Perjodohan?

565 43 2
                                    


••••

10 hari kemudian.

"Arin ayo cepet" Teriak Arifah
"Iya bun ini udah cepet-cepet kok"

Hari ini keluarga Arin akan menjemput kakek dan neneknya di bandara.
Dia juga tidak sabar menanyakan alasan dari mereka.

Arin menuruni tangga dengan secepat kilat dan masuk mobil kedua orang tuannya. Arin duduk dibelakang sambil mengenakan sepatunya.

Skip bandara

Mereka sudah sampai di bandara sejak 30 menit yang lalu. Mereka duduk di kursi besi yang disediakan disana.

Didalam sana sangat ramai. Banyak orang yang berlalu lalang serta membawa koper-koper besar, entah itu berisi apa.

Arin mengedarkan seluruh pandangannya, dan pada saat pandangannya mengarah ke pintu masuk dia melihat kakek dan neneknya.

"Kakek, nenek"

Panggil Arin serta melambaikan tangannya ke atas. Arin berlari dan memeluk mereka bergantian. Arin sangat merindukan kakek neneknya.
Sudah lama mereka tidak bertemu

"Assalamu'alaikum dulu dong"
Ucap sang nenek seraya mengelus sayang kepala Arin.

"Hehe lupa" Arin menyengir memamerkan deretan giginya.

Orang tua Arin geleng-geleng kepala melihat tingkah putri mereka. Padahal umur udah hampir 18 tahun tapi tetap saja kadang tingkahnya seperti anak-anak.

Kedua orang tua Arin berjalan mendekati mereka bertiga.

"Assalamu'alaikum mah, pa" Arifah menyalami kedua mertunya itu dengan sopan.

"Waalaikumsalam" Balas kakek, nenek Arin.
"Kalian udah lama?" Tanya kakek Hasan. Dengan tangan yang sebelah kirinya memegang koper.

"Udah sekitar 30 menitan" Balas Farhan seraya menyalami kedua orang tuannya

"Eh ya Rafa mana? Nggak ikut?" Tanya nenek Rita serta celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

"Rafa tadi katanya ada tugas kuliah. Nanti dia nyusul kerumah langsung" Jawab Arifah yang sudah memegang koper punya Rita.

"Oh, ya udah kita pulang sekarang" Ajak kakek Hasan.

Selama perjalanan pulang, mereka di mobil sibuk bercerita mulai dari saat sedang umrah, sekolah, menggibahi abangnya, disaat masa kecil mereka, pesantren Arin, pokoknya banyak banget lah. Dan sesekali mereka tertawa entah itu lucu atau tidak. Receh memang.

Kenapa keluarga aku receh banget ya thor?~ Arin
Ya kagak tau lah gue, keluarganya siapa nanya ke siapa~ Author
Lah kan kamu yang buat alurnya, gimana sih.~Arin
Eh iya ya lupa gue hehe~ Author

••••

Rumah kediaman keluarga Basyroh

Setelah satu jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai dirumah utama atau rumah kakek nenek Arin.

Mulai dari tante, paman, sepupu. Pokok intinya keluarga besar Basyroh berkumpul di rumah utama.

Mereka semua duduk di lantai yang sudah dilapisi karpet. Banyak sekali makanan disana.

Kakek dan nenek Arin memiliki 3 anak. Anak pertama mereka adalah Reza dengan istrinya Rianti yang mempunyai 2 anak laki-laki dan perempuan. Anak pertama mereka berumur 25 tahun dan anak kedua berumur 20 tahun.

Anak kedua mereka adalah Farhan dan Arifah. Orang tua dari Rafa dan Arin sendiri.

Sedangkan anak ketiga adalah Reno dan Sania mereka memiliki 2 anak laki-laki dan perempuan. Mereka berumur 18 tahun dan 15 tahun.

Memang semua cucu keluarga Basyroh, anak pertama laki-laki dan anak kedua perempuan. Mereka juga tidak tahu mengapa sampai kompak seperti ini. Mungkin sudah kehendak Yang Maha Kuasa.

Lanjut...

Mereka sekarang sedang berkumpul diruang tengab. Kakek Hasan dan nenek Rita sedang membagikan oleh-oleh yang mereka beli dari Umrah kemarin.

Mereka meminum air zam-zam yang sudah dituangkan kedalam gelas kecil bermotif bunga yang berwarna emas.

Hanya sekali tegukan air tersebut sudah lenyap. Tetapi jangan remehkan manfaatnya.

"Khem" Diam sejenak "ada yang ingin kakek sama nenek sampaikan kepada kalian semua" Suasana mendadak serius.

"Arin" Panggil kakek
"Iya kek"
"Kamu pasti penasaran, kenapa kakek sama nenek menyuruh kamu berhenti dari pesantren secara tiba-tiba."
"Iya kek, kenapa?" Tanya Arin penasaran

Kakek Hasan menghembuskan nafas pelan.
"Sebelum itu kakek sama nenek minta maaf sama kamu dan kami berharap kamu mau menerimanya dengan ikhlas" Ujar Nenek Rita

Jantung Arin semakin berdetak tak karuan dibuatnya. Entah kenapa perasaanya menjadi tidak enak. Dia tidak tau perasaan apa yang dialaminya sekarang. Arin penasaran tetapi dia juga belum siap kalau dia menerima kenyataan pahit.

••••

Di sisi lain...

Dering HP terdengar diseluruh ruangan.

"Halo ma, kenapa?" Tanya Leon to the poin.
"Kamu dimana? Pulang dulu nak ada opa sama oma nyariin kamu" Ucap orang diseberang sana yang bernama Gea.

"Hmm"
"Mama tunggu dirumah" Ucap Gea mematikan telepon sepihak

Leon menghembuskan nafas lelah. Dia tahu jika opa omanya datang tiba-tiba pasti ada keinginan yang harus Leon turuti. Selalu saja seperti itu.

Jeno menepuk pundak Leon seakan mengerti apa yang dipikirkan oleh Leon "lo pulang dulu aja, siapa tau penting."
Leon mengangguk, memakai jaket kebanggaannya dan berjalan keluar.

Leon memang jarang pulang kerumah. Dia lebih memilih tinggal di markas atau apartemennya. Dia hanya pulang sesekali kalau disuruh mamanya.

Sekitar 30 menit perjalanan akhirnya dia sampai di mansion mewah milik keluarganya. Leon melepas helm dan turun dari motor besarnya. Menatap rumahnya sejenak sebelum memasuki rumah tersebut.

"Ada apa?" Tanya Leon langsung ke intinya karena dia bukan termasuk orang yang bertele-tele.

"Duduk dulu nak" Ucap Dilah sambil tersenyum kearah Leon.

"Kenapa?" Tanya Leon yang sudah duduk disofa

"Jadi gini, opa sama oma mau jodohin kamu" Ucap Ramdhan to the poin.

••••

TBC.

HAPPY READING.

AZARINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang