4

220 40 0
                                    

...

Jungkook sudah berada di sekolah, kedatangannya mendapat banyak sorotan. Datang dengan diantar mobil cukup mewah. Perlengkapan sekolahnya yang bermerek. Gaya dan gestur Jungkook yang begitu memikat, membuat ia langsung popular di sekolah. Tidak heran, karena Jungkook adalah seorang bintang di sekolahnya terdahulu.

Jungkook sudah bertemu dengan teman barunya. Ia duduk berdekatan dengan orang bernama Mingyu dan Bambam. Mereka juga termasuk orang yang popular. Mingyu adalah seorang atlit yang sering mengharumkan nama sekolah dan Bambam merupakan seorang ketua organisasi. Mereka mengobrol sedikit di sela-sela pergantian pelajaran dan merasakan kecocokan. Hingga mereka melanjutkan saling mengenal satu sama lain ketika beristirahat dan makan siang di kantin.

"Wah, kau dari Busan? Nenekku juga di Busan. Tiap tahun aku biasa mengunjunginya" Ujar Mingyu sambil memakan sosis gorengnya.

"Wah dunia sempit sekali. Kau bisa logat Busan tidak?" Kini Jungkook yang bertanya.

"Tentu bisa, tapi aku terbiasa tidak menggunakan logat Busan. Aku lahir dan besar di sini. Paling-paling orangtuaku saja menggunakan logat Busan, itupun kalau marah-marah. Ahahaha"

Jungkook tertawa ia menyuapkan nasinya. Dilanjut percakapannya dengan Bambam yang ternyata dia adalah keturunan Thailand. Jungkook memperagakan Bahasa Thailand yang ia ketahui dari Film, Bambam yang mendengarnya tertawa, ia mengoreksi pengucapan Jungkook yang asal-asalan.

Perkenalan mereka begitu berjalan dengan lancar, hingga merencanakan untuk bermain basket sepulang sekolah. Mereka tidak bermain serius hanya lebih banyak mengobrol sampai petang.

Setelah selesai bermain basket di lapangan Jungkook harus kembali lagi ke kelasnya karena ia lupa tas sekolahnya masih disana. Berbeda dengan Mingyu dan Bambam sudah memboyong tasnya ke lapangan agar langsung pulang saja jika selesai.

"Kalian duluan saja, aku harus mengambil tasku di kelas"

Mingyu dan Bambam mengangguk, mereka pulang lebih dulu.

Jungkook segera menuju ke kelasnya. Kelas Jungkook berada di lantai dua hingga ia harus melewati dahulu lantai satu dimana lantai satu terdapat ruang-ruang kelas kelas tiga. Ia menghentikan kakinya ketika melihat segerombolan kelas tiga baru saja keluar dari sebuah kelas.

Jungkook melihat gerombolan itu seperti murid yang cukup superior. Ia melihat satu orang yang berperan sebagai alpha atau pemimpin mereka.

"Buka saja kuncinya, biarkan dia keluar sendiri. Beraninya dia tidak mengerjakan tugasku" Ujar sang Alpha yang kemudian perkataanya dituruti oleh seseorang yang masuk kedalam kelas dan berteriak menyuruh seseorang untuk keluar.

Jungkook menyembunyikan dirinya di balik tembok, ia tak mau keberadaan dirinya diketahui oleh segerombolan preman sekolah itu. Ia tak ingin mencari gara-gara di hari pertama sekolahnya.

Gerombolan itupun beranjak dari sana. Setelah situasai dirasa cukup aman Jungkook perlahan berjalan ke arah kelas tadi. Ia penasaran apa yang dilakukan preman-preman itu. Jungkook bergerak seperti kukang, ia melambatkan langkah kakinya agar tidak terdengar. Siapa tahu dikelas itu masih ada orang.

Setelah sampai di depan kelas itu, Jungkook mengintip dari pintu yang sudah terbuka. Ia menyembunyikan badannya dibalik pintu.

Kelas itu kosong, namun ia melihat loker tempat untuk menyimpan alat-alat kebersihan dalam keadaan terbuka.

Tak lama Jungkook melihat seseorang keluar dari dalam loker itu. Jungkook hampir saja berteriak karena orang itu merangkak seperti hantu yang keluar dari tv.

Rambutnya begitu acak-acakan. Pakaiannya juga sangat kusut. Kemeja putihnya kotor dan juga terdapat bercak darah pada lengannya. Jungkook berusaha menahan nafasnya, ia tak ingin ketahuan kalau dia mengintip.

"Kak Taehyung?" Jungkook berujar lirih. Ia membelalakan matanya. Itu benar-benar Taehyung Kakaknya. Walau Jungkook melihatnya dari samping, ia begitu mengenal hidung bangir itu.

Ia menajamkan penglihatannya dengan mengerutkan kening.

"Benar-benar Kak Taehyung.. apa yang terjadi?" Jungkook berusaha menahan diri untuk tidak segera menghampiri kakaknya.

Kakaknya terlihat kacau.

Taehyung menangis, punggungnya bergetar. Tangannya mengusak-ngusak rambutnya sendiri hingga menjadi makin acak-acakan.

Jungkook masih disana, memperhatikan.

Setelah beberapa menit menangis, Taehyung perlahan berjalan menuju mejanya yang berada di pojok kelas. Ia mengambil tasnya. Mengeluarkan sebuah kemeja putih yang masih terlihat rapi. Ia kemudian melepas pakaiannya.

Jungkook melihat tubuh Taehyung yang kurus, terlihat ringkih dan beberapa memar menghiasi tubuhnya. Dari perut, dada dan juga bagian lengan atas. Jungkook hampir saja mengumpat. Ia berusaha kembali menenangkan dirinya.

Taehyung memakai kemeja barunya, mematut dirinya serapi mungkin dan Taehyung memasukan pakaian kotornya tadi kedalam tasnya kemudian hendak beranjak dari sana. Jungkook langsung mengibrit mengetahui kakaknya akan pergi dari sana. Ia kembali bersembunyi di kelas lain. Kemudian mengikuti Taehyung yang masuk ke dalam toilet.

Jungkook kembali mengintip. Ia melihat kakaknya sedang mencuci mukanya di wastafel.

Taehyung memandang dirinya di cermin ia tersenyum. Tersenyum getir. Ia seperti sedang menertawakan dirinya sendiri.

Senyuman itu ia rubah menjadi senyuman yang lain.

"Aku pulang Mama"

"Papa bagaimana dikantor?"

"Hai Jungkook, bagaimana hari pertamamu?"

Jantung Jungkook berdenyut iba. Ia mendapati Kakaknya sedang bermain peran. Kakaknya sedang berlatih untuk terlihat baik-baik saja saat kembali ke rumah.

Taehyung menepuk-nepuk bahunya bahunya sendiri.

"Tidak apa-apa Taehyung, sebentar lagi akan berakhir. Kau harus bertahan. Jangan membuat Papa, Mama dan Adik khawatir" Ia berkata pada dirinya sendiri.

...

Tbc

MAMORUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang