🏫 Bagian 5

543 129 4
                                    

"Hoon, lo pengurus inti eskul basket kan?"

"Yoi."

"Gue mau jadi panitia buat acara sekolah nanti."

"Dihhh lo aja eskul biasa suka bolos????"

"Pokoknya gue mau jadi panitia."

"Surat yang apasih itu, yang untuk dibagiin ke walimurid untuk jadi donatur tinggal dicetak terus Nana sama Ara bagiin ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Surat yang apasih itu, yang untuk dibagiin ke walimurid untuk jadi donatur tinggal dicetak terus Nana sama Ara bagiin ya?"


Si ketua osis, Lee Jeno, mengangguk sambil menyusun amplop-amplop di meja. "Pake gih seragam lo."

"Nanti kalo ke luar Ruang Osis. Terus nanti mau diskusiin pembagian ruangan sama eskul yang lain kapan?"

"Pulang sekolah, 20 menit lagi kayaknya. Chan, band lo bisa gak?"

Air wajah Haechan langsung berubah, yang tadinya terlihat santai menjadi terbebani. "Aduh... gak tau lah, belom ketemu manager lagi. Lo hubungin mereka aja. Tapi ada baiknya lo ngasih libur ke gue." Keluhnya.

"Padet banget?"

"Masih nanya lo? Akhir-akhir ini gue susah tidur nyenyak, mana ada acara sekolah juga!"

Jeno mengatupkan mulut rapat-rapat, kemudian ia tersenyum untuk sahabatnya itu. "Hng... tapi seminggu yang lalu Ara udah nelfon. Terus manager lo nge'iya'in. Emang lo belom dikasih tau?"

"Allahulakbar..." Haechan menarik napas dalam-dalam. "Oke, oke gapapa. Gue dapet duit juga kok, iya gapapa." katanya berusaha memberi semangat untuk diri sendiri. Kemudian ia beranjak dan mulai memakai seragamnya.

"Dah ah, gue mau keluar sebentar."

"KEMANA?"

"KALO ADA APA APA TELFON AJA." Teriak Haechan seraya menjauh dari ruang osis.

"Iya, Pak. Nanti saya usahain dapet kelas yang cocok." Kata Somi, meyakinkan guru eskulnya itu.

Beliau kembali menyampaikan beberapa kata, yang sayangnya tidak begitu Somi indahkan. Manik cokelatnya lebih dulu menangkap keberadaan Haechan, cowok itu terlihat memasuki lift.

"Paham, Jeon Somi?!"

Yang ditanyai tersentak kaget, lantas diberikannya anggukkan ragu. "I-iya, Pak. Saya permisi dulu." Balasnya, kemudian bergegas ke arah Haechan pergi.

Well, Somi tadinya ingin langsung ke kelas dan mengabaikan cowok tan itu. Tetapi setelah menemukan air wajah tidak baik-baik saja milik Haechan, ia memutuskan untuk mengikutinya. Bukannya kepo sih, cuma mau mencegah hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

[ii] It's Okay ; Haechan - SomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang