Halo semuanya, sehat sehat ya kalian semua,
Bantu aku cari typo ya.
Aku mau Double Update nii, kalian bantu post cerita ini ya ke temen temen kalian yang suka juga baca wattpad.
Selamat hari raya idul fitri buat yang merayakan ataupun tidak, maafin aku yang selama ini udah banyak salah kata atau pun tulisan yang tidak sengaja menyinggung perasaan kalian.
26. CURIGA
"MENGAPA SEMUA MENANGIS."
"BIASA LAH!"
"PADAHAL KU SELALU TERSENYUM,"
"BIASA LAH!"
Siang ini Nathan dan teman temannya sedang makan siang di kantin bersama Natta. Tyo dan Revan sudah menyanyi lagu yang lagi hits sekarang ini.
Memang mereka berdua saja yang sangat heboh. Nathan, Lana, dan Bram sudah pusing mendengar nyanyian mereka berdua. Sedangkan Natta sudah tertawa kencang saat mendengar suara abstrak Tyo dan Revan.
"Babang Epan ada neng Laura tuh." Tunjuk Tyo yang melihat Laura bersama teman temannya datang.
"Ekhem hai Ra." Sapa Revan yang sudah mengambil ancang ancang.
"Hai kak." Balas Laura dingin.
"Jangan kaya kutub gitu dong neng, babang Lepan jadi makin suka." Goda Revan.
"Mau gue gorok leher lo Van?" Tanya Bram sambil memelototi Revan.
"Kakak ipar jangan gitu!" Ucap Revan semangat.
'Makin penasaran gue!' Batin Revan.
"Kita duduk di sini ya?" Tanya Ara tiba tiba.
"Bangsat! Gak gak gak gue gak setuju!" Ucap Tyo cepat.
"Apaan si lo! Gak suka? Ya tinggal minggir." Kata Ara dan sudah siap untuk duduk di samping Lana dan Sasa langsung ikut duduj di samping Ara.
"Apaan si lo caper amat!" Hardik Tyo.
"Gak suka lo? Gue bilangin papi gue." Sinis Ara sambil mengeluarkan Smrik.
"Woy lo berdua bisa gak sih gak berantem sehari aja? Lo kan mau tunangan." Ucap Lana yang di angguki Natta.
"Kalian ngapain si di sini! Kalo cuman mau bully Natta mending pergi!" Usir Nathan marah.
"Nath apaan si lo, mereka juga biasa aja kok." Natta memukul lengan Nathan pelan.
Ara dan Sasa saling bertukar pandangan kesal, Ara ingin bergabung dengan mereka tujuannya adalah ia ingin mendapat informasi ada apa dengan kedekatan Natta dan Nathan. Biasalah ya admin lambe.
"Kalian deket banget ya sekarang?" Tanya Ara basa basi.
"Iya kayanya kalian deket banget ya? So sweet. Gumus deh." Mulai Sasa berdrama.
Sedangkan Laura sudah malas mengikuti drama drama ini, sudah banyak drama sih hidupnya! Ehh bercanda.
"N..ngga kok." Bantah Natta.
"Masa sih? Kok kayanya kalian berdua makin akrab ya? Kalo ga ada kejelasan dari Nathan kenapa lo masih deket deket Nathan sih? Kan kasian orang orang yang mau deket sama dia juga. Belum tentu juga Nathan suka sam.." Ara menjeda bicaranya setelah mendengar gebrakan meja dari Nathan.
"Yo ajak pergi Cewe lo!" Ujar Nathan marah.
Sasa dan Ara pun meneguk salivanya dengan susah, karna sebenarnya mereka takut untuk mendekat kearah mereka. Jika bukan karna Laura, mereka tak akan berani menghampiri Nathan dan yang lainnya. Karna sebelumnya tak ada yang pernah berani dekat sedekat Natta, makanya banyak yang iri dengan Natta.
Ngomong ngomong tentang Laura, dimana dia? Ahh jangan di tanyakan lagi kemana pergi Laura. Sudah pasti gadis itu pergi duluan setelah meminta uang kepada Bram. Tujuan Laura kemari juga hanya sekedar meminta uang pada Bram saja.
"Bukan cewe gue Nath, cewe gue cuman Dela." Sindir Tyo yang melirik tajam Ara.
"Najis jiji gue." Gumam Ara.
"Pergi lo sirik aja!" Gertak Tyo.
"Bacot!" Ara menarik tangan Sasa untuk pergi dari tempat Nathan.
Natta melihat itu pun hanya menahan tawanya, karna pada pasalnya Natta sudah tau jika Ara dan Sasa mendekatinya hanya karna ingin mencari info.
***
Pada saat pulang sekolah, Bram hendak mengambil alat alat basketnya untuk latihan tambahan karna tinggal menghitung hari lagi Bram dan Nathan akan mengikuti lomba basket antar sekolah.
Namun saat melewati gudang, Bram melihat dua orang yang saling berbisik. Awalnya Bram tak perduli akan tetapi saat Bram mendengar ada kata Wariors dalam percakapannya, Bram mulai penasaran .
Saat beberapa menit mendengarkan mereka berbicara, dua orang itu menyudahi percakapannya dan melangkahkan kakinya keluar. Bram panik karna tidak ada tempat sembunyi.
Tetapi untung saja Bram mempunyai otak yang cemerlang, tidak seperti Tyo dan Revan. Bram menyamar menjadi tukang sapu sekolah, beruntung bajunya sudah dekil jadi tak terlalu ketauwan.
"Pak nih permen karet buang ya." Ujar seseorang yang di belakang Bram yang dengan sengaja membuang bekas permen karet bekas.
"Bangsat." Umpat Bram yang mengetahui siapa dua orang tersebut.
Dengan cepat Bram berlari ke arah lapangan basket, untuk saat ini ia harus bisa menyembunyikan hal itu. Jangan samapi Nathan dan yang lain tau, di otaknya sudah ada strategi yang muncul untuk merencanakan semuanya.
"Lama lo dari mana si?" Tanya Nathan kesal.
Biasalah ya Nathan emosian mulu, kaya cewe lagi pms.
"Abis dari toilet, yaudah yu lanjut." Ajak Bram.
Mereka pun melatih dirinya satu sama lain dengan tim timnya, dalam latihan pikiran Bram sangat kacau. Ia tak bisa mengontrol emosinya, tetapi jika ia ledakan sekarang rencananya akan gagal.
Sial. Pikir Bram.
Pritt.
"Oke latihan kalian cukup sampe sini dulu, siap siap minggu depan tanding." Ujar sang pelatih.
"Siap coach!" Jawab mereka berbarengan.
Halo semuanya.
Sehat selalu kalian semua, tetep semangat menjalani harinya ya, aku malam ini bakal Double Update loh.
Komen yang sebanyak banyaknya ya.
See you
All sayang kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DREAMER [End]✔️
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [KOMEN SELAGI BACA] [VOTE SESUDAH BACA] Berawal dari mimpi, lama lama ku jatuh cinta Penasaran? Ikuti terus cerita mereka yaa jangan lupa vote dan komen Cover by : Ninahanifah76