...
Donghyuk mengaduh lagi, benjol di kepalanya berdenyut. Matanya sudah bengkak karena memar. Giginya lepas mungkin saja tiga dan juga perut, dada dan kakinya pun tak luput dari rasa sakit. Bajingan di sampingnya sepertinya tenang-tenang saja ketika mereka digiring ke kantor polisi.
Donghyuk babak belur, pada saat itu dia tidak siap menerima penyerangan. Ia juga tak faham kenapa bocah kelinci itu tiba-tiba saja melayangkan pukulan-pukulannya pada saat ia sedang bermain game di kafe internet. Beberapa anak buahnya juga terkena serangan hingga mereka juga terpaksa digiring ke kantor polisi setelah pemilik kafe menelfon aparat berwajib.
Jungkook menggerakan rahangnya berkali-kali. Ia mendapat pukulan di wajah hingga membuat rahangnya begitu sakit, masih untung giginya tak ada yang terlepas. Sebelah matanya juga bengkak karena kena pukul anak buah Donghyuk pada saat ia terlalu fokus menghajar Donghyuk.
Sebenarnya Jungkook belum cukup puas menghajar kakak kelasnya tersebut, namun apa boleh buat aktivitas memukulnya itu terhenti ketika terdapat aparat yang mengamankan meraka.
"Jadi siapa yang memulai pukulan?" Tanya polisi yang sudah bersiap untuk mengetik keterangan.
"Dia yang memukuli kami duluan pak! Si bajingan itu!" Donghyuk menunjuk Jungkook. Yang ditunjuk hanya menggerak-gerakan mulutnya mengejek Donghyuk tanpa suara.
"Bajingan kau meledeku?!" Donghyuk berdiri dan hendak menjawil kerah pakaian Jungkook namun segera dihentikan oleh suara keras pak polisi di depan mereka.
"Benar begitu? Siapa namamu?" Pak polisi bertanya pada Jungkook.
Jungkook memutar bola matanya malas.
"Kan aku sudah bilang pada pak polisi sebelumnya, kenapa tidak ingat. Bukankah tadi pak polisi tadi menelfon orangtuaku"
Pak polisi mencoba untuk bersabar. Memang menghadapi bocah-bocah berhormon labil itu menguras tenaga. Pak polisi ingin cepat-cepat selesai dan juga cepat pulang tentunya. Ini bukan hari dia piket.
"Saya tanya baik-baik siapa namamu? Dan benar kau yang memukulinya duluan?"
"Namaku, Jeon- eh Kim Jungkook. Saya yang memukuli kunyuk itu"
"KUNYUK KAU BILANG?! BEDEBAH!" Donghyuk berteriak lagi, dan kemudian dibungkam lagi oleh teriakan pak polisi.
"Memang kau itu kunyuk, anjing liar kau! Kau yang bedebah, tahi anjing kau!" Jungkook mengumpati lagi Donghyuk tidak mau kalah. Menurutnya, Donghyuk pantas dimaki.
Wali dari Donghyuk sudah tiba, dan Donghyuk merengek pada ayahnya yang baru saja datang. Jungkook mengatai Donghyuk cengeng ketika ia melihatnya merengek.
"Sudah seperti tahi, mengadu pula pada orangtua. Masih lebih baik kakakku, ia tidak pernah mengadu sekalipun pada papaku! Dasar bocah cengeng, lagakmu saja seperti serigala, nyatanya begini."
Orangtua Donghyuk melotot ketika mengetahui anaknya dimaki bocah kelinci itu.
"Siapa kau? Kenapa kau menghina anakku?"
"Tanyakan saja pada dia," Jawab Jungkook ketus. Hingga ia menerima pukulan pada kepalanya. Orangtua Donghyuk sudah melotot padanya. Jungkook meringis.
"JUNGKOOK!" Suara Daehwan menggelegar. Membuat semua berpaling menengok pada Daehwan yang sedang berjalan ke arah mereka dengan coat yang berkibar. Auranya begitu menakutkan. Jungkook baru pertama kali melihat Papanya seperti ini, kemana perginya Daehwan yang gampang terharu dan tertawa.
Urat di keningnya begitu tercetak jelas, membuat Jungkook merasa menciut.
"Papa?"
"Tu-tuan Kim?" Orangtua dari Donghyuk membelalakan matanya. Ia menemukan rekan donatur di sekolah anaknya yang begitu disegani.
"Duduk yang benar!" Perintah Daehwan pada Jungkook. Kemudian ia duduk di kursi yang disediakan di hadapan pak polisi tadi.
"Apa yang terjadi pak hingga anakku ditahan disini?" Daehwan bertanya lebih dulu pada Pak polisi.
"Putera bapak dan juga anak-anak yang lain membuat keributan di kafe internet. Menurut keterangan yang baru saya dapat putera bapak yang memulai keributan itu dengan memukul teman-temannya"
"MEREKA BUKAN TEMANKU!" Jungkook menegaskan. Daehwan menyentuh bahu Jungkook untuk menenangkan puteranya.
"Lalu apa motifnya?"
"Saya belum mendapatkan kejelasannya karena mereka ribut lagi"
Daehwan menghela nafasnya. Ia perlahan menoleh ke arah Jungkook meminta penjelasan dengan tatapanya.
Jungkook menegakan badannya ia bersiap untuk menjelaskan.
"Dia adalah kakak kelasku di sekolah. Satu kelas dengan Kak Taehyung. Aku memukulinya karena dia yang mengikat Kak Taehyung di tiang bendera sampai Kak Taehyung pingsan. Aku juga pernah melihat Kak Taehyung memar-memar setelah orang ini menguncinya di loker tempat alat-alat kebersihan di sekolahku" Jelas Jungkook. Daehwan sungguh terkejut.
"Benar begitu?" Pak Polisi kini bertanya pada Donghyuk.
"Bohong pak! Aku tidak pernah seperti itu"
Jungkook mendecih.
"Banyak sekali saksinya, mau kupanggilkan pak? Ada temanku yang melihat dia mengikat kakakku di tiang bendera." Saksi yang Jungkook maksudkan adalah Seungkwan yang tadi bercerita. Ia juga bisa meminta keterangan dari Mingyu dan Bambam.
"Atau bapak bisa bertanya pada pengikut-pengikutnya yang bodoh itu" Tunjuk Jungkook pada teman-teman Donghyuk.
Akhirnya mereka membuka suara dan mengatakan kebenarannya. Mereka mengaku juga telah ikut merundung Taehyung.
Orangtua dari Donghyuk menganga ia terkejut anaknya menjadi perundung di sekolah, hingga merundung anak dari Kim Daehwan salah satu donatur tetap dan disegani di Yayasan tempat anaknya bersekolah. Dan sungguh Donghyuk pun tidak tahu menahu soal latar belakang Taehyung.
Kim Daehwan berbicara mengenai kerugian apa saja yang disebabkan oleh keributan anaknya, ia akan bertanggung jawab dan menyerahkan kartu namanya pada polisi untuk di berikan pada pemilik kafe. Daehwan pun mengatakan akan mengusut kasus ini ia akan menghubungi pengacaranya.
...
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMORU
FanficJungkook punya keluarga baru, ia tentunya senang karena ibunya tak perlu berjuang sendirian untuk mencari nafkah. Papa barunya memiliki anak laki-laki yang terpaut dua tahun lebih tua dari Jungkook. Jungkook mendapatkan seorang Kakak, ia berubah st...