" Oppa, akhir- akhir ini sibuk jadi ia tidak sempat menjemput ku seperti biasa" ucap Jungkook ke lisa.
" Sibuk dengan Yerin, mereka sering pergi ke perpustakaan , ke kantin dan kau masih membelanya" ucap Lisa.
" Oppa kan sekarang kelas tiga jadi wajar mereka belajar bersama."
" Terserah mu saja,,, jangan menangis kepadaku kalau kau patah hati"
Jungkook sedang tidak baik- baik saja sekarang. Hatinya sedang gundah. Ia yang biasa diperlakukan seperti perhiasan berharga tapi sekarang seolah- olah seperti dibuang. Bahkan ia jarang pulang bersama, jika pulang bersama pun Yerin selalu ada.
" Aku ingin berdua dengan mu saja bisa?" tanya Jungkook malu. Tidak pernah ia seperti ini sebelumnya.
" Kenapa?" tanya Taehyung.
" Akhir- akhir ini kau sibuk dengan Yerin tidak ada waktu untuk kita berdua. Aku ini kekasih mu atau bukan sih?" tanya Jungkook menggebu- gebu.
Taehyung tertawa keras.
" Kau cemburu?" Tanya Taehyung.
" Apa tidak boleh cemburu?"
" Jung sini?" mendudukan Jungkook dipahanya.
" Ada sesuatu yang ingin ku katakan"
" Apa?" tanya Jungkook deg- deg an.
" Aku ingin kita putus dulu,, bukan karena Yerin karena Yerin sendiri adalah..."
Jungkook berdiri dari pangkuan Taehyung. Bisa- bisanya Taehyung meminta putus dengan melakukan tindakan romantis terlebih dulu. Ternyata memang benar, tidak mungkin seorang Taehyung tulus dengannya.
" Aku mengerti." meninggalkan Taehyung.
***
Lima tahun kemudian
Jungkook memicingkan matanya mendengar ceramah kedua orang tuanya. Padahal umurnya masih muda namun kedua orang tuanya tak henti-hentinya memintanya untuk menikah.
" Aku juga tidak tau apa yang salah dengan diri ku, setiap aku dekat dengan pria mereka semua menghilang tanpa kabar."
" Kau sendiri yang tidak berdandan. Makanya kau diet"
" Berdebat dengan mu memang tidak ada habisnya. Aku pergi dulu"
Jungkook sendiri heran dengan dirinya. Ia bukan tipe yang kaku dengan orang baru, ia juga tidak jelek. Tapi setiap ia melakukan kencan buta, pria yang awalnya sangat bersemangat besoknya menghilang tanpa kabar.
" Kenapa dengan ku." gerutunya.
" Ibu guru cantik, kenapa kelihatan kesal"
" Hai, Hanna. Ibu tidak sedang kesal. Kenapa belum masuk kelas?" tanya Jungkook.
" Aku menunggu bu guru cantik"
Jungkook tersenyum mendengar jawaban murid kesayangannya ini. Mengenai karirnya ia cukup sukses menjadi guru TK karena ini memang cita- citanya dari dulu. Tapi mengenai percintaan ia tidak sukses, semenjak putus dengan Taehyung ia tidak pernah lagi berpacaran.
Ia selalu gagal ketika memulai perkenalan dengan pria. Berpacaran dengan Taehyung adalah sebuah kutukan baginya.
.
.
.Jungkook tersenyum melihat Hanna yang sangat girang melihat mobil kedua orang tuanya dari jauh.
" Appa,,," teriak Hanna dari kejauhan.
" Anak appa"
Langkah Jungkook terhenti ketika mendengar suara itu. Ia hapal sekali dengan suara itu.
DEG DEG
Jungkook langsung membalikan badannya setelah melihat ke arah sumber suara.
Kenapa?
Kenapa ia harus mengajar anak Taehyung. Dan wanita disampingnya itu sangat elegan sekali.
" Sudah menikah rupanya, sementara aku disini sangat menyedihkan"
" Bu guru cantik" panggil Hanna.
Jungkook menulikan pendengarannya. Ia sangat tidak ingin bertemu dengan Hanna sekarang.
" Bu guru kenapa ya?" Ucap Hanna.
Taehyung hanya tersenyum melihat punggung wanita itu mulai menjauh.
" Hanna,, mulai sekarang Appa yang akan mengantar dan menjemput mu. " ucap Taehyung.
***
Hanna tiba- tiba menangis karena appanya belum datang menjemputnya.
" Bagaimana ya,, kau bisa menunggu appa mu di ruangan ibu kepala" ucap Jungkook.
" Tidak mau. Aku mau ditemani ibu guru cantik"
" Tapi..."
" Huaaa...." Hanna menangis sekencang- kencangnya.
" Jung,, seharus nya kau temani saja Hanna. Kau tau kan dia anak pemilik sekolah ini. "
" Baiklah"
Jungkook memainkan ponselnya ketika Hanna bernyanyi - nyanyi kecil. Jungkook tidak habis pikir anak mantannya yang ia ajar selama ini.
" Nah,, itu appa ku datang" teriak Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
One, Two Or Three Shoot
RomanceBerisi cerita tentang beberapa cerita ( Taekook)