Somi tidak menebak kalau waktu sulit yang Yoonbin alami yang Jihoon maksud adalah hari itu hari peringatan kepergian ayahnya. Saat Yoonbin membawanya ke pemakaman dan berhenti di sebuah pusaran, Somi merasa lidahnya terlalu kelu untuk berucap. Ia hanya menatap Yoonbin dalam diam, mau memberi usapan di bahunya tapi Somi bahkan belum benar-benar sadar sama apa yang terjadi di hadapannya.
"Lo gak kena marah nyokap, pulang-pulang muka lo bonyok gitu?" Tanya Somi sewaktu motor Yoonbin berhenti di depan rumahnya.
"Kena."
"Terus?"
"Gue dengerin."
Somi mendengus, "Kalo butuh apa-apa kasih tau gue ya." Katanya.
Yang mana itu membuat Yoonbin tertawa samar, "Gue gak suka dikasianin."
"Siapa yang ngasianin lo? Gue kan cuma nawarin pertolongan ke sesama temen." Bela Somi.
Ih kok agak sakit ya denger yang terakhir...
::🏫::
Haechan selalu heran dengan sifat manusia yang selalu menolak kebenaran. Bahasa gaulnya apa tuh? Denial kan? Apapun itu, Haechan selalu mengherankannya. Setidaknya setelah ia mengalami situasi yang agak membagongkan.
Somi terlihat jadi makin dekat dengan Yoonbin. Haechan iriㅡgimana bisa manusia tembok kayak Yoonbin sefrekuensi sama Somi yang super pecicilan??? Harusnya yang sefrekuensi tuh Haechan yang sama-sama pecicilannya kayak Somi.
"Ya gustiiiiiii...." kata Haechan sambil nidurin kepala di meja.
Jaemin yang gak sengaja lewat langsung melotot, kemudian cowok itu meletakkan punggung tangannya ke dahi Haechan.
"Buset, kerasukan setan jenis apa lo koo nyebut?!"
Haechan berdecak malas sembari menepis tangan Jaemin, "Ah, diem deh lu. Urusin cewek lu sono, jangan urusin gue!"
"Idih si dugong ngamuk."
Haechan menoleh ke arah lain tanpa mengindahkan omongan Jaemin. Ia meraih ponsel dari laci, kemudian mencari kontak Somi hanya sekadar menatap room-chat mereka. Gak ada yang spesial sih di sana, mereka cuma chattingan seperlunya.
Masa sih iya gue suka sama Somi? Tapi kayaknha nggak, gue kan sukanya sama Ryujin. Kurang lebih gitu tanya Haechan dalam hati. Sebelum akhirnya cowok itu mematikan ponsel dan menaruhnya ke meja dengan cukup kasar.
"Bayar spp mahal-mahal, tapi jamkos terus! Mending uangnya gue beliin nasgor. ET BUSET! Tu hp beli pake duit ya bukan daun!" Celetuk Eunbin, "Ibeon oettoke ustad-nim?" Tambah cewek itu.
Yang berhasil menambah kepusingan Haechan. Aduh gak tau deh kenapa ini Haechan sekelas sama manusia-manusia unik semua.
"Lo ngomong apa, Bin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] It's Okay ; Haechan - Somi
Fiksi Penggemar[13+] [ON HOLD] Ada secuil bahagia, saat netra merekam canda juga tawa milik cowok tan di depan sana. Dipisah oleh beberapa meja, juga pembatas tak kasat mata. Lalu kemudian, tawaran pulang bersama ternyata menjadi awal bagaimana pembatas perlahan t...