2

287 50 1
                                    

...

Setelah perjalanan cukup panjang, mereka akhirnya sampai. Jungkook terkagum-kagum dengan kediaman milik Daehwan. Rumah yang cukup besar, dengan satu garasi yang tidak hanya memuat satu kendaraan. Taman di halaman depan yang dihiasi lampu-lampu. Juga di belakang rumah terdapat kebun dan juga kolam renang.

Rumah seperti ini biasanya hanya ada dalam khayalan dirinya di masa kecil. Dimana dia bisa bermain bola sepuasnya di halaman rumah.

Penghuninya juga tidak hanya berdua. Terdapat tukang kebun yang bekerja satu minggu dua kali, kemudian orang yang bertugas membereskan rumah dan orang yang bertanggung jawab untuk memasak. Jungkook benar-benar seperti menjadi orang kaya. Yah walau yang kaya adalah orangtuanya. Tentunya ia sadar diri tidak memanfaatkan apa yang dipunyai oleh orangtuanya.

Jungkook diantar ke kamarnya. Kamar yang sudah disiapkan Daehwan, yang berada disamping kamar Taehyung, kakaknya.

Kamarnya tidak terlalu banyak barang. Hanya ada lemari, meja belajar, tempat tidur, meja lampu dan juga kamar mandi. Kata Daehwan sengaja tidak di cat macam-macam, biar Jungkook bebas mau punya kamar seperti apa.

Hyera dan Daehwan juga beristirahat sejenak di kamarnya sekalian untuk siap-siap makan malam.

Seperti yang sudah direncakanan di perjalanan Daehwan memesan makanan melalui aplikasi sehingga Hyera atau asisten rumah tangga tidak perlu memasak.

Mereka memesan Jajangmyeon, ayam goreng dan pizza. Jungkook sudah bersimpuh di lantai berkarpet itu. Matanya begitu berbinar melihat ayam goreng krispi dan juga berbumbu. Ia sudah tidak sabar, tapi harus menunggu kakaknya dulu.

"Bi, panggilkan Taehyung"

Daehwan meminta tolong pada asisten rumah tangganya untuk memanggilkan Taehyung yang sedari mereka sampai belum menunjukan batang hidungnya.

Setelah menunggu beberapa menit, Taehyung akhirnya turun dari lantai dua kamarnya. Padahal kamarnya bersebelahan dengan Jungkook tapi Jungkook masih segan kalau tiba-tiba menghampirinya. Jadilah Jungkook hanya menunggu diruang keluarga bersama ayah dan ibunya.

"Se-selamat datang, M-mama" Taehyung menyapa Hyera begitu ia bersama mereka. Hyera tentu saja terkejut karena Taehyung sudah memanggilnya dengan sebutan Mama. Tidak seperti Jungkook yang tidak mau sama memanggil Papa barunya dengan sebutan Ayah.

Hyera tersenyum ia menghampiri Taehyung yang hanya berdiri di dekat kursi tanpa mendekat pada mereka.

Jungkook memerhatikan kakaknya itu. Sikap kaku dan juga gaya berpakaiannya membuat Ia bisa menebak kalau kakaknya seorang nerd. Karena orang mana yang memakai celana bahan, kemeja di kancing sempurna dan rompi sweater di dalam rumah. Kakaknya kelewat rapi.

"Yuk sini nak, kita makan sama-sama lihat ada makanan kesukaanmu" Hyera seperti memapah Taehyung karena Taehyung hanya diam saja ditempat. Jujur saja ia merasa canggung.

Taehyung duduk di karpet bersama dengan Jungkook. Ia menoleh pada Jungkook dan tersenyum tipis.

"Halo adik" Sapanya.

"Pfff—" Jungkook menahan diri agar tidak tertawa. Taehyung memandangnya dengan tatapan bingung. Ia jadi khawatir kalau dia salah ucap.

"Hahahaha Papa, apa Kak Taehyung ini selalu bersikap formal? Masa aku dipanggil adik, baku sekali bahasanya haha" Jungkook tertawa. Ia tak menyangka kakaknya sekaku itu. Kalau Jungkook adalah saudara tiri yang jahat, ia akan gampang sekali menindas Taehyung dan mendapatkan kasih sayang penuh dari sang Papa.

"Ya begitulah, anak Papa ini" Daehwan menyumpit Mie kacang hitam dihadapannya.

Taehyung yang ditertawakan, hanya bisa menunduk. Ia malu. Padahal ia sudah sangat mempersiapkan diri untuk menyapa keluarga barunya. Ia bahkan mematut dirinya serapi mungkin. Tapi ia malah ditertawakan.

Taehyung jadi gelisah, ia memilin-milin rompi rajutnya. Sungguh ia tak tahu harus bicara apalagi, sudah kelewat malu.

"Jungkook! Lihat Kakakmu jadi tidak nyaman seperti ini?! Baru bertemu sudah ditertawai. Kemana sopan santunmu. Mama tidak pernah mengajarkan kamu seperti itu" Jungkook kena omel Hyera. Hyera gemas dengan kelakuan Jungkook yang tidak dapat melihat kalau kakaknya itu masih canggung.

"Ya maaf, habisnya Kak Tae lucu sekali."

Jungkook mengubah posisi duduknya, menghadap Taehyung.

"Kak Tae maaf ya, aku memang seperti ini orangnya. Kak Tae jangan merasa tidak nyaman" Jungkook sadar diri. Kenapa juga ia harus menertawai Taehyung.

Taehyung hanya mengangguk.

"Maafkan Jungkook, dia memang jahil." Ujar Hyera lalu menyerahkan mangkuk Mie yang sudah tercampur merata dengan bumbu.

Taehyung menerima mangkuk itu dan menggumamkan terimakasih. Kepalanya di elus lembut oleh Hyera karena Taehyung begitu sopan. Beda lagi kalau Jungkook. Anaknya itu kadang senang bertingkah.

"Papa, apakah mendiang Mama Kak Tae cantik?" Dengan santai Jungkook mengajukan pertanyaan itu. Daehwan sedikit terkejut.

"Memangnya kenapa? Ya tentu saja" Jawab Daehwan.

Jungkook mengangguk-ngangguk seperti memahami sesuatu.

"Pantas sajaaa"

Daehwan, Hyera dan Taehyung menunggu Jungkook melanjutkan kalimatnya.

"Pantas saja, Kak Tae tampan sekali aku jadi iri" Kata Jungkook dengan ekspresi cemberut yang dibuat-buat.

Taehyung melongo. Begitupun Daehwan. Hyera menggeleng-gelengkan kepalanya. Tahu betul anaknya sedang bertingkah.

"Hei, kalau Taehyung tampan, berarti menurun dari Papa dong" Daehwan tidak mau kalah.

"Tapi Kak Taehyung tidak mirip Papa. Pasti menurun dari mendiang mamanya dong Pa"

"Oh jadi kamu pikir mama tidak cantik? Karena kamu buluk begini gara-gara mama? Kamu menyesal punya mama begini huh?" Hyera berkacak pinggang dalam duduknya.

"Ya itu mama tahu" Jungkook mengendikan bahunya dengan mata yang mendelik dibuat-buat pada mamanya.

Hyera memutar bola matanya malas.

"Maafkan Jungkook ya Tae, dia memang suka aneh-aneh. Maklum lah" Kata Hyera berujar lagi pada Taehyung. Jungkook cuek-cuek saja memakan mienya walau sedang di ledek mamanya.

Taehyung terkekeh. Ia menggelengkan kepalanya tanda kalau tidak keberatan dengan sikap Jungkook. Justru ia merasa hangat.

Daehwan tersenyum, Taehyung-nya bisa tertawa kecil seperti tadi.

...

Tbc

MAMORUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang