[ Chapter 1 ]

151 6 3
                                    

Cast :

Ohm Thitiwat Ritprasert

Fluke Natouch Siripongthon

Lagu Pendukung :

Jang Jae In – Auditory Hallucinations

Hyolyn – Become each others tears

Bolbbalgan4 – Dream

Kim Ju Na – Divine Intervention


"Kita akhiri saja hubungan ini" ucap seorang pemuda tinggi berwajah tampan sedang menatap langit biru. Pemuda itu membalikan tubuhnya, memberikan sebuah sapu tangan yang tersimpan disaku kepada pemuda yang sedang menangis karena dirinya. Dilihat, tangan itu terjulur kedepan hendak mengambil pemberian sapu tangan yang sengaja diberikan untuk membantu menghapus setiap tetesan air mata yang mengalir kearea pipi. Air mata tak mampu tertahan lagi, sebuah pelukanpun diberikan untuk menenangkan tubuh yang gemetar berusaha menahan air mata agar tidak menetes namun gagal.

"Kenapa? Kenapa P'Ohm? Apa kau masih belum bisa melupakan pemuda itu?" tanyanya melepas pelukan dari pemuda bernama Ohm Thitiwat. Ohm hanya memandangi pemuda cantik itu. Hubungan yang terjalin cukup singkat dengannya dalam jangka waktu sekedar 2 minggu. Sebelumnya Ohm sudah memperingatkan pemuda cantik itu bahwa akan sulit menjalin hubungan dengannya. "Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya Prem, maaf. Ini akan sulit bagiku menjalani hubungan ketika masih ada pemuda lain dalam hatiku".

"Kau menerimaku tapi kenapa dalam 2 minggu bersamaku perasaanmu tidak berubah? Apa kau sama sekali tidak memberikan kesempatan untukku masuk?"

Mendengar perkataan Warut Chawalitrujiwong atau yang lebih dikenal dengan panggilan Prem membuat Ohm menggeleng. Prem sama sekali tidak menyangka bahwa perasaannya selama ini sama sekali tidak bisa terbalas. Bagi Ohm hanya ada satu nama dalam hatinya dan itu bukan nama Prem. Tidak mendapatkan respon kembali, Prem berlari meninggalkan Ohm dengan sedikit memberikan tamparan. Rasanya sama sekali tidak sakit, namun hati Ohm mulai terasa mati melihat air mata seseorang mengalir atas perbuatannya. Ohm yang akan melangkah meninggalkan posisi, terhenti ketika mendengar suara seseorang yang seperti sedang membicarakannya.

"Kau sudah benar melakukan itu padanya" seorang pemuda mungil melompat keluar dari jendela kelas sembari tersenyum. Pemuda asing itu memberikan senyuman lebar pada Ohm yang terdiam ketus "tapi seharusnya kau tidak menerimanya jika masih ragu" sebenarnya Ohm tidak mengerti dengan apa yang dibahas. Dirinya mengabaikan akan pemuda yang seenaknya menguping pembicaraan. Dengan sengaja ia tidak merespon setiap kata-kata yang dikeluarkan dan mencibir "dasar tukang nguping".

Pemuda mungil yang tidak dihiraukan itu tentu tidak terima, ia mengejar Ohm dan merentangkan kedua tangan dihadapan Ohm. Tatapan tajam tidak menakutkan diberikan "kau tidak membalas perkataanku tapi malah bersikap ketus padaku, dingin sekali sikapmu pada orang asing sepertiku"

"aku tidak akan bersikap seperti ini kecuali pada orang yang tidak mengenal sopan santun"

"APA?! Aku tidak memiliki sopan santun? Apa kau gila? Aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu didalam kelas, aku sebelumnya sedang piket dan—"

"Dan kau penasaran dengan pembicaraan yang tidak sengaja kau dengar ketika piket? Berusahalah untuk tidak perduli atau tidak mencampuri urusan orang lain. Jalani hidupmu sendiri apa kau tidak bisa melakukannya?"

Pemuda mungil itu terdiam karena bingung harus membela dirinya dengan cara apa lagi. Memang rasanya tidak sopan mendengar atau menguping pembicaraan orang lain. Tubuh kecil itu tertunduk lesu seperti telah mengakui kesalahannya "maafkan aku" ucapnya dengan melangkah pergi. Ohm melihat pemuda asing itu pergi sempoyongan membuat bibir miliknya tersenyum sinis. Mencoba untuk tidak memperdulikannya Ohm hanya memasang earphone dikedua telinga dan pergi kearah berlawanan dari jalan yang sebelumnya pemuda mungil itu lewati.

SAY YES : SIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang