Hari 1 :
" Wah, kau telat Taehyung. Jungkook sudah berangkat kerja dari tadi. Apa kalian tidak janjian dulu" ucap Yoongi.
" Tidak, karena aku hanya kebetulan lewat sini"
Hari ke 2 :
" Kau telat lagi,, dia baru saja berangkat. Mungkin masih di halte. Kau tidak membuat janji dulu dengan Jungkook?" Ucap Yoongi.
" Aku hanya kebetulan lewat, jadi tidak salah kan?"
Hari ke 3 :
" Jangan salah paham. Aku hanya kebetulan lewat" ucap Taehyung.
" Tapi kenapa beberapa hari ini kau selalu kebetulan lewat sini? Kau tidak sengaja menjemputnya kan? " selidik Yoongi.
" Tidak. Memang dia siapa yang harus aku luangkan waktu untuk menjemputnya"
" Terserah kau. Tadi dia berangkat dengan Jaehyun, si tampan teman kuliahnya"
" Apa!!! Kenapa kau biarkan!"
" Kenapa aku harus melarangnya. Minggir kau sana! Dasar gengsian" meninggalkan Taehyung.
Sesampai dikantor ia melihat Jungkook sedang tersenyum sambil memandang layar ponselnya.
Tentu saja ia kesal.
" Ini masih pagi, kenapa kau memainkan ponsel" tegurnya.
" Ah,, maaf sajangnim" ucap Jungkook meletakan ponselnya di atas meja.
Taehyung membanting pintunya, membuat Jungkook sangat kaget. Padahal ini hanya kesalahan kecil yang tidak seharusnya Taehyung membanting pintu.
Jungkook jadi takut dengan Taehyung. Akhir- akhir ini mood nya sangat buruk.
" Ini laporan yang kau minta" ucap Jungkook.
" Letakan disana"
Jungkook meletakannya dengan hati- hati tanpa suara agar Taehyung tidak terganggu.
" Kau makan siang dengan siapa?"
" Teman" jawab Jungkook pelan.
" Pria atau wanita?"
" Eh..."
" Jawah saja aku"
" Pria,.."
Taehyung kembali diam lalu memberi kode ke Jungkook agar keluar. Tidak tau saja setelah Jungkook keluar ia membuang laporan yang di tulis Jungkook tadi.
" Wow...wow...kenapa ruangan mu berserakan?" Ucap Jimin mengambil beberapa dokumen yang berserakan.
" Suasana hati ku sedang buruk, jangan temui aku dulu"
" Mengenai Jungkook?"
Taehyung langsung menatap tajam Jimin.
" Yoongi yang mengatakannya. Lagipula kenapa kau gengsi sekali sih. Jika dengan pria lain baru menyesal. "
" Aku tidak akan kalah"
" Tidak ada yang kalah atau menang jika kita berusaha mengambil hati wanita. Kau hanya sakit hati karna di putuskan Jungkook. Padahal kan itu salah mu juga"
" Diam kau!"
" Terserah kau saja. Jangan salahkan Jungkook akan jadian dengan Jaehyung. Karena akhir - akhir ini mereka sering pulang bersama"
Taehyung mengepalkan tangannya.
***
Jungkook bingung ketika Jaehyun menyatakan cinta kepadanya. Ia bingung menjawab apa." Jung, apa yang kau ragukan?" Jaehyung memegang tangan Jungkook.
" Aku hanya belum siap menjalin hubungan Jaehyun." Jawab Jungkook sopan.
" Kenapa? Apa aku tidak pantas untuk mu?"
" Bukan...bukan begitu...hanya saja...."
" hanya saja dia sudah memilki tunangan" jawab suara husky.
Jungkook menoleh kearah suara yang sangat ia kenal. Taehyung dengan aura hitamnya.
" Kenapa kau memaksanya jika dia tidak mau" memeluk Jungkook dari samping.
" Siapa kau? Jungkook tidak mengatakan punya tunangan" ucap Jaehyun.
" Sayang,,, hanya kau marah pada ku lalu kau tidak menganggap ku tunangan mu" akting Taehyung membuat Jungkook geram.
" Kau gila" bisik Jungkook.
" Jung,, jelaskan pada ku. Ada apa ini"
" Tidak perlu dijelaskan. Kau silahkan pergi, jangan menganggu dia lagi" ucap Taehyung pongah.
BUGH
Tiba- tiba Jaehyun memukul tepat di wajah Taehyung. Tidak mau kalah, Taehyung bangkit dan langsung menghajar Jaehyun dengan membabi buta.
" Taehyung berhenti,, Jaehyun bisa mati" menarik tubuh Taehyung.
" Kau,,, ikut dengan ku" menarik tangan Jungkook secara paksa.
***
Taehyung menghempaskan tubuh Jungkook kekasur dan dengan seksinya ia merenggangkan dasinya lalu menindih Jungkook." Katakan siapa dia?" Tanya Taehyung.
" Kau kenapa dan apa urusan nya dengan mu"
" Katakan atau besok dia hanya tinggal nama" desak Taehyung.
" Dia senior ku,, puas!! Minggir dari tubuh ku. "
BUGHHH
" Kim Taehyung apa yang akan kau lakukan??? Kalian harus dinikahkan" teriak nyonya Kim.
" Tidak nyonya. Kau salah paham" mendorong tubuh Taehyung
" Salah paham bagaimana. Pokoknya aku akan mengurus semuanya,, dan kau Kim Taehyung jangan lakukan sebelum kalian menikah"
" Ya eomma...tapi bagaimana ya? Jungkook menggoda sekali sih"
" Dasar anak nakal. Tunggu disini, aku akan bilang appa mu untuk memesan gedung dan lainnya"
Sepeninggalan nyonya Kim , Jungkook memukul tubuh Taehyung sekuat tenaga. Tentu saja ini tidak akan berarti apa- apa baginya.
" Kau harus cegah eomma mu brengsek!!!"
" Kenapa harus di cegah. Dan pada nyatanya, aku masih mencintai mu"
" Apa?"
" Yah, aku terlalu gengsi mengatakannya. Kau telah membuat ku jatuh sejatuhnya, bahkan dari dulu. Karena gengsi ku, aku harus kehilangan wanita sebaik diri mu"
" Kau sedang berakting kan?"
" Tidak Jung, aku benar mencintai mu. Aku sengaja membuat mu cemburu karena kau memutuskan ku tanpa sebab, padahal itu semua gara- gara ku" jelas Taehyung.
Jungkook hanya diam. Taehyung tersenyum melihat wajah polos itu. Lama- lama Taehyung mendekatkan wajahnya Jungkook.
" Jung..." panggil Taehyung dengan suara pelannya.
" Hmm..."
Taehyung mencium bibir Jungkook yang semakin lama semakin menuntut. Taehyung merebahkan tubuh Jungkook ke ranjang dan perlahan membuka kameja Jungkook.
BUGHH
" Sudah ku katakan ,, jangan lakukan sebelum kalian menikah" teriak eommanya.
End