.

Ajeng mengernyit."Muka kamu pucet banget, sayang. Kamu sakit?" Bibinya terlihat sangat khawatir sekali saat melihat wajah Ayuna terlihat sangat pucat.

Ayuna menggeleng lemah sambil tersenyum."Gapapa kok bi, aku cuma kurang tidur aja semalam" Sang bibi menyentuh wajah Ayuna dengan tatapan sendu nya.

"Kamu gak usah kerja part time lagi, jadi kecape'an gini. Masalah biaya sekolah biar Paman dan Bibi aja yang cari uang" Ayuna adalah keponakan satu-satunya yg ia miliki.

Ajeng juga memiliki seorang putra yang sedang merantau di negri orang, kaka sepupu Ayuna. Aidan.

"Aku gak mau ngerepotin bibi sama paman terlalu jauh. Aku gapapa kok bi". Ayuna memang anaknya baik hati.

Dia juga penurut dan mandiri.

Sifat dan wajahnya mengingatkan Ajeng pada kaka kandungnya yg sudah lama meninggal setelah melahirkan Ayuna 14 tahun yg lalu.

Itu yg membuat Ajeng sangat menyayangi dan mencintai Ayuna.

"Kamu jangan sungkan untuk bilang sesuatu, Na. Apapun yg kamu butuhkan, bibi dan paman akan selalu ada buat kamu".

"Dan juga abang Aidan". Sela Ayuna sambil tertawa kecil.

Ajeng pun tertular dengan tawa Ayuna.

"Yaudah, kamu hati-hati. Sarapan udah bibi siapin dibawah, bilang sama Hera jangan ngebut-ngebut nyetirnya". Ayuna mengangguk semangat lalu meraih tangan Ajeng untuk ia cium.

"Aku berangkat ya bi. Assalamualaikum". Ajeng tersenyum lembut.

"Waalaikumsalam". Sautnya lembut.

Ajeng menatap punggung ringkih gadis itu dengan perasaan campur aduk.

'Andai Ayahmu tau kamu masih ada, dia pasti akan merebut kamu dari bibi dan paman, Ayuna'.






Skip






Seno menatap dalam kertas yg sudah banyak kalimat lirik tertulis disana dengan tatapan kosongnya.

Beberapa hari terakhir fokusnya hilang entah kemana?

Hal itu menghambat kreatifitasnya dalam menciptakan lagu.

Chandra yg sedang duduk berdampingan sambil memegang gitar kesayangannya pun menoleh.

FAULT - YOONHUN ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang