"HAAAAANNNNNN! INI BAWAH BANGKU LO UDAH JADI TEMPAT SAMPAH APA GIMANA?!"
Somi memberi tatapan mematikan untuk teman sekelasnya, Han Jisung. Di bawah bangkunya terdapat gumpalan kertas, botol minuman kosong, juga bungkus snack. Ia tidak paham bagaimana cowok tupai itu bisa tidak risih melihat sampah-sampah.
Karena hari ini adalah jadwal piketnya, mau tidak mau Somi menyapu semua itu. Mood-nya makin buruk sekarang.
Tadi Somi gagal berbohong dan berakhir dijemur di tengah lapangan. Tadinya ia pikir itu tidak buruk karena ada cowok lainnya yang juga dihukum, jadi Somi bisa mengobrol dengan cowok itu. Iya, tadinya. Tetapi sialnya, ternyata cowok itu tidak suka bersuara dan berakhir seperti Somi mengobrol dengan tiang bendera di hadapan mereka.
Bgst.
"Lo hari ini mara-mere terus kenapa deh?" Tanya teman kelas Somi lainnya, Lee Nakyung.
"Gue tadi ketemu anak yang kayaknya lupa fungsi mulut, kesel sendiri gue." Gerutu Somi, lantas keluar dengan serok sampah di tangannya.
"Senyum dong~" kata Somi, waktu mendapati Na Jaemin di depan kelasnya. "Lo tuh bukan cowok cool kayak di drama-drama ataupun webtoon, jadi gausah sok keren." Gumamnya sewaktu cowok itu melontarkan protesan.
"Ngapain lo ke kelas gue? Oh! Gue tau... Lo mau ngajak gue pulang bareng kan?"
"Dih, males bener gue pulang bareng lo."
Somi mendengus. "Sekarang gue tau untuk apa diciptain jari tengah."
"Bercanda... Pulang bareng Haechan sana! Haechan lagi di kelas. Gue udah ada janji pulang bareng Nakyung. Lo kalau mau nebeng gue besok-besok aja." Kata Jaemin.
Yang mana itu berhasil mengembalikan wajah ceria Somi. Perempuan itu lantas memasuki kelas dan teriak memberitahu kalau ia telah menyelesaikan piketnya, sebelum akhirnya berlari menuju koridor anak Ips.
Menebeng Haechan terdengar baik untuk keberlangsungan uang jajannya.
Well, itulah kalimat untuk menutupi maksud tertentu. Ada alasan lain yang berhasil mengembalikan keceriaannya dibalik kata menebeng.
Somi menyukai Haechan, sejak menduduki bangku menengah awal. Iya, selama itu ia bertahan dalam menyukai seseorang dan Somi tidak heran. Ia belum bisa mendapatkan cowok tan itu, makanya rasa sukanya masih menetap.
Somi berterimakasih untuk hal itu, ia jadi bisa lebih lama menikmati efek dari ia yang menaruh perasaannya pada Haechan. Ia tidak mau efeknya cepat berakhir.
Haechan bukanlah cowok badboy atau misterius seperti novel-novel remaja yang Somi baca. Cowok itu jauh dari dua sifat yang ia sebutkan, Haechan menjalankan masa SMA-nya seperti kebanyakan siswa.
Mungkin yang membuatnya bisa dikenali seantero sekolah adalah karena ia tergabung dalam anggota inti osis, juga ia merupakan salah satu vokalis band. Atau mungkin juga karena ia yang mudah akrab dengan siapapun.
Kenapa Somi bisa terjatuh pada pesona Haechan sendiri, Somi tidak tahu pasti. Rasa sukanya muncul begitu saja dan sialnya menetap sampai sekarang.
"CHAAAANNNNNNN!"
"Buset, berisik amat lo di kelas orang????" Sahut Eunbin, ia menghampiri Somi dan merangkulnya. "Pulang kuy?"
"Gue mo nebeng Haechan."
"LAH KOK GITU?" Teriak Haechan di ujung kelas, ia memakai tasnya dan menghampiri dua perempuan di ambang pintu itu.
"Tau dari mane lo gue belom balik?"

KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] It's Okay ; Haechan - Somi
Fanfiction[13+] [ON HOLD] Ada secuil bahagia, saat netra merekam canda juga tawa milik cowok tan di depan sana. Dipisah oleh beberapa meja, juga pembatas tak kasat mata. Lalu kemudian, tawaran pulang bersama ternyata menjadi awal bagaimana pembatas perlahan t...