***"oh mau dua lawan puluhan??
siapa takut?"
tanpa Resta sadar, Ibu angkatnya udah lebih dulu menancapkan pisau lengan Rantares
tiba tiba, Jea muncul dari belakang dua psikopat itu. mendorong nya sampai nyungsrek di gas gas elpiji
Jea ngelepas pisau yang udah tertancap di lengan Rantares dengan hati hati, Rantares yang udah gak sadarin diri cuma bisa ngeringis setelah itu ekspresinya datar lagi
"Kim Rina, dan Kim Leon."
"beraninya make alat begal, sini gua ajak jalan jalan ke neraka" kata Resta
Rina, Ibu angkatnya Resta juga Rantares. Ia mengambil kabel listrik yang bervolume tinggi, ntah dari mana asalnya
sedangkan Leon, Bapak angkatnya mengambil kapak
keduanya memencar di kegelapan. tiba tiba air muncul di permukaan lantai
hampir seluruh permukaan lantai ruangan itu terkena air, baru sengatan listrik sampai di tubuh mereka
Resta berjalan lemah mendekati Rantares, karena sengatan listrik itu, hampir sekujur tubuhnya seperti ada yang meledak
Resta mengambil air suling yang ada di kantong jaketnya, dibuka aqua itu, lalu di guyurkan ke Rantares juga ke Jea. terakhir diguyurkan ke dirinya
sengatan listrik itu mereda, Resta juga Jea menatap Rina yang berada di ambang pintu
baru saja Resta ingin berlari ke arah Rina, di depannya muncul Leon yang siap mencambuk dirinya
"mati kamu!"
Resta memejamkan matanya berharap didepannya ada jenglot yang katanya mau ngebantu
cukup lama mejemin matanya
dia buka, dan benar aja, di depan udah ada seorang Kakek berpakaian serba hitam, singkatnya jenglot
jenglot itu menatap tajam ke Leon, membuat Leon memundur. jenglotnya semakin maju, sampai pada akhirnya, Leon juga Rina melempar barang yang ada disekitarnya
gas gas yang ada di dekatnya juga mereka lempar
Resta dan Jea memanfaatkan situasi, mereka buru buru menggotong Rantares keluar dari ruangan ini
di tengah ke panikan, Rantares mengucapkan sekalimat dan tangannya menunjuk ke pojok ruangan
"disana ada figur Ibu asli lu Resta, lu harus ambil itu biar bisa tau figurnya..
--dan juga berkas alamat disembunyiinnya mayat Ibu lu. kalian harus ambil itu"
dan setelah itu Rantares terpejam lagi
"lu bawa keluar, gua yang ambil berkasnya" kata Resta yang langsung ke tempat Rantares tunjuk tadi
"RESTA"
gak ngegubris panggilan dari temannya, Ia segera ngambil berkas berkas itu sebelum gas elpiji meledak semua
setemunya yang Resta cari, ia ambil itu dan langsung nyusul Jea yang udah keluar dari ruangan
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRESI ✔
Teen Fictionoverthinking, stress, insecure. ngejamur banget sama kata pepatah 'hidup itu bakal selamanya bahagia' palingan pepatah bagaikan dikejer benteng pdip dikasih bendera putih baru minggat. gak semua hal yang keliatan dari luar itu hepi enjoy aja hidupny...