🏫 Bagian 4

537 138 25
                                    

Haechan dan anggota lainnya menyatukan tangan, pamit sebelum turun dari panggung dan digantikan oleh tamu yang lain. Jujur saja ia masih memikirkan apa yang tadi dilihat. Cewek itu mirip dengan Somi, begitu pikirnya.

"Chan!"

Yang dipanggil langsung mengerjap kala bahunya ditepuk oleh anggota lain, namanya Jaehyun.

"Kenapa Bang?"

"Ada pr gak? Mau ikut makan?"

"Ooooooh..." Haechan menggaruk tengkuknya. "Ngga ikutan deh, senin ada ulangan. Sori yah."

"Yaudah gak papa, belajar yang bener! Mau langsung pulang?"

"Iya."

"Hati-hati."

Haechan hanya memberi lambaian tangan sebagai balasan, seraya menjauh dari yang lain. Kemudian kedua kakinya berhenti melangkah begitu mendapati cewek yang tengah menunggu di halte sekolah.

"Bahunya mirip Somi, anjir." Ia tanpa sadar memiringkan kepalanya. "Apa cuma perasaan gue aja? Masa sih semua cewek mirip Somi?" Gumamnya sambil mengeluarkan ponsel.

"Bang Jeka kemana sih?????? Yaallah gue udah capek nunggunyaaaaa. Mana uang gue abissss, mana gopay gue juga abissssss." Keluh Somi menatap layar ponsel yang terdapat tolakan panggilan.

Ia baru saja ingin lanjut mengeluh, tetapi tidak jadi karena netranya lebih dulu menangkap panggilan masuk. Terdapat nama Haechan di sana dan sangking terkejutnya, Somi rasa jantungnya akan keluar lewat mulut.

"Angkat jangan? Dah ah biarin aja, pura-puranya gue tidur."

Panggilan terputus, kemudian nama Haechan kembali terlihat.

"Yaallah kenapa ditelfon terus????? Salah gue apaaaa?????" Gerutu Somi, ia mendengus kasar sebelum akhirnya menerima panggilan itu.

"Lo di mana?"

"Gue? Gue... gue... gue lagi di kamar. Kenapa lo nelfon? Ganggu orang rebahan aja."

"Serius di kamar?"

"Iyeeee."

Somi melongo, saat ada handphone yang sengaja disodorkan di depan wajahnya. Ia mendelik kecil, waktu melihat namanya tertera di sana. Lalu saat si pemilik handphone berdiri di hadapannya, ia rasa yang berdiri di hadapannya bukanlah manusia melainkan malaizat izrail. Refleks, Somi menutupi mulutnya dengan tangan.

"Kalo Somi lagi di kamar, terus lo siapa?" Tanya Haechan, kemudian memutuskan panggulannya.

"KOK LO DI SINI?!" Pekik Somi yang sudah berdiri dengan air wajah terkejut plus takut.

"Gue kan ngisi acara? Lo sendiri ngapain?"

"Nyoba bazar."

"Tapi tadi lo nonton gue kan? Bentar-bentar sori." Haechan menarik resleting jaket Somi sampai atas. "Udah malem gini lo gak kedinginan apa perut lo kemana-mana?"

Somi diam sebentar, ia memang memakai crop top. Kemudian ia memberi gelengan pelan.

"Kenapa belom pulang?"

"Abang gue gak bisa ditelfon."

"Sebenernya gue mau nganterin lo, tapi rumah gue sama lo beda arah dan gue lagi capek." Haechan membuka aplikasi gojeknya. "Mau dipesenin gojek apa gocar?"

[ii] It's Okay ; Haechan - SomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang